ETIndonesia- Sebuah seminar dengan tema China: Forced Organ Harvesting and the Chinese Communist Party digelar di Press Club Brussels Europe, Brussel, Belgia pada Rabu (27/10/2021) waktu setempat. Lokasinya terletak di sebelah markas besar Uni Eropa.
Seminar tersebut mengutuk pengambilan organ secara hidup-hidup oleh Komunis Tiongkok dan fokus pada penganiayaan Komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong.
Sebagaimana disiarkan oleh NTD, peserta termasuk anggota Parlemen Eropa, pengacara hak asasi manusia dan ahli medis serta para jurnalis. Bertindak sebagai moderator Presiden Himpunan Falun Dafa Belgia, Nico Bijnens.
Peter van Dalen, Anggota Subkomite Hak Asasi Manusia Parlemen Eropa, mengatakan bahwa para korban pengambilan organ hidup-hidup termasuk praktisi Falun Gong dan etnis Uighur adalah serangan serius oleh Komunis Tiongkok terhadap hak asasi manusia.
Dia meminta negara-negara anggota Uni Eropa untuk memperhatikan dan mendesak Parlemen Eropa untuk bangkit berdiri dan mengutuknya .
Dia juga mengatakan bahwa dirinya bekerja keras untuk membawa topik pengambilan organ hidup kembali ke agenda Parlemen Eropa.
Hamid Sabi, penasihat hukum Pengadilan Rakyat Independen Inggris dan pengacara hak asasi manusia, memperkenalkan keputusan Pengadilan Rakyat tentang pengambilan organ hidup-hidup Komunis Tiongkok pada pertemuan tersebut. Ia menyerukan tekanan dari Masyarakat Transplantasi Organ untuk secara terbuka mengutuk Komunis Tiongkok.
Harold King, Wakil Direktur Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) mendesak pembentukan mekanisme global untuk memerangi pengambilan organ hidup-hidup Komunis Tiongkok. (hui/asr)