Li Yan
Media lokal Jepang melaporkan Pasukan Bela Diri Darat mengumumkan menggelar latihan militer skala besar yang melibatkan semua pasukan di seluruh negeri mulai 15 September 2021. Latihan militer nasional terakhir Jepang digelar pada tahun 1993 atau 28 tahun yang lalu.
Menurut 373news.com, sebuah situs berita lokal di Jepang selatan, tujuan dari latihan ini adalah untuk memperkuat kemampuan pertahanan, terhadap aktivitas maritim Komunis Tiongkok yang semakin agresif.
Staf darat dan departemen pengawasan menyatakan, latihan militer skala besar ini akan menginvestasikan sekitar 20.000 kendaraan darat dan sekitar 120 pesawat.
Latihan tersebut menekankan pada tahap persiapan tempur, pemuatan makanan, transportasi personel dan peralatan, pembentukan perwira pertahanan diri cadangan, dan pembangunan infrastruktur komunikasi ketika pasukan diberangkatkan.Â
Selain menggunakan kapal, truk pribadi serta sarana transportasi dan kereta api lainnya, Pasukan Bela Diri Laut dan Udara, serta Angkatan Laut dan angkatan darat AS yang ditempatkan di Jepang juga akan memberikan dukungan transportasi.
Kantor Berita Central News Agency melaporkan bahwa sekitar 3.100 orang dan 800 kendaraan Brigade ke-14 dari Prefektur Kagawa dijadwalkan memasuki Lapangan Latihan Kirishima, Lapangan Latihan Fukuyama, Stasiun Kokubu dan Stasiun Ebino di Jepang selatan pada akhir September.
Brigade ke-14 juga akan menggelar pelatihan pengerahan manuver darat dan laut di Kyushu dan Hokkaido serta Divisi Tohoku.
Laporan itu mengatakan bahwa peserta akan melakukan tes PCR dan mengambil tindakan lain untuk mencegah penularan COVID-19.
The Liberty Times melaporkan bahwa komentator urusan Jepang dan jurnalis militer, Chao Kuangren mengatakan musim gugur adalah waktu yang tepat untuk latihan militer.
Dia mengatakan ketika Pasukan Bela Diri Maritim mengadakan latihan bersama dengan Amerika Serikat, Angkatan Laut Inggris dan negara-negara lain, militer Komunis Tiongkok juga sering bergerak. Ini bukan kebetulan.
Sebelum mengumumkan latihan tersebut, pejabat pemerintah Jepang, termasuk Menteri Pertahanan Jepang Kishi Nobuo, memperingatkan bahwa Jepang tidak boleh berdiam diri ketika Komunis Tiongkok mengambil tindakan terhadap Taiwan. (hui)