oleh Tian Tui dari Sidney
Meskipun pemerintah Tiongkok belum mencabut larangan tidak resmi terhadap masuknya batubara Australia, tetapi hampir 12 juta ton batubara Australia yang sengaja dibuat terdampar oleh pihak berwenang di pelabuhan daratan Tiongkok akhirnya diterima juga. Menteri Perdagangan Australia mengatakan bahwa larangan batubara hanya akan merugikan rakyat Tiongkok, dan pemerintah Tiongkok yang berusaha mengancam ekonomi Australia terbukti sia-sia.
‘Australian Financial Review’ mengutip informasi sumber di industri ekspor batubara Australia mengemukakan bahwa, beberapa kapal bermuatan batubara Australia yang telah terdampar di pelabuhan daratan Tiongkok selama lebih dari setahun telah diizinkan masuk untuk pembongkarannya.
Akan tetapi, perusahaan ekspor batubara belum menerima pesanan baru. Ini berarti bahwa pemerintah Tiongkok belum mencabut larangan resmi impor batubara dari Australia. “Karena kekurangan batubara, mereka mungkin mengizinkan kapal-kapal (batubara) yang telah tiba masuk pelabuhan untuk pembongkarannya”.
Pada kuartal keempat tahun lalu, jumlah kapal batubara Australia yang diizinkan untuk melakukan pembongkaran oleh bea cukai Tiongkok meningkat setiap bulannya.
Perusahaan riset Fengkuang Coal Logistics yang mengutip data resmi dari bea cukai Tiongkok menunjukkan bahwa, sekitar 6,2 juta ton batubara kokas dan 5,5 juta ton batubara termal dari Australia menyelesaikan izin bea cukai (Customs Clearance) pada kuartal terakhir tahun lalu, termasuk 778.000 ton pada bulan Oktober, 2,67 juta ton pada bulan November, dan 272 ton pada bulan Desember.
Sebagai sarana pembalasan ekonomi, sejak akhir tahun 2020 pemerintah Tiongkok telah memberlakukan larangan tidak resmi terhadap batubara Australia.
Namun Austrade, dewan perdagangan pemerintah federal Australia mengatakan, strategi diversifikasi ekspor hasil pertanian dan pertambangan Australia terbukti sangat efektif dan berhasil menangkis pembalasan ekonomi dari pemerintah Tiongkok.
Meskipun pemerintah Tiongkok memboikot batubara Australia, tetapi ekspor batubara kokas dan termal Australia meningkat lebih dari dua kali lipat, karena melonjaknya harga batubara dan permintaan yang kuat dari negara lain.
Pada 27 Januari, Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan mengatakan kepada reporter ‘Australian Financial Review’ bahwa, semakin banyak negara kecil yang bersedia mengikuti langkah Australia dalam melawan partai komunis Tiongkok. “Kami melihat semakin banyak bukti yang jelas bahwa paksaan ekonomi adalah sia-sia”.
Dan Tehan juga mengatakan, larangan batubara Tiongkok telah menimbulkan kekurangan energi serius yang merugikan rumah tangga dan bisnis negara itu.
Kepala ekonom Austrade Cherelle Murphy juga mengatakan kepada media tersebut pada minggu lalu : “Meskipun ada gangguan rantai pasokan dan gesekan perdagangan (Australia-Tiongkok) karena wabah COVID-19, namun, perdagangan Australia tampaknya cukup sehat. Secara umum, tidak tampak ada perdagangan negatif yang diakibatkan oleh sengketa perdagangan”.
Pada saat yang sama, pasar daratan Tiongkok yang kekurangan energi sangat membutuhkan lebih banyak batubara. Komunitas bisnis berharap larangan bermotif politik ini secara bertahap dapat dilonggarkan. (sin)