Zhou Xiaohui
Pada 10 Februari lalu, surat kabar RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yakni People’s Daily pada rubrik komentar menerbitkan artikel berjudul: “Pemahaman yang Benar dan Ambil Tindakan Pencegahan Risiko yang Lebih Besar.” Dalam artikel tersebut kembali muncul kosa kata yang sempat muncul beberapa tahun belakangan ini, yakni gelombang badai mengerikan [Jīngtāohàilàng (驚濤駭浪)].
Di sini terdapat dua lapisan makna, yang Pertama adalah mendeskripsikan situasi yang berbahaya, kedua adalah melukiskan pertarungan yang sengit. Tidak diragukan, di tahun Macan ini gelombang badai mengerikan yang mengincar Zhongnanhai (pusat perkantoran dan kediaman para petinggi Partai Komunis Tiongkok di Beijing) sangat tidak lumrah, sepertinya akan lebih keras dibandingkan sebelumnya.
Awal artikel menyebutkan, “Harus semakin baik merencanakan perkembangan dan keamanan, menjaga ambang batas keamanan pola perkembangan baru”, harus meningkatkan kemampuan eksistensi di tengah yang disebut “berbagai gelombang badai mengerikan yang dapat diprediksi maupun yang sulit diprediksi”, harus “tanggap dini, dan tanggap selagi kecil, dengan sekuat tenaga mencegah terjadinya risiko atau bahaya yang lebih besar”.
Kalimat-kalimat itu memperlihatkan kekhawatiran dari pihak penguasa yang begitu serius, yakni situasi saat ini sangat tidak aman, bila ada gejolak ombak yang tak dapat diprediksi datang menerpa, maka besar kemungkinan akan terjadi krisis dahsyat.
Setelah itu, artikel melakukan analisa konkret, bukan tidak mengkhawatirkan risiko yang sedang dihadapi saat ini, yaitu: Situasi internasional sulit diprediksi, lingkungan di sekitar sangat kompleks dan sensitif, misi menstabilkan perkembangan reformasi sangat sulit dan berat.
Walaupun risiko yang spesifik tidak berani diungkapkan secara jelas dalam artikel itu, namun dinilai dari boikot langsung maupun tidak langsung yang dialami RRT pada Olimpiade Musim Dingin Beijing dari berbagai negara, dan sepi- nya upacara pembukaan, dilihat dari sanksi baru yang dikeluarkan oleh Eropa dan Amerika, PKT (Partai Komunis Tiongkok) telah dihadapkan pada kenyataan akan mengalami kekalahan telak di tengah tren anti-komunisme internasional.
Sebagai akibat dari ancaman Beijing yang terus meningkat terhadap Taiwan, negara-negara di sekitar Tiongkok menjadi semakin tidak percaya pada Beijing, dan juga terus menjauhinya. Yang lebih parah lagi adalah, lockdown akibat pandemi, menyebabkan perekonomian dalam negeri yang sudah terpuruk itu, menjadi semakin anjlok, jeritan pilu terdengar, suara ketidakpuasan masyarakat menyebar dari atas sampai ke lapisan paling bawah.
Menghadapi situasi di dalam maupun luar negeri seperti ini, walaupun pemimpin tertinggi Zhongnanhai sejak awal telah menyadari risiko besar ini, dan dalam beberapa tahun terakhir “berulang kali mengingatkan”, dan mengemukakan berbagai tuntutan, telah berhasil meredakan sejumlah risiko.
Namun artikel itu mengakui: “Di masa mendatang masih akan menghadapi tantangan berbagai risiko yang dapat diprediksi, dan juga yang sulit diprediksi. Selain dari dalam negeri juga dari luar negeri. Selain politik, ekonomi, budaya, sosial, dan lain-lain, juga dari alam. Selain yang tradisional ada juga yang non-tradisional.” Oleh sebab itu “selain harus mewaspadai peristiwa ‘angsa hitam’ juga harus mengantisipasi peristiwa ‘badak abu-abu’”.
Selain itu, dengan satu paragraf khusus artikel itu juga menyebutkan tentang pencegahan terhadap risiko moneter, dan disebutkan “mencegah timbulnya risiko moneter sekunder yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian risiko pada bidang lain”, serta harus “memperkokoh tanggung jawab perusahaan untuk menyelamatkan diri sendiri”. Ini mungkin ada kaitannya dengan kudeta moneter yang dikobarkan oleh faksi Jiang sebelumnya.
Jelas, terhadap risiko yang akan timbul di tahun Macan, artikel itu menyampaikan risiko akan datang dari berbagai bidang, dan ruang lingkupnya luas, juga ada yang tidak dapat diprediksi. Penjelasan seperti itu jarang dijumpai sebelumnya. Bukankah ini mengisyaratkan bahwa gejolak ombak badai di tahun Macan ini akan lebih keras dan lebih berbahaya? Terlepas dari siapa yang memberi wewenang penulisan artikel tersebut, nuansa kekhawatiran yang begitu kental sangat jelas terasa.
Istilah “gelombang besar” paling awal menarik perhatian media massa adalah pada Desember 2018, ketika itu Xi Jinping mengucapkan kata-kata ini dalam pidatonya pada peringatan 40 tahun reformasi keterbukaan: “Setiap langkah dalam reformasi keterbukaan bukanlah hal mudah, di masa mendatang pasti akan dihadapi tantangan risiko seperti ini, bahkan akan menghadapi gelombang badai mengerikan yang sulit dibayangkan.”
