NTDTV.com
Kementerian Perdagangan AS memperingatkan pada 25 Januari bahwa persediaan rata-rata chip AS telah turun tajam dari 40 hari pada tahun 2019, menjadi kurang dari 5 hari pada tahun 2021. Jika dampak dari COVID-19 belum mampu diatasi, bencana alam atau ketidakstabilan politik terus menghantam fasilitas semikonduktor asing, mungkin dapat menyebabkan pabrik manufaktur AS menghentikan produksi, meskipun hanya terjadi selama beberapa minggu saja
Central News Agency mengutip laporan Reuters memberitakan bahwa, Kementerian Perdagangan AS tahun lalu meminta perusahaan semikonduktor global untuk memberikan beberapa informasi tentang produksi dan penjualan chip dengan tujuan untuk memahami sebab musabab kekurangan chip. Pada bulan November tahun lalu Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan bahwa perusahaan seperti TSMC, Samsung Electronics dan SK Hynix telah berjanji untuk menyerahkan data yang solid dan lengkap.
Hasil survei terhadap lebih dari 150 perusahaan pada bulan September lalu menggarisbawahi, situasi genting yang dihadapi perusahaan AS di tengah situasi kekurangan chip komputer yang memaksa beberapa perusahaan untuk memangkas produksi dan menyebabkan inflasi terus melonjak.
Presiden AS Joe Biden bermaksud untuk mendukung produksi dan penelitian semikonduktor dalam negeri dengan menyediakan dana sebesar USD. 52 miliar, yang juga sudah mendapat persetujuan dari senat, tetapi masih perlu disahkan terlebih dahulu oleh DPR AS.
Gina Raimondo dalam pernyataannya menyebutkan : Rantai pasokan untuk semikonduktor masih tetap rapuh, dan sangat berharap kepada Kongres untuk sesegera mungkin meloloskan (RUU) tentang pendanaan chip yang diusulkan presiden.
“Dengan melonjaknya permintaan ditambah lagi dengan kejenuhan fasilitas yang ada, jelas bahwa satu-satunya solusi untuk mengatasi krisis ini secara jangka panjang adalah membangun kembali kapasitas manufaktur domestik kita”, kata Gina.
Survei menemukan bahwa permintaan terhadap chip saat ini telah mencapai 20% lebih tinggi daripada permintaan tahun 2019, dan perusahaan memperkirakan bahwa dalam 6 bulan ke depan, jumlah pesanan chip akan melebihi kesanggupan produksi.
Persediaan chip rata-rata telah turun tajam dari 40 hari pada tahun 2019 menjadi kurang dari 5 hari pada 2021. Kementerian Perdagangan AS memperingatkan bahwa jika dampak dari COVID-19 belum mampu diatasi, bencana alam atau ketidakstabilan politik terus menghantam fasilitas semikonduktor asing, mungkin dapat menyebabkan pabrik manufaktur AS menghentikan produksi, meskipun hanya terjadi selama beberapa minggu saja.
Gina Raimondo mengatakan : “Rata-rata persediaan chip hanya tinggal kurang dari 5 hari, tidak ada ruang untuk berbuat kesalahan. Ini memberitahu kita betapa rapuhnya rantai pasokan”.
Survei menemukan bahwa otomotif dan perangkat medis adalah industri paling depan yang menanggung beban kekurangan semikonduktor global.
Harga kendaraan bekas melonjak tahun lalu karena kekurangan chip yang mengganggu produksi mobil, mendorong harga konsumen AS secara keseluruhan naik 7% pada tahun 2021.
Gedung Putih telah berusaha untuk mendorong perusahaan AS berinvestasi di fasilitas semikonduktor domestik. Pada 21 Januari, Biden menyambut baik rencana Intel menginvestasikan USD. 20 miliar untuk membangun pabrik baru di Negara Bagian Ohio, tetapi kedua pabrik baru Intel baru bisa berproduksi paling cepat tahun 2025. (sin)