Liang Dong dan Jiang Diya – NTD
Omicron telah merambah ke setidaknya 38 negara di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan ke kawasan Asia-Pasifik pada Jumat untuk bersiap menghadapi “Omicron”.
Pada saat yang sama, serangan Delta, varian virus yang melanda dunia sebelumnya, masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Orang-orang di semua negara menghadapi serangan ganda dari dua varian virus baru.
Pada 4 Desember, dengan pengecualian daratan Tiongkok, lebih dari 265 juta orang telah didiagnosis COVID-19, dan sekitar 5,24 juta orang meninggal dunia.
Di Afrika Selatan, di mana varian Omicron pertama kali dilaporkan, ilmuwan lokal mengatakan bahwa penyebaran varian baru di negara itu lebih dari dua kali lipat dari Delta.
Meskipun WHO menyatakan bahwa tubuh utama COVID-19 saat ini adalah varian delta, tetapi dengan penyebaran Omicron yang cepat, dunia kemungkinan harus berhadapan dengan dua varian virus secara bersamaan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa pada 3 Desember, jumlah kasus yang baru didiagnosis mendekati 140.000, dan tambahan 1.235 kematian. Jumlah rawat inap di Amerika Serikat terus meningkat.
Setidaknya lima negara bagian di Amerika Serikat telah mengonfirmasi kasus, termasuk California, Colorado, Minnesota, Hawaii dan New York.
Ketika Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengumumkan rencana pencegahan epidemi musim dingin nasional di National Institutes of Health, dia menekankan tidak akan ada penangguhan atau lockdown. Selain terus menggalakkan vaksinasi nasional, Biden juga mengumumkan peraturan baru untuk pelancong internasional.
“Saya juga mengumumkan hari ini bahwa semua penumpang internasional yang memasuki negara itu harus menjalani test sehari sebelum keberangkatan, apapun kebangsaan mereka dan apakah mereka telah divaksinasi,” ujarnya.
Gedung Putih memperkirakan lebih banyak kasus varian baru yang dikonfirmasi dalam waktu dekat.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pihaknya tahu akan terjadi, jadi kini fokus menangani virus dan variannya.”
Menurut informasi yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa pada 2 desember, setidaknya 31 negara di seluruh dunia melaporkan kasus yang dikonfirmasi dari Omicron, dengan total 390 kasus. Di 15 negara di mana varian baru ditemukan di Eropa, beberapa pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke Afrika, dan beberapa tidak melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi Omicron.
Analisis data awal pusat menunjukkan bahwa, Omicron mungkin lebih menular daripada Delta; dalam beberapa bulan ke depan, lebih dari setengah infeksi di Eropa mungkin berasal dari varian Omicron.
Kanselir Jerman, Angela Merkel mengeluarkan aturan lockdown bagi yang belum divaksin. Mereka yang belum divaksinasi dilarang pergi ke tempat-tempat umum yang tidak esensial kecuali supermarket dan apotek.
Reuters melaporkan bahwa jumlah diagnosis Delta di Prancis hampir 50.000 kasus dalam sehari selama tiga hari berturut-turut.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan pada 3 Desember, bahwa sistem rumah sakit berada di bawah tekanan besar dan jumlah diagnosis di Prancis diperkirakan akan meningkat. Kasus akan mencapai puncaknya pada Januari 2022.
Setelah Omicron menyerang Afrika Selatan dan Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kawasan Asia-Pasifik harus bersiap menghadapi wabah Omicron. Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, India, dan negara lain telah melaporkan kasus varian baru.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan pada hari yang sama bahwa Korea Selatan memiliki 5.352 kasus baru yang dikonfirmasi dan 70 kematian baru, rekor tertinggi. Sebanyak 9 kasus Omicron terkonfirmasi secara nasional.
Pihak berwenang mengumumkan bahwa, orang-orang harus menunjukkan bukti vaksinasi ketika memasuki restoran, bioskop dan tempat umum lainnya. Mulai dari 6 Desember, jumlah maksimum pertemuan di area Greater Seoul dikurangi menjadi 6 orang, dan menjadi 8 orang di luar ibukota.
Semua penumpang pesawat yang masuk juga akan dikenakan karantina wajib yang awalnya 10 hari menjadi dua minggu, dan tindakan pengecualian untuk orang yang divaksinasi penuh akan dihentikan.
Saat ini ada dua kasus Omicron yang dikonfirmasi di Jepang. Negeri matahari terbit itu telah melarang masuknya semua pelancong asing.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida yang semula berencana mengunjungi Amerika Serikat tahun ini sedang mempertimbangkan untuk membatalkan perjalanan tersebut. Dikarenakan munculnya virus varian Omicron yang membawa ketidakpastian.
Sementara itu, NHK tanpa menyebutkan sumber informasinya melaporkan Kishida sedang mempertimbangkan untuk menjadwal ulang pertemuan setelah tahun baru.
Pusat Komando Pencegahan Epidemi Taiwan menyatakan pada 3 Desember bahwa di Kedutaan besar Taiwan di Afrika Selatan, dua pejabat telah mengkonfirmasi diagnosis dalam waktu seminggu, dan kemungkinan terinfeksi Omicron.
Taiwan awalnya berencana untuk memulai vaksinasi dosis ketiga pada Januari tahun depan. Untuk mencegah Omicron, kini telah diumumkan bahwa mereka akan segera memulai vaksinasi dengan staf medis garis depan. (Hui)