oleh Zhang Yujie
Dewan Keamanan Nasional AS (National Security Council) pada Senin 7 Maret menyatakan bahwa Amerika Serikat sedang mengumpulkan informasi tentang dugaan kejahatan perang, yang mana meliputi pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Rusia selama agresi militer ke Ukraina.
Pernyataan Dewan Keamanan Nasional AS muncul di tengah kecaman internasional yang meluas atas agresi berkelanjutan Rusia terhadap Ukraina, termasuk serangan terhadap penduduk sipil, CNBC melaporkan pada 7 Maret bahwa para pengungsi perang Ukraina saat ini telah mencapai 1,5 juta jiwa.
“Kami terkejut dengan kebrutalan pasukan Rusia, dan semakin banyak warga sipil Ukraina yang tewas terbunuh. Pasukan Rusia dilaporkan telah menyerang gedung sekolah, rumah sakit, taman kanak-kanak, panti asuhan, gedung apartemen di Ukraina. Bangunan perumahan, dan warga sipil yang meninggalkan Ukraina melalui koridor kemanusiaan”, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS (National Security Council).
“Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti dugaan Rusia telah terlibat dalam kejahatan perang, pelanggaran hak asasi manusia, pelanggaran hukum internasional. Kami mendukung akuntabilitas dengan semua alat (hukum) yang tersedia, termasuk penuntutan pidana jika perlu”.
Michael Carpenter, duta besar AS di Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (Organization for Security and Co-operation in Europe. OSCE) pada hari Senin, menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin telah memulai perang dengan tanpa alasan.
Carpenter mengatakan bahwa 45 negara telah mengaktifkan Mekanisme Moskow (Moscow Mechanism) untuk mencatat dan mengumpulkan bukti pelanggaran Rusia terhadap hukum internasional, dan laporan investigasi yang relevan akan diserahkan kepada Pengadilan Kriminal Internasional dan Pengadilan Internasional. “Individu di semua tingkatan harus bertanggung jawab”, katanya.
“Kebrutalan perang ini menjijikkan juga memilukan. Anak-anak tewas dalam peperangan, orang tua dipaksa meninggalkan rumah mereka. Dan sejumlah fasilitas sipil terus diserang”. “Ini semua membuat setiap orang tersentak”.
Carpenter mengatakan, Rusia setuju untuk membuka koridor kemanusiaan di kota Ukraina Volnovakha dan Mariupol, tetapi melakukan pemboman ketika warga sipil menggunakannya untuk meninggalkan negara itu.
“Ini benar-benar biadab”, katanya.
Carpenter juga mengkritik usulan Rusia yang menghendaki para pengungsi Ukraina dibawa ke wilayah Rusia dan atau Belarusia.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pada 7 Maret, gencatan senjata sementara akan dibuka lagi, dan saluran kemanusiaan akan dibuka agar mereka yang ingin meninggalkan Kyiv dapat terbang ke Rusia.
Seorang juru bicara presiden Ukraina mengatakan pada 7 Maret, bahwa usulan Rusia untuk koridor kemanusiaan itu benar-benar tidak bermoral, dan bahwa warga Ukraina harus diizinkan untuk meninggalkan rumah mereka melalui wilayah Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CNN pada hari Minggu 6 Maret pihaknya telah melihat beberapa laporan yang sangat kredibel tentang penembakan yang sengaja ditargetkan kepada warga sipil oleh pasukan Rusia. Ini merupakan kejahatan perang. Ada juga laporan yang menyebutkan bahwa tentara Rusia telah menggunakan senjata tertentu yang dilarang”.
Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional, Karim Asad Ahmad Khan sejak pekan lalu telah meluncurkan penyelidikan atas agresi Rusia terhadap Ukraina. (sin)