oleh Li Zhaoxi
Ukraina menunjukkan keberanian dan kepiawaian mereka kepada dunia dalam perang melawan Rusia, sebuah adegan di mana dua personel penjinak bom berusaha menjinakkan sebuah bom besar Rusia yang tidak meledak dengan tangan kosong mereka dan sebotol air. Video yang dirilis online selain membuat pemirsa deg-degan juga apresiasi yang tinggi.
Video berdurasi 31 detik yang dibagikan di Twitter pada Kamis (10/3) oleh Charles Lister, seorang peneliti senior di Middle East Institute, menunjukkan seorang pria Ukraina menuangkan air dari botol ke salah satu ujung bom. Sedangkan pria lainnya memutar ujung bom yang bersegel timah dengan tangannya. Satu-satunya alat bagi kedua personel penjinak bom itu adalah sebotol air, dan mereka pun hanya mengenakan sarung tangan, bahkan tidak pakai helm.Â
Hingga Jumat pagi, lebih dari tiga juta orang telah menonton video tersebut, orang-orang memuji keberanian dan kepiawaian kedua personel penjinak bom. Biasanya, proses penjinakan bom dilakukan oleh robot yang dikendalikan dari jarak jauh.
Para ahli mengatakan air digunakan untuk mengurangi gesekan di ruang fuze, di mana sisa-sisa bahan peledak bisa masuk ke ulir sekrup. Kondisi yang diperlukan untuk meledakkan bahan peledak adalah panas, goncangan dan gesekan.
“Air digunakan untuk mencegah pelepasan listrik statis. Tangan tenang, kepala tenang,” kata reporter ‘Sky News’, Nick Stylianou.
Charles Lister memuji keberanian luar biasa dari 2 orang personel penjinak bom asal Ukraina itu. Dia mengatakan bom yang dijatuhkan Rusia dapat meratakan sebuah bangunan, sementara personel penjinak bom Ukraina membongkarnya dengan tangan kosong dengan bantuan air sebotol. Dan selama proses penjinakan, masih terdengar suara jatuhnya selongsongan bom dan ledakan bom di kejauhan.
Sebelum video penjinakan bom tersebut dirilis, Rusia telah menggunakan roket termobarik untuk menyerang Ukraina. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada Rabu 9 Maret, bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah mengakui penggunaan roket termobarik kelas berat TOS-1A di Ukraina.
Bom termobarik mengadopsi metode peledakan biner yang unik. Pertama, detonator kecil diledakkan, kemudian sejumlah besar bubuk yang mudah terbakar terlempar ke udara dan bercampur dengan udara. Bahan bakar akan tersebar dalam bentuk awan dan dinyalakan oleh oksigen di atmosfer, menyebabkan ledakan skala besar dan suhu tinggi. Ledakan supersonik yang dihasilkan dapat menghancurkan bangunan, dan gelombang tekanan dahsyatnya dapat menghancurkan tubuh manusia, bahkan ketika orang tidak berada di dekat lokasi serangan.
Rusia telah menggunakan senjata TOS di Afghanistan dan Chechnya. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa meskipun senjata termobarik tidak ilegal, tetapi penggunaannya harus diatur secara ketat. Jika Rusia menggunakan senjata itu untuk melawan warga sipil Ukraina, maka jelas itu melanggar hukum. (sin)