NTDTV.com
Pemimpin pemerintahan Myanmar Aung San Suu Kyi yang digulingkan junta militer, didakwa dengan lebih dari selusin kasus kriminal. Kasus pertama akan divonis pada Senin (6/12/2021). Kini Yangon setidaknya dilanda 3 aksi protes sejak Minggu (5/12/2021).
Kantor Berita CNA mengutip laporan Associated Press yang melaporkan tiga demonstran terluka. Aksi protes serupa juga meletus di daerah lainnya.
Sebuah video yang diunggah ke media sosial menunjukkan bahwa sebuah truk tentara yang melaju dengan kecepatan tinggi, mengejar dan menabrak para pengunjuk rasa. Lebih dari belasan orang melarikan diri. Adegan itu termasuk orang-orang yang berteriak: “Ada mobil…Tolong! Melanggar anak kecil Oh …oh!…mati…cepat lari, lari!”
Seorang saksi mata mengatakan kepada Associated Press, bahwa di jalan tempat dia berada, para pengunjuk rasa hanya berbaris selama 2 menit, dan sebuah truk militer mengejar mereka, menyebabkan tiga orang tersungkur di sisi jalan tanpa bergerak.
Saksi mengatakan sekitar 5 tentara bersenjata kemudian turun dari mobil dan mengejar pengunjuk rasa. Pada saat yang sama, mereka melepaskan tembakan dan mengejar serta menangkap anak-anak muda, setidaknya 10 orang ditangkap.
Mizzima News melaporkan bahwa, seorang anggota tim penyelamat darurat setempat menyatakan bahwa, dua pria dan seorang wanita berusia awal dua puluhan terluka parah dalam pengejaran dan dikirim ke rumah sakit militer untuk perawatan.
Stasiun TV milik pemerintah Myanmar juga melaporkan bahwa 11 pengunjuk rasa ditangkap dan 3 di antaranya terluka parah.
Organisasi Yangon People’s Strike menyatakan bahwa, sekitar 30 orang berpartisipasi dalam parade jalanan pada 5 Desember. Media mengunggah video dan audio menunjukkan bahwa, pengunjuk rasa memegang potret Aung San Suu Kyi dan berteriak : Segera bebaskan Aung San Suu Kyi.
Anggota yang memprakarsai demonstrasi mengatakan bahwa, mereka melancarkan protes serupa untuk menyerukan kepada masyarakat setempat agar menentang pemerintah militer.
Selain itu, Reuters juga mengutip saksi sebelumnya yang mengatakan bahwa kendaraan sipil yang diduduki oleh militer, menabrak kelompok pengunjuk rasa lain dari belakang di Yangon pada 5 Desember. Tentara juga mengejar pengunjuk rasa secara sporadis, menangkap dan memukuli mereka. Puluhan orang terluka, beberapa di antaranya terluka parah dan kehilangan kesadaran.
Assistance Association for Political Prisoners menyatakan, sejak militer berkuasa, pasukan keamanan selalu menyerang pengunjuk rasa, melepaskan tembakan tanpa batasan, dan sekitar 1.300 orang tewas. (hui)