NTDTV.com
Sebuah gunung berapi bawah laut di negara kepulauan Pasifik Selatan Tonga meletus pada Sabtu (15/1/2022) memicu “gelombang besar yang tidak normal” yang menyebabkan dua wanita tenggelam di pantai Peru yang jaraknya lebih dari 10.000 kilometer. Selain itu, stasiun pemantau di Darwin, Australia, pada Senin (17/1) mengatakan telah mendeteksi “letusan besar” lagi dari gunung berapi Tonga.
Menurut laporan, gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai meletus pada Sabtu (15/1). Sehingga dirasakan di seluruh dunia dan memicu tsunami di Samudra Pasifik. Negara-negara di sekitar Pasifik mengeluarkan peringatan tsunami dan perintah untuk mengungsi.Â
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan gelombang besar menghantam beberapa pulau Pasifik Selatan, menghantam bangunan di sepanjang pantai. Banyak rumah dan pusat bisnis terendam di laut sepanjang pantai utara dan tengah Peru.
Pemerintah Peru menutup sementara 22 pelabuhan Pasifik di bagian utara dan tengah negara itu sebagai tindakan pencegahan.
Polisi Peru dalam cuitannya menyebutkan bahwa petugas menemukan mayat dua korban di pantai utara Naylamp. Cuitan itu mengatakan ada “ombak yang luar biasa tinggi” di daerah itu dan tidak disarankan berenang.
Selain itu, di Peru bagian selatan yang berjarak sekitar 10.600 kilometer, beberapa wilayah pesisir juga dilaporkan mengalami banjir ringan, dan puluhan orang membutuhkan bantuan.
Setelah gunung berapi bawah laut di dekat Tonga meletus hebat pada 15 Januari, stasiun pemantauan Darwin Volcanic Ash Advisory Centre di Australia mengatakan pada 17 Januari, bahwa pada 22:10 GMT pada 16 Januari, mendeteksi “letusan besar” lain di gunung berapi Tonga.
Pada 15 Januari, letusan dahsyat gunung berapi menyebabkan terputusnya kabel komunikasi bawah laut, sehingga Tonga terputus dari dunia luar, dan mungkin perlu waktu dua minggu untuk memperbaikinya.
Direktur Meteorologi Pusat Taiwan, Zheng Mingdian membagikan animasi satelit dari letusan gunung berapi dan gelombang kejut di Facebook pada 16 Januari.
Zheng Mingdian mengatakan bahwa gelombang kejut dari ledakan gunung berapi adalah gelombang suara fisik. Namun, gelombang suara umum merambat keluar dalam bentuk distribusi bola, dan energi (densitas) berkurang dengan kuadrat jarak.
Zheng Mingdian lebih lanjut menjelaskan bahwa energi gelombang kejut yang dihasilkan oleh ledakan energi besar terutama menyebar ke arah horizontal, dan distribusi gelombang suara lebih dekat ke busur daripada permukaan bola, yang mana kadang-kadang disebut ruang tingkat kedua. Gelombang suara Gelombang suara jauh lebih lambat, sehingga energi gelombang dapat menempuh jarak yang sangat jauh, bahkan mengelilingi Bumi. (hui)