oleh Zhang Ting
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Minggu 13 Februari kembali mengeluarkan pernyataan tegas tentang risiko meletusnya perang antara Rusia dengan Ukraina. Ia juga menggambarkan situasi suram yang dihadapi Ukraina ketika serangan Rusia terjadi, dan kembali mendesak warga Amerika Serikat untuk segera meninggalkan Ukraina
“Jika Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina, kemungkinan akan dimulai dengan penembakan sejumlah besar rudal dan bom. Para warga sipil yang tidak bersalah tak peduli warga negara mana dapat menjadi korban,” katanya berbicara dalam acara ‘State of the Union’ CNN.
“Kemudian, pasukan darat akan menyerang melintasi perbatasan Ukraina. Demikian juga, warga sipil yang tidak bersalah dapat terjebak dalam baku tembak, atau terjebak dan tidak dapat keluar dalam suatu lokasi. Itu sebabnya kami terus menyerukan kepada warga Amerika Serikat untuk menggunakan kesempatan yang ada dimana penerbangan komersial masih tersedia untuk keluar dari negara itu,” tambahnya.
Selama 10 hari terakhir, Kremlin secara signifikan mempercepat pengumpulan kekuatan militernya di perbatasan Ukraina, kata Sullivan. Kekuatan Rusia di daerah perbatasan sekarang memberi kemungkinan kepada negara itu untuk segera melancarkan operasi militer ke Ukraina.
Sullivan juga mengatakan bahwa AS melihat Rusia mungkin dapat melakukan serangan ke Ukraina dalam sepekan ke depan, tetapi masih menginginkan solusi diplomatik untuk mengatasi krisis tersebut.
Sullivan mengatakan bahwa militer Rusia diposisikan untuk menyerang Ukraina sebelum berakhirnya Olimpiade Musim Dingin Beijing pada 20 Februari.
Sullivan mengatakan pihaknya tidak dapat memprediksi dengan sempurna tanggal invasi, Rusia dapat memulai aksi militer besar-besaran di Ukraina kapan saja – termasuk dalam minggu berikutnya, sebelum berakhirnya Olimpiade”.
Dia menambahkan bahwa melihat cara Rusia dalam mengumpulkan kekuatan militernya, cara menggerakkannya, diduga aksi militer berskala besar kemungkinan bisa terjadi dalam waktu dekat.
“Kami siap untuk terus melanjutkan tugas diplomatik kami, tetapi kami juga siap untuk bersama-sama dengan sekutu dan mitra kami menanggapi tindakan militer Rusia secara terpadu dan tegas”.
“Yang bisa saya lakukan adalah memastikan bahwa kami sudah siap,” kata Sullivan.
Dia juga mengatakan bahwa intelijen AS mengindikasikan bahwa jika Rusia memang menginvasi Ukraina, mungkin ada tindakan sebelumnya yang digunakan sebagai dalih invasi.
“Informasi yang kami kumpulkan melalui intelijen menunjukkan bahwa (Rusia memiliki rencana aktif untuk ini), dan bukan hanya Amerika Serikat yang mengatakannya”, kata Sullivan.
“Sekutu NATO kami juga mengatakan bahwa karena mereka telah mampu meninjau intelijen tersebut, menilai kredibilitasnya dan sampai pada kesimpulan yang sama seperti kami. Jadi saya pikir dunia harus siap untuk melihat bahwa Rusia menciptakan alasan terlebih dahulu untuk menunjang dilakukannya operasi militer”.
Ukraina telah menerima 180 ton amunisi dari Amerika Serikat untuk digunakan oleh angkatan bersenjata Ukraina, kata Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov pada hari Minggu.
Kementerian Pertahanan Lithuania pada hari Minggu mengatakan bahwa, negaranya juga memberikan bantuan pertahanan kepada Ukraina. Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anušauskas mengatakan bahwa bantuan itu termasuk sistem peluru kendali darat ke udara FIM-92 Stinger. (sin)