Jack Phillips
Gubernur New York, Amerika Serikat, Kathy Hochul pada Senin (279/2021) malam waktu setempat mengumumkan sebuah keadaan darurat untuk menangani kemungkinan kekurangan staf yang diakibatkan dari mandat vaksinasi di seluruh Negara Bagian New York untuk pekerja kesehatan.
“Tadi malam, tulis Gubernur dari Partai Demokrat itu di Twitter pada Selasa, Saya berani mengambil tindakan yang berisiko dan menandatangani sebuah perintah eksekutif yang akan mengurangi potensi kekurangan kepegawaian di rumah sakit kami dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya di seluruh Negara Bagian New York.”
“Keinginan saya adalah agar orang-orang yang pernah bekerja di sana tetap terus bekerja di bidang pekerjaannya, bekerja dengan aman,” kata Kathy Hochul pada hari Senin pada sebuah konferensi pers di Bronx.
Ia juga mengatakan, Kepada semua pekerja kesehatan lain yang telah menerima vaksinasi, mereka juga pantas untuk mengetahui bahwa orang-orang yang bekerja dengan mereka tidak akan membuat mereka sakit.
Tidak jelas mengapa Kathy Hochul menyatakan bahwa seseorang yang menerima vaksinasi untuk melawan COVID-19 akan berisiko lebih tinggi menderita sakit daripada seseorang yang tidak menerima vaksinasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang menerima vaksinasi lengkap dapat menularkan virus tersebut, meskipun pejabat kesehatan federal telah menegaskan bahwa vaksin melindungi terhadap penyakit serius dan melindungi agar tidak dirawat inap.
Selama akhir pekan, Kathy Hochul mengatakan bahwa ia akan mengerahkan National Guard untuk berpotensi menggantikan pekerja kesehatan yang diberhentikan atau diskors dari pekerjaannya karena status vaksinasinya.
Kantor Kathy Hochul juga mengangkat kemungkinan mempekerjakan perawat terakreditasi dari negara bagian lain dan negara-negara lain, atau perawat yang sudah pensiun.
Kementerian Kesehatan Negara Bagian New York bulan lalu mengeluarkan sebuah perintah bahwa semua pekerja kesehatan di Negara Bagian New York, akan diminta untuk menerima setidaknya satu suntikan vaksin COVID-19 vaksin per tanggal 27 September. Menurut kantor Kathy Hochul, sekitar 16 persen dari semua pekerja kesehatan di New York tidak menerima vaksinasi terhadap virus Komunis Tiongkok.
Ketika tenggat waktu pada hari Senin malam semakin dekat, para kritikus mencatat bahwa pemecatan atau menangguhkan berpotensi dilakukan terhadap ribuan pekerja kesehatan di tengah sebuah pandemi dapat menjadi bumerang.
Seorang hakim federal di Albany pada awal bulan ini secara sementara memerintahkan pejabat Negara Bagian New York untuk mengizinkan pengecualian agama untuk mandat vaksin untuk pekerja kesehatan.
Beberapa rumah sakit New York memastikan kepada Reuters bahwa proses memberhentikan atau menangguhkan pekerja dimulai pada Senin 27 September, dan beberapa rumah sakit New York mengatakan bahwa operasi pembedahan yang elektif akan ditunda.
Pusat Medis Daerah Erie di Buffalo menangguhkan pembedahan pasien rawat inap yang elektif dan berhenti menerima pasien perawatan intensif dari rumah sakit lain, karena Pusat Medis Daerah Erie bersiap untuk memecat ratusan pekerja yang tidak menerima vaksinasi,kata juru bicara Peter Cutler mengatakan kepada outlet berita.
Peter Cutler mengatakan keputusan tersebut untuk membatasi beberapa operasi akan membuat pasien merasa tidak nyaman dan merugikan keuangan rumah sakit, sambil menambahkan bahwa prosedur tersebut menghasilkan sekitar USD 1 juta per minggu.
“Kami harus membuat sebuah keputusan mengenai di mana kami dapat membuat beberapa perubahan untuk sementara waktu sehingga kami dapat memastikan area layanan lain hanya terpengaruh sesedikit mungkin, secara finansial, ini adalah masalah besar,” kata Peter Cutler.
Dr. Mitchell Katz, kepala NYC Health + Hospitals di New York City, mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa 5.000 dari 43.000 pekerja rumah sakit umum di New York City belum menerima vaksin. (Vv)