Varian Omicron dari penyakit virus Komunis Tiongkok (COVID-19) telah melanda dunia. Israel berencana memberikan vaksin COVID-19 dosis ke-4.
Media Israel Haaretz melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menunjukkan dalam rapat kabinet mengatakan bahwa strain mutan Omicron diperkirakan akan menyebabkan jumlah kasus COVID-19 berlipat ganda setiap 3 hari. Ia mengatakan publik harus mengetahui bahwa infeksi diperkirakan akan meningkat secara dramatis” dan “akan segera terjadi.”
Dia mengatakan bahwa sedang menunggu persetujuan dari Kementerian Kesehatan untuk memberikan dosis keempat vaksin bagi pasien lanjut usia dan Gangguan Immunodefisiensi. Ia mengatakan sedang “tidak sabar menunggu.”
Pejebat Kementerian Kesehatan diharapkan menyetujui kelompok ahli untuk mengeluarkan pedoman yang lebih jelas untuk vaksin dosis ke-4 dalam beberapa hari.
Namun demikian, Menteri Keuangan Israel Avigdor Lieberman menentang pengenalan pembatasan. Ia menekankan bahwa penerapan langkah yang relevan memerlukan kompensasi bagi perusahaan dan individu, yang “sementara tidak praktis” dan “saat ini tidak mungkin untuk melihat akan memiliki dampak lebih besar daripada flu.”
Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz menyatakan bahwa pembatasan pencegahan epidemi tidak dapat berjalan tanpa kompensasi.
Israel sehari sebelumnya menambahkan 170 kasus terkonfirmasi varian Omicron dengan risiko tinggi terinfeksi ulang COVID-19, dengan total 341 kasus. Israel dengan cepat menambahkan daftar negara di “Daftar Merah (Peringatan)” untuk memperlambat imigrasi kasus Omicron.
Mulai 21 Desember, pihak berwenang Israel melarang warga dan penduduk bepergian ke sebagian besar negara di Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. “Daftar merah” termasuk Amerika Serikat, Kanada, Belgia, Italia, Jerman, Hongaria, Maroko, Portugal, Swiss dan Turki, dan sedang menunggu persetujuan dari pedoman yang relevan oleh pemerintah dan anggota parlemen. (hui)