Maka dari itu, sejak akhir 2018 itulah, istilah ini mulai sering ditujukan pada situasi dalam dan luar negeri, dan sejak saat itu, muncul pula ungkapan “gelombang badai mengerikan yang sulit dibayangkan” yang sebelumnya teramat sangat jarang ditemui.
Waktu itu, perang dagang AS-RRT telah berkobar, dan kelompok yang berkepentingan di dalam negeri terus menerus menciptakan halangan, ekonomi mereka pun memburuk dengan cepat, semua ini mungkin dikategorikan sebagai gelombang mengerikan yang bergejolak.
Setelah tiga tahun lebih berlalu, gelombang badai mengerikan yang sulit dibayangkan itu bukan hanya tidak memperlihatkan tanda-tanda akan mereda, sebaliknya justru terus diungkit oleh media massa partai,yang mengisyaratkan di tahun Macan ini, “gelombang badai mengerikan” tersebut dipastikan akan lain daripada biasanya.
Saat ini di dalam negeri, Beijing mengambil tindakan keras terhadap berbagai lapisan masyarakat dan menutup negara dengan skala tertentu akibat perang dagang dan pandemi, telah mengakibatkan modal asing terus mengalir keluar, dan investasi masyarakat rendah, antusiasme konsumsi di kalangan rakyat biasa, kalangan menengah, maupun kalangan berduit serta keinginan warga asing membeli produk RRT juga telah merosot drastis, ini menandakan ekonomi Tiongkok telah mengalami masalah besar. Sementara perekrutan karyawan baru di BUMN anjlok drastis, PHK justru melonjak, banyak perusahaan swasta gulung tikar, banyak pekerja yang diliburkan dan pulang kampung lebih awal, mahasiswa sulit mencari pekerjaan, kemerosotan konsumsi dan berbagai kondisi yang terlihat di lingkungan sekitar, semuanya juga sedang menyampaikan fakta bahwa “musim dingin” telah tiba.
Di forum internasional, Eropa dan AS yang baru tersadarkan dari mimpinya, telah menganggap PKT sebagai ancaman terbesarnya, dalam hal perdagangan, diplomatik, militer, iptek, bahkan dari segala aspek. AS maupun Eropa telah menempuh sikap berkompetisi secara berhadapan, bersama-sama menghadang ekspansi PKT di seluruh dunia. Olimpiade Musim Dingin adalah batu penguji sikon PKT di tengah dunia internasional.
Sementara itu sejumlah anggota parlemen AS dari Partai Republik telah mengajukan resolusi “UU Sanksi PKT”, yang akan mengincar pejabat RRT berikut keluarga mereka, termasuk lebih dari 2.000 orang jajaran pemimpin tertinggi RRT, yakni anggota Kongres Rakyat Nasional berikut keluarga mereka. Jika resolusi ini berhasil diloloskan, maka hal itu akan menjadi suatu gelombang badai mengerikan yang berasal dari dunia internasional.
Akan tetapi, gelombang badai mengerikan di tahun Macan, walaupun mungkin bersumber dari hubungan AS-PKT, dan dari hubungan Eropa-RRT, namun yang lebih membahayakan mungkin justru bersumber dari dalam negeri dan internal partai PKT sendiri. Tantangan dalam hal ini yang dihadapi petinggi Beijing termasuk masalah konspirasi di internal partai, masalah berbagai permainan kepentingan, apakah korupsi dapat ditumpas hingga ke akar-akarnya? Masalah resistensi di dalam sistem internal partai yang birokrat serta hilang tu tasnya kepercayaan terhadap pejabat negara, warga terus menerus memberontak secara pasif maupun aktif. Sementara Xi Jinping belum juga menumpas habis faksi Jiang Zemin berikut antek-anteknya yang mengacau di dalam partai/pemerintahan, yang makin menguburnya ke dalam kubangan yang tak terhingga dalamnya.
Baru-baru ini, prediksi konglomerat AS, George Soros yang meramalkan bahwa, Xi Jinping tidak akan bisa menjabat kembali, serta artikel anti-Xi Jinping sepanjang 40.000 kata, adalah gelombang badai mengerikan yang pertama dari internal PKT yang menentang Xi Jinping, yang kemungkinan besar berasal dari faksi Jiang, pengaruhnya terhadap Zhongnanhai, terhadap internal PKT, terhadap pemerintahan berbagai negara dapat menimbulkan dampak yang tidak kecil, dan bagaimana Xi Jinping akan membalasnya? Seluruh dunia sedang menantikannya. Tapi bagaimanapun serangan balasan Xi, pasti akan menimbulkan gelombang badai mengerikan yang baru.
Bisa dibayangkan, dalam menghadapi satu demi satu gelombang badai mengerikan yang terus menerjang dari dalam maupun luar negeri, rezim komunis Tiongkok yang tadinya sudah goyah hanya bisa bertahan hidup dari hari ke hari, dengan berusaha tetap tegar, dan siapa tahu tak lama lagi pada suatu hari nanti akan diterjang sebuah ombak raksasa yang belum pernah ada sebelumnya, yang bakal meruntuhkan segalanya sampai tuntas, dan menguburnya di dasar samudera. (sud)