oleh Zhong Xuan
Mantan Presiden AS Donald Trump dalam rapat umum di Florence, Arizona pada Sabtu 15 Januari, mengecam Partai Demokrat atas perlakuan mereka terhadap pengunjuk rasa di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, dan tindakan yang terang-terangan menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk melecehkan lawan politik
“6 Januari telah menjadi dalih bagi Demokrat untuk membenarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hak-hak sipil dan kebebasan Amerika Serikat, membela penganiayaan yang mengerikan terhadap tahanan politik,” kata Trump.
“Apa yang terjadi dengan mereka yang dipenjara … mengapa mereka tidak melakukan hal yang sama terhadap Antifa (kelompok anarkis Marxis) ? Dan Black Lives Matter ? Dan banyak kelompok kiri lainnya ?”
“Ada pihak-pihak yang berupaya untuk membakar negara kita, termasuk gedung federal, pengadilan di Washington, D.C., gereja yang berada di seberang Gedung Putih, termasuk Gedung Putih itu sendiri. Tetapi mereka (pelaku pengrusakan) ini justru bebas dari pertanggungjawaban,” kata Trump.
Trump memuji agen Secret Service karena berhasil mencegah timbulnya bahaya yang lebih besar. Dia menambahkan : “Kita harus melindungi negara kita dari penggunaan penegakan hukum ini untuk pembalasan politik di tingkat lokal, negara bagian, dan federal.”
Trump berpendapat bahwa orang-orang Partai Demokrat tidak pernah menuntut perbuatan anarkis sayap kiri dan penjahat kejam, tetapi malah mengejar departemen kepolisian dan petugas polisi, dengan mengatakan bahwa selama bertahun-tahun mereka telah menempatkan nyawa warga Amerika Serikat dalam situasi yang membahayakan”.
Senator Marco Rubio juga mengatakan pada 6 Januari : “Saya mengutuk kekerasan politik. Saya tidak peduli siapa Anda”. Dia bertanya : “Ketika 570 kasus kerusuhan pecah di seluruh Amerika Serikat dan 2.300 lebih insiden penjarahan, di manakah kemarahan golongan dari sayap kiri (pemerintahan Demokrat) ?”
Menurut analisis, perlakuan diskriminatif Demokrat terhadap preman yang menyerbu Gedung Capitol sepenuhnya mengungkap masalah mereka.
The Washington Examiner melaporkan bahwa John Earle Sullivan, seorang aktivis anti-Trump justru muncul dalam barisan yang menamakan diri barisan pendukung Trump yang bentrok pada 6 Januari. Setelah melakukan 8 tuntutan pidana, Sullivan, yang memasuki Gedung Capitol dengan membawa pisau, malahan diizinkan pulang ke rumahnya di Utah untuk menunggu persidangan.
Namun, banyak orang lain, seperti Kenneth Harrelson, yang tidak melakukan tindak kekerasan, dipersalahkan gara-gara mengikuti massa masuk ke dalam Gedung Kapitol dan berada dalam gedung selama 18 menit untuk mengambil gambar dan berjalam ke sana ke mari. Tambah laporan itu. Dalam dokumen pengadilan, Kenneth yang tidak didakwa dengan tindak kekerasan apa pun tetapi ditahan selama lebih dari 300 hari. (sin)