oleh Zhao Fenghua dan Yu Wei
Pasukan Rusia meningkatkan serangannya ke ibukota Ukraina Kyiv dan Kota Lviv di barat Ukraina, menyebabkan lebih banyak korban tewas dan luka di pihak warga sipil, pada Jumat (18/3/2022).
Walikota Kyiv Vitaly Klitschko mengatakan satu orang tewas dan 19 lainnya terluka, termasuk 4 orang anak-anak dalam penembakan Rusia di lingkungan Vinohrada yang berada di utara Kyiv.
“Saat ini, kami berada di lingkungan Vinohrada di tempat yang mendapat gempuran dari pasukan Rusia. Anda dapat melihat sendiri lubang sebesar ini”, kata Vitaly Klitschko.
Sebuah hanggar untuk perawatan pesawat militer Ukraina di dekat bandara internasional Lviv, telah dihantam oleh rudal Rusia pada hari Jumat pagi yang memicu kobaran api besar dan asap hitam mengepul.
Pavlyuk, komandan militer tertinggi wilayah Kyiv yang baru menjabat selama dua hari, mengatakan bahwa pertempuran dengan tentara Rusia sedang berlangsung, tetapi pasukan sebelumnya sudah siap untuk mempertahankan kota.
Pavlyuk mengatakan di Kyiv : “Saya menilai situasinya. Saya yakin pasukan kami menempati posisi pertahanan yang menguntungkan”.
Baru-baru ini militer Ukraina menyatakan bahwa, pihaknya berhasil merebut kembali sebuah desa yang diduduki Rusia di dekat Kyiv dan menghancurkan beberapa kendaraan lapis baja Rusia.
UNHCR pada hari Jumat 18 Maret menyebutkan bahwa sejak Rusia menginvasi Ukraina, lebih dari 3,27 juta orang dari penduduk Ukraina yang berjumlah sekitar 44 juta jiwa telah melarikan diri ke negara lain untuk berlindung. Hingga hari Jumat, jumlah warga Ukraina yang mengungsi ke Polandia telah mencapai 2 juta orang.
Banyak sukarelawan datang ke perbatasan Polandia dengan Ukraina untuk membantu para pengungsi Ukraina yang tiba di Polandia.
Juru bicara International Organization for Migration -IOM- di Polandia mengatakan : “Sangat menggembirakan melihat begitu banyak orang yang memberikan dukungan. Jika Anda berjalan di sini, Anda akan melihat, orang-orang yang berbicara dalam berbagai bahasa datang ke sini untuk membantu”.
Serangan Rusia terhadap warga sipil di Ukraina yang terjadi berulang-ulang menimbulkan kecaman dari para pemimpin dunia.
Pada Kamis 17 Maret, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya sedang menilai untuk menuntut Rusia sebagai pelaku kejahatan perang. (sin)