Katabella Roberts
Perusahaan kartu pembayaran Amerika Serikat Visa dan Mastercard telah memblokir beberapa lembaga keuangan Rusia dari jaringan Visa dan Mastercard sesuai demi memenuhi sanksi-sanksi yang diberikan oleh Barat, Visa dan Mastercard mengumumkan dalam pernyataan yang terpisah pada Senin 28 Februari dan Selasa 1 Maret.
Visa mengatakan pihaknya telah menyaksikan “adegan tragis di Ukraina dengan kesedihan yang mendalam dan ketidakpercayaan” dan “mengambil tindakan segera untuk memastikan kepatuhan sesuai sanksi-sanksi yang berlaku, dan siap untuk mematuhi sanksi tambahan yang mungkin dilaksanakan.”
Visa juga mendonasikan hibah 2 juta dolar AS ke Dana Amerika Serikat untuk UNICEF untuk mendukung bantuan kemanusiaan bagi rakyat Ukraina dan akan melipatgandakan semua sumbangan karyawan, hingga 1 juta dolar AS, ke dana-dana tanggapan Ukraina dari UNICEF dan Palang Merah.
Dalam sebuah pernyataan serupa, Mastercard mengatakan pihaknya telah memblokir “beberapa lembaga keuangan” dari jaringan pembayarannya sebagai tanggapan atas sanksi.
“Sebagai hasil dari perintah sanksi, kami telah memblokir beberapa lembaga keuangan dari jaringan pembayaran Mastercard. Kami akan terus bekerja dengan regulator di hari-hari mendatang untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban kepatuhan kami sesuai perkembangan dari regulator,” kata Mastercard.
“Mengingat keadaan darurat yang sedang berlangsung, kami juga bekerja dengan mitra kami untuk pendanaan langsung dan bantuan kemanusiaan yang dapat memberikan dampak terbesar. Hari ini, kami mengumumkan sebuah sumbangan sebesar USD 2 juta untuk Palang Merah, Save the Children, dan dana bantuan karyawan kami untuk bantuan kemanusiaan. Kami akan secara aktif mengejar peluang-peluang tambahan untuk membantu organisasi-organisasi bantuan untuk memainkan peran kami dalam mendukung upaya bantuan global,” kata Mastercard.
Pengumuman tersebut muncul setelah pengumuman-pejabat di Ukraina mendesak Visa maupun MasterCard, untuk menghentikan transaksi pada kartu kredit dan kartu debit Rusia di tengah invasi Moskow ke negara bekas Soviet itu.
Kyrylo Shevchenko, Gubernur Bank Nasional Ukraina, mengatakan kepada Nikkei Asia, “Kami menantikan langkah dan solusi yang tegas lebih lanjut yang ditujukan untuk membatasi akses penyerang ke sistem keuangan global,” dengan menambahkan bahwa Bank Sentral Ukraina dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menyerukan Visa dan Mastercard untuk bekerja sama.
Kyrylo Shevchenko mencatat bahwa Ukraina “sangat menghargai solidaritas dan dukungan yang ditunjukkan oleh mitra internasional kami hari ini.”
Para sekutu Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi keuangan terhadap Rusia, yang menargetkan sektor keuangan, energi dan transportasi Rusia serta kendali ekspor dan kebijakan visa Rusia.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan sanksi tersebut “akan meningkatkan biaya pinjaman Rusia, menaikkan inflasi, dan secara bertahap mengikis basis industri Rusia.”
Sementara itu, Amerika Serikat telah memberikan sanksi kepada dua bank milik negara Rusia, utang negara, dan elit-elit yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Sebagai bagian sanksi Barat terhadap Rusia, beberapa bank Rusia telah dilarang dari layanan pembayaran internasional SWIFT. Para pejabat mengatakan hal ini akan “memastikan bahwa bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional dan membahayakan kemampuan bank-bank ini untuk beroperasi secara global.”
Selain itu, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mengumumkan pembatasan terhadap Bank Sentral Rusia yang memblokir akses ke lebih dari 600 miliar dolar AS dalam cadangan.
Sanksi tersebut membuat mata uang rubel Rusia jatuh ke rekor terendah pada Senin 28 Februari, anjlok lebih dari 30 persen terhadap dolar Amerika Serikat. (Vv)