oleh Xia Yu
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Selasa 5 Oktober 2021, bahwa akibat terjadi peningkatan ketegangan lintas selat, dirinya telah membahas isu Taiwan dengan Xi Jinping. Setelah pembicaraan, keduanya setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan
Reuters mengutip ucapan Biden melaporkan : “Saya telah membahas masalah Taiwan dengan Xi Jinping. Kita setuju … Setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan”.
“Kita sangat jelas. Saya berpikir bahwa ia (Xi Jinping) seharusnya tidak melakukan apapun kecuali mematuhi perjanjian (Taiwan)”, katanya.
Joe Biden mempublikasikan paket pengeluarannya di Michigan pada Selasa, dan membuat pernyataan tersebut kepada wartawan setelah kembali ke Gedung Putih.
Reuters melaporkan bahwa Biden mungkin merujuk pada “Kebijakan Satu Tiongkok” yang sudah berlangsung lama, yaitu, pengakuan formal terhadap Beijing dan “Undang-Undang Hubungan Taiwan”.
Undang-undang ini memberi wewenang kepada pemerintah AS untuk terus memelihara hubungan komersial, budaya, dan lainnya antara rakyat Amerika dan rakyat Taiwan untuk mempromosikan kebijakan luar negeri Amerika.
Undang-undang tersebut juga menekankan bahwa berbagai program dan hubungan yang dilaksanakan dengan negara asing, pemerintah asing atau entitas serupa juga berlaku bagi masyarakat Taiwan. Saat ini, ketegangan antara kedua sisi selat telah meningkat. Dalam 4 hari terakhir, pesawat militer komunis Tiongkok telah 149 kali memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan secara ilegal dengan tujuan melakukan provokasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam pernyataannya yang disampaikan lewat situs web Kemenlu AS pada Minggu 3 Oktober menyebutkan bahwa, Amerika Serikat sangat prihatin dengan kegiatan profokatif militer komunis Tiongkok di dekat Taiwan.
Tindakan ini dapat memicu risiko kemungkinan salah penilaian, yang akan merusak perdamaian dan stabilitas regional. Demikian tulis Ned Price. Kami mendesak Beijing untuk menghentikan pemberian tekanan dan pemaksaan terhadap Taiwan melalui tindakan di bidang militer, diplomat dan ekonomi.
Ned Price juga menekankan bahwa Amerika Serikat memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Oleh karena itu, kami akan terus membantu Taiwan dalam meningkatkan kemampuan pertahanan diri yang memadai, dan kami juga akan mematuhi komitmen yang tertera dalam ‘Tiga Komunike Bersama’, ‘Hukum Hubungan Taiwan’ dan ‘Enam Jaminan’.
Senator dari Partai Republik, Marco Rubio dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Senin 4 Oktober menyebutkan bahwa, perilaku agresif Partai Komunis Tiongkok dirancang untuk mengintimidasi Taiwan dan mengirim pesan ke bagian lain dari dunia bebas.
Jika perilaku sembrono Beijing itu tidak dikutuk secara internasional, Xi Jinping akan menganggap bahwa ia memperoleh lampu hijau untuk melakukan invasi. Presiden Joe Biden harus bekerja sama dengan sekutu kita untuk memastikan bahwa Republik Rakyat Tiongkok, menghormati status quo dan kedaulatan Taiwan dan negara tetangganya.
Reuters melaporkan bahwa Biden juga menyinggung soal percakapan 90 menit yang dia lakukan dengan Xi Jinping pada 9 September. Itu merupakan pembicaraan pertama antara keduanya dalam tujuh bulan setelah Biden menjabat Presiden AS. Dalam pembicaraan lewat sambungan telepon itu, keduanya membahas isu-isu tentang persaingan ekonomi antara dua ekonomi terbesar dunia untuk memastikan agar tidak berubah menjadi pertikaian senjata.
Pada 9 September, Biden dan Xi Jinping mengadakan panggilan telepon kedua setelah pelantikannya di Gedung Putih. Keduanya telah mengadakan diskusi ekstensif dan strategis yang berkaitan dengan kepentingan yang tumpang tindih dari kedua pihak, serta kepentingan, nilai-nilai dan pandangan Amerika Serikat dan komunis Tiongkok. Dalam masalah perselisihan yang timbul, keduanya sepakat untuk berkomunikasi secara jujur ​​dan terbuka. (sin)