Kapal Nelayan Tiongkok Tenggelam di Lepas Pantai Korea Selatan, 12 Orang Diselamatkan dan 3 Hilang

Luo Tingting

Kantor Berita Yonhap melaporkan Departemen Kepolisian Laut Gunsan Korea Selatan mengumumkan pada (20/10/2021) bahwa kapal nelayan Tiongkok seberat 239 ton tenggelam sekitar 124 kilometer barat daya Qingdao di Kota Gunsan, Provinsi Jeollabuk-do sekitar pukul 0:05.

Setelah menerima panggilan tersebut, Departemen Kepolisian Laut Gunsan Korea Selatan, mengirimkan empat kapal patroli dan dua pesawat ke lokasi kejadian untuk memulai operasi pencarian dan penyelamatan. Tujuh dari awak kapal Tiongkok pertama kali diselamatkan oleh kapal nelayan lain, dan Penjaga Pantai Korea Selatan menyelamatkan satu anggota awak.

Sekitar pukul 09.30 pagi, empat awak kapal Tiongkok lainnya yang hanyut di laut diselamatkan oleh polisi maritim. Ketika 4 orang diselamatkan, 3 orang telah kehilangan kesadaran, dan yang 1 orang baik-baik saja.

Hingga saat ini, total 12 ABK Tiongkok telah berhasil diselamatkan dan 3 lainnya hilang.

Polisi maritim mengatakan bahwa jangkauan pencarian telah diperpanjang hingga 20 kilometer di radius wilayah laut kejadian, tetapi karena wilayah laut kejadian memiliki ketinggian gelombang sekitar 3m, jarak pandang kabur dan pencarian dan penyelamatan sulit.

Seorang pejabat Penjaga Pantai mengatakan, “Ketika cuaca membaik, kami berencana untuk memasuki kapal yang terbalik dan mencoba pencarian bawah air.”

Menurut laporan media Korea Selatan sebelumnya, secara umum ada dua jenis kapal penangkap ikan Tiongkok di perairan dekat Korea Selatan, yaitu kapal penangkap ikan legal dengan lisensi Korea Selatan, dan kapal penangkap ikan ilegal tanpa izin Korea Selatan. Untuk menghindari deteksi oleh penjaga pantai Korea Selatan, Seringkali mereka memilih melaut dalam kondisi angin kencang dan ombak yang berbahaya, dan risiko keselamatan lebih besar.

Selama bertahun-tahun, nelayan Tiongkok secara ilegal memasuki perairan Korea Selatan untuk menangkap ikan, menyebabkan kerapnya terjadi konflik. Korea Selatan telah mengeluarkan protes serius pada banyak kesempatan, tetapi sejauh ini tidak ada perbaikan. (hui)

FOKUS DUNIA

NEWS