oleh Yu Ning – Sound of Hope
Jajak pendapat yang dilakukan oleh sebuah lembaga konsultasi strategis ‘Redfield & Wilton Strategies’ terhadap 1.500 orang pemilih Amerika pada 18 Desember menunjukkan bahwa tingkat dukungan kepada Trump mencapai 44%, sedangkan Joe Biden hanya 38%, dengan 12% pemilih yang menyatakan belum membuat keputusan.
Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa tingkat dukungan kepada Trump naik 1 poin persentase, dari tingkat dukungan dalam jajak pendapat yang dilakukan pada 5 Desember, sementara tingkat dukungan kepada Biden tidak mengalami perubahan.
Akibat masyarakat Amerika Serikat kurang optimis terhadap langkah-langkah pengendalian epidemi, kebijakan ekonomi, dan kebijakan anti-kejahatan yang diadopsi pemerintahan Biden, program tripel B (Build Back Better) Biden yang tidak mendapat pengesahan dari Kongres AS, ditambah lagi dengan jumlah kasus terinfeksi virus komunis Tiongkok varian Omicron di AS yang melonjak tinggi, serta beberapa alasan lainnya, sehingga dukungan Biden belakangan hari ini terus berada di bawah 50%.
Peringkat dukungan Trump sejak bulan November tahun telah melampaui Biden. Dalam jajak pendapat di awal Desember, peringkat dukungan Trump meningkat 1 poin persentase, sementara tingkat dukungan Biden turun 4 poin persentase.
Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa 87% pendukung Trump dalam pemilihan 2020 mengatakan bahwa mereka tetap akan mendukung Trump dalam pemilihan presiden 2024. Sedangkan, 75% pendukung Biden dalam pemilihan 2020 mengatakan bahwa mereka akan tetap mendukung Biden dalam pemilihan 2024.
Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa 56% responden mengatakan bahwa mereka akan berfokus pada masalah ekonomi dalam pemilihan presiden 2024. 35% responden mengatakan mereka akan berfokus pada masalah epidemi virus komunis Tiongkok yang masih mengkhawatirkan.
Dalam sebuah wawancara dengan reporter ‘ABC News’ David Muir pada 22 Desember, Biden menyatakan bahwa selama kesehatannya memungkinkan, dirinya akan tetap mencalonkan diri pada 2022. Apalagi jika Trump juga bermaksud untuk kembali mencalonkan lagi, maka ia akan lebih bersedia mencalonkan diri.
Trump mengatakan bahwa dirinya baru akan mengumumkan keputusan untuk mencalonkan diri atau tidak setelah melihat hasil pemilihan paruh waktu tahun 2022. (sin)