Lebih dari 70% Warga Korea Selatan Divaksinasi Hingga Peningkatan Penambahan Kasus Baru COVID-19

Li Mei dan Chen Haiyue – NTD

Perubahan kasus COVID-19 terjadi di seluruh dunia. Di California, beberapa orangtua dan guru  mengadakan rapat umum untuk menentang mandat vaksin. Tingkat vaksinasi di Korea Selatan lebih dari 70%, dan jumlah diagnosis harian tetap tinggi.

Tingkat vaksinasi di Korea Selatan melebihi 70%. Pada November, beberapa peraturan pencegahan pandemi mulai dilonggarkan dan mengadopsi kebijakan paspor vaksin, atau model “hidup berdampingan dengan virus”.

Namun demikian, jumlah kasus baru dalam sehari tetap tinggi, berkisar sekitar 2.000 kasus, dan kasus parah berulang kali mencapai angka tertinggi baru. Pada tanggal 15 November, Kota Seoul mencapai 78,6% dan Kota Incheon 78,5%.

Pihak berwenang akan mengadakan konferensi pers pada Rabu (17/11/2021) untuk mempertimbangkan pengurangan interval antara dosis kedua vaksin dan booster dari 6 bulan menjadi kurang dari 5 bulan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Senin (15/11/2021) menurunkan peringatan perjalanan untuk negara-negara seperti Jepang, India dan Pakistan ke tingkat risiko terendah. Korea Selatan masih berada di peringkat ketiga negara berisiko tinggi.

Sementara itu, pada Senin (15/11/2021) beberapa orangtua dan guru di California berkumpul di depan Capitol di ibukota Sacramento untuk memprotes vaksinasi wajib sekolah.

Seorang orangtua murid,  Matthew Oliver mengatakan, Sebagai seorang ayah, ia sangat bangga dapat  bahu-membahu dengan orang-orang dan berbicara dengan ribuan orang tua menentang campur tangan pemerintah yang ilegal dan penyalahgunaan kekuasaan.”

Sementara itu, Guru sekolah menengah Michael Wilkes mengatakan,  ia melihat orang-orang dengan latar belakang, perspektif, dan vaksinasi yang berbeda. Ia juga melihat orang-orang dari semua lapisan masyarakat bersatu karena mereka percaya pada kebebasan, dan berkumpul untuk kebebasan.”

Pada kesempatan lain, Pfizer  pada Selasa (16/11/2021) mengumumkan bahwa, mereka akan mengizinkan perusahaan farmasi generik untuk memproduksi pil COVID-19 eksperimental untuk 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah. Negara-negara ini menyumbang 53% dari populasi global.

Pada awal bulan, Pfizer mengumumkan hasil percobaan pil ini.  Jika pasien dapat meminumnya sesegera mungkin, dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 89%.

Pfizer menyatakan telah mencapai kesepakatan otorisasi dengan organisasi kesehatan masyarakat yang didukung PBB, The Medicenes Patent Pool (MPP) dan dapat mengesahkan produksi obat-obatan yang terjangkau setelah disetujui oleh otoritas yang berwenang.

Pfizer akan menjual dan memproduksi obat-obatan dengan merek “Paxlovid” untuk memasok 47% sisa populasi dunia. (hui)

Â