oleh Xiong Bin dan Liu Fang
Saat ini, epidemi yang diakibatkan penyebaran virus komunis Tiongkok (COVID-19) di wilayah Kota Shanghai terus meluas. Pada 10 Maret, ada netizen yang mengungkapkan bahwa epidemi di wilayah Kota Shanghai terus meluas sehingga hampir 200 komunitas dilakukan pemblokiran ketat oleh pihak berwenang.
Seorang wanita warga Shanghai Ms. Wan mengatakan bahwa komunitas yang diblokir dikelilingi oleh penyekat, dan bahan-bahan kebutuhan hidup hanya dapat dipesan secara online dan dikirim ke gerbang komunitas. Banyak toko, sekolah dipaksa tutup, tidak sedikit murid dipaksa tinggal dalam kelas di sekolah, sampah pun tidak boleh dibawa keluar untuk dibuang.
“Tiba-tiba seluruh wilayah Shanghai terguncang oleh penyebaran yang begitu hebat. Kemarin siang, komunitas kami juga terkena blokir. Pintu gedung kami dirantai besi dan dikunci. Sekitar pukul 14:00 petugas dari komite lingkungan mendatangi setiap pintu untuk menyuruh warga melakukan uji asam nukleat. Persediaan makan di rumah saya sudah nyaris habis. Selain itu, berkantung-kantung sampah rumah tangga warga tertumpuk memenuhi ruang di lantai pertama, karena tidak boleh dibuang di lokasinya yang ada di luar. Ini baru 1 hari lho !” kata Ms. Wan.
Ms. Xu, seorang warga Shanghai yang pergi ke rumah sakit untuk suatu keperluan pada 8 Maret, dan dihentikan oleh polisi di gerbang pintu rumah sakit, mengatakan bahwa rumah sakit ditutup. Ia terpaksa pulang lagi, tetapi begitu tiba, ternyata gerbang komunitas tempat tinggalnya juga diblokir.
“Pada Selasa, saya pergi ke rumah sakit. Begitu tiba di depan gerbang polisi segera menghampiri saya dan mengatakan bahwa ada orang di sini yang dikonfirmasi kena COVID-19, karena itu polisi meminta saya kembali. Saya terkejut, dan segera ambil langkah pulang ke rumah. Namun begitu tiba di depan komunitas, saya dikejutkan karena gerbang masuk ke komunitas juga sudah terblokir. Saya terpaksa hanya berdiam di dalam rumah dan berpikir, apa gunanya tes asam nukleat sekarang ? Setelah dites, ternyata yang terinfeksi kian banyak ! Sekarang saya jadi takut, rasanya tidak perlu lagi melakukan tes,” kata Ms. Xu.
Warga mengabarkan bahwa penyebab wabah di Shanghai adalah hotel yang menerima pasien karantina yang berasal dari Hongkong. Terbukti transmisi lokal terjadi di Shanghai Xuhui Huating Hotel, dan sudah menyebar.
Ms. Sun, warga Kota Shanghai mengatakan : “Kabarnya banyak warga Hongkong yang bermaksud mengungsi ke Kota Shenzhen mendapat penolakan dari pihak Shenzhen. Tetapi Shanghai yang mengambil inisiatif untuk menerima kedatangan mereka demi meningkatkan omzet penerbangan. Dalam hal ini pasti ada kelalaian dalam masalah pencegahan dan pengendalian, sehingga pasien positif COVID-19 bisa begitu membludak, sampai-sampai banyak komunitas harus terkena pemblokiran.”
Ada juga netizen yang mengabarkan bahwa pejabat terkait epidemi terus berupaya menyembunyikan jumlah penularan dan kematian, Ada 60 kasus baru di daerah Qingpu yang tidak dilaporkan, dan transmisi lokal yang terjadi di Rumah Sakit Xuhui No. 6 juga tidak dilaporkan agar masalah persiapan pencegahan penyebaran yang kurang baik tidak terekspos.
Selain itu, ada juga warga yang dikarantina di garasi bawah tanah. Sebuah video menunjukkan bahwa rumah sakit darurat yang sedang giat dibangun di sisi selatan Sirkuit Jiading Shanghai untuk menampung bertambahnya jumlah pasien sudah hampir selesai dikerjakan. (sin)