ETIndonesia. Varian Omicron yang merupakan mutasi terakhir dari COVID-19 telah menyebar dengan cepat dalam beberapa hari belakangan ini, menyebabkan masyarakat di berbagai belahan dunia khawatir mengenai apakah akan menimbulkan gelombang epidemi baru. Namun, para ahli epidemiologi justru berpendapat sebaliknya.
Mereka menganggap bahwa varian Omicron seakan memiliki peluang untuk mengakhiri epidemi lebih awal dari yang ditakuti banyak orang. Karena itu disebut ‘hadiah Natal’.
Menurut laporan, pakar kesehatan masyarakat Jerman Karl Lauterbach menganggap Omicron sebagai ‘hadiah Natal’ bagi dunia, dan bahkan memiliki peluang untuk mempercepat berakhirnya epidemi.
Dia percaya bahwa Omicron sendiri memiliki 32 mutasi pada protein lonjakan, yang berarti dapat mengoptimalkan kemampuan infeksi, tetapi itu mengurangi kemungkinan kematian, yang konsisten dengan cara evolusi dari sebagian besar virus pernapasan.
Pada saat yang sama, berita terkini menunjukkan bahwa gejala yang ditimbulkan karena terinfeksi varian Omicron menunjukkan lebih ringan jika dibandingkan dengan tertular varian virus sebelumnya.
Statistik dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa pasien Omicron belum dirawat di rumah sakit atau meninggal.
Dokter juga mengungkapkan bahwa kesehatan orang yang terinfeksi varian Omicron akan pulih hanya dalam beberapa hari setelah mengalami gejala seperti kelelahan, sakit kepala dan nyeri otot. Yang dapat diartikan bahwa gejalanya sangat mirip dengan orang yang terserang flu biasa.
Otoritas epidemiologi Afrika Selatan Salim Abdool Karim juga percaya bahwa vaksin untuk COVID-19 yang ada masih cukup efektif terhadap Omicron.
Meskipun semakin banyak orang yang terinfeksi, dan masih membutuhkan beberapa minggu untuk menentukan hasil penelitian, tetapi berdasarkan respons yang diketahui saat ini dari strain virus varian lain terhadap vaksin, Salim Abdool Karim berharap bahwa vaksin tersebut masih dapat secara efektif untuk menghindari rawat inap pasien dan mencegah gejala menjadi parah.(sin/yn)
Sumber: aboluowang