ETIndonesia-Setelah merasa bimbang dan ragu beberapa malam, pak Zhao akhirnya mengemasi barangnya dan berangkat ke rumah putrinya di kota. Kali ini, pak Zhao bermaksud meminjam sejumlah uang sama anak perempuannya.
Setelah sampai di rumah menantunya, keluarga menantunya menjamu pak Zhao dengan ramah dan hangat. Saat sedang menonton TV seusai makan, menantu pak Zhao tiba-tiba bertanya maksud kedatagan pak Zhao.
Pak Zhao ingin berbicara tapi tertahan, karena anak perempuannya tidak ada di tempat, melihat gelagat itu.
Menantunya pun tersenyum sambil berkata pada pak Zhao, untuk tidak sungkan-sungkan menyampaikan maksud kedatangannya, sementara itu besannya juga meminta pak Zhao untuk menceritakan bila memang menemui kesulitan.
Setelah merenung sejenak, pak Zhao pun mengatakan bahwa dia bermaksud meminjam uang untuk membeli anak kambing untuk ternak.
Mendengar itu, menantu laki-lakinya berkata: “Tidak masalah pinjam uang tapi harus buat surat perjanjian.”
Pak Zhao tertegun mendengar syarat menantunya, ia tak menyangka menantunya berkata seperti itu, membuat surat perjanjian pinjam uang.
Baru kali ini pak Zhao menemui hal yang aneh seperti itu. Melihat besannya diam saja, pak Zhao pun menjadi ragu, tidak tahu apakah harus meminjam atau tidak.
Tak lama kemudian, menantunya membawa sebuah amplop, menyerahkannya kepada pak Zhao sambil berkata bahwa surat perjanjian dan uangnya ada di dalam amplop.
Pak Zhao sebenarnya tidak mau, tapi menantu laki-lakinya langsung menyelipkan ke tangan pak Zhao.
Melihat suasana yang serba canggung itu, pak Zhao pun tidak ingin berlama-lama lagi di rumah menantunya, ia pulang dengan suasana hati tertekan.
Setelah bimbang cukup lama, akhirnya pak Zhao membuka amplop dari menantunya, ia menghitung-hitung ada 3 juta rupiah dan selembar kertas catatan.
Dan pak Zhao tertegun sambil menatap isi surat perjanjian itu.
Ternyata itu bukanlah surat perjanjian pinjaman, tapi sepenggal kalimat dari menantu laki-lakinya.
“Ayah, aku harap ayah tidak marah setelah membaca isi surat ini, maksud saya membuat surat pernyataan itu sebenarnya supaya didengar ibuku.
“Ayah kan tahu dengan karakter ibu, kalau saja aku langsung memberinya pada ayah, nanti ibu akan mengoceh terus dan akan mempersulit Xiao Mei (isterinya, putrinya pak Zhang), karena itulah saya bilang membuat surat perjanjian, dengan begitu ibu tidak akan mengoceh terus.
“Uang 3 juta ini ayah gunakan untuk membeli anak kambing. Sisanya untuk ayah beli pakaian dan makanan bergizi” tulis menantunya.
Setelah membaca surat menantunya, mata pak Zhao pun berkaca-kaca dan menitikan air mata.
Pak Zhao baru tersadar seketika, iika saja saat itu ia langsung menerima uang itu, dan meski pun besannya diam saja tidak berkata apa-apa saat itu, tapi diperkirakan ia pasti akan sengaja mempersulit menantu dan putrinya setelah itu.
Sungguh beruntung pak Zhao memiliki menantu laki-laki yang cerdik dan bisa melihat situasi pada saat itu itu. Perasaan pak Zhao yang tertekan itu pun seketika sirna dan tersenyum bahagia.(jhn/yant)
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.