oleh Li Xin
Kremlin pada Rabu (23/2) menyebutkan bahwa para pemimpin pemberontak di Ukraina timur telah meminta bantuan militer kepada Rusia untuk menangkis “agresi” Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, para pemimpin pemberontak di Ukraina timur menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang isinya menyebutkan bahwa serangan bom dari militer Ukraina telah menewaskan warga sipil setempat dan memaksa banyak orang untuk melarikan diri.
Pada Senin, Putin mengakui kemerdekaan daerah pemberontak Donetsk dan Luhansk (Lugansk) yang didukung Rusia di Ukraina timur dan menandatangani perjanjian persahabatan dengan mereka. Pada hari Selasa, Dewan Federasi Rusia (majelis tinggi parlemen) mengeluarkan resolusi yang memungkinkan Putin untuk menggunakan kekuatan militer di luar negeri.
Saat ini, Barat khawatir terhadap Rusia yang mungkin sedang mempersiapkan invasi skala penuh ke Ukraina, dan permintaan yang disebutkan di atas oleh pemberontak Ukraina tampaknya meningkatkan kemungkinan intervensi militer langsung Rusia di Ukraina timur.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan dalam konferensi pers video pada Rabu bahwa Amerika Serikat percaya akan ada lebih banyak pasukan Rusia yang memasuki wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina.
“Kami tidak bisa secara spesifik mengetahui jumlah dan formasinya, apa kemampuannya, tapi kami yakin itu terjadi”, kata Kirby.
Dia juga mengatakan bahwa penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina sekarang berada dalam keadaan siap untuk kemungkinan serangan.
Pada Rabu, (23/2) Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan meminta warga Ukraina di Rusia untuk segera pulang. Rusia telah mulai menarik staf diplomatiknya dari kedutaan besarnya dari Kota Kiev. Bagi warga Ukraina yang waspada terhadap serangan penuh dari pasukan Rusia, ini merupakan pertanda yang tidak menyenangkan. (sin)