Fu Yao
Kisah kali ini berasal dari sebuah buku, yang berjudul The Boy Who Saw True. Ini adalah sebuah kisah di abad ke-19 dari buku harian yang ditulis oleh seorang bocah Inggris yang sejak lahir telah memiliki kemampuan cenayang. Ia terus menyimpan buku hariannya itu selama bertahun-tahun, hingga akhirnya setelah ia meninggal dunia, istrinya melaksanakan pesan pada surat wasiatnya itu, yakni mengirimkan buku hariannya kepada seorang komposer sekaligus seorang okultis (peneliti halhal gaib atau supranatural) kenamaan, Cyril Scott.
Usai membacanya Scott sangat terkesan, dan merasa isi buku harian itu sangat layak untuk dibagikan dengan semua orang, tidak hanya kontennya sangat layak dibaca, lugas, dan lucu, tanpa disengaja terselip pula sejumlah humor, dan penulisnya adalah seorang yang “lurus dan jujur, yang seumur hidupnya tidak pernah menyalahgunakan kemampuannya itu untuk meraup keuntungan, kekayaan, ketenaran, apalagi tindakan hina demi kepentingan pribadinya”.
Pada 1953, Scott merangkum buku harian tersebut menjadi sebuah buku dan dipublikasikan, dia sendiri yang menulis kata pendahuluannya.
Buku itu sangat laris, dan sempat dicetak ulang sebanyak 14 kali. Evaluasi semua pembaca sangat positif, yang menilai buku tersebut telah mendefinisikan ulang konsepsi manusia tentang “kehidupan” dan “roh”.
Menuruti permintaan penulis, dalam buku tersebut dia diberi inisial M, yang mulai menulis buku harian pada usia sekitar 6-8 tahun. M dilahirkan di utara Inggris di dalam sebuah keluarga pengusaha kaya. Ayahnya suka membaca, sang ibu adalah penganut agama yang taat. Kakaknya, Meer 4 tahun lebih tua darinya, dan selalu bertengkar mulut dengannya. Sejak masih kecil M dapat melihat pancaran aura yang berbeda pada tubuh seseorang, dan acap kali melihat Yesus. Kemudian “Yesus” itu berkata, dirinya adalah guru M selama beberapa generasi, dan M boleh menyebutnya sebagai “Tetua”. Sosok “Yesus” hanya untuk memudahkannya menerima, yang merupakan sosok yang diilusikan. “Tetua” acap kali muncul dalam catatan hariannya, dan memainkan peran sebagai pelita yang menunjukkan jalan terang baginya.
Seiring dengan bertambahnya usia, kemam- puan supranatural M juga mulai meningkat, ia dapat berdialog secara leluasa dengan para makhluk dari dimensi lain, bahkan dapat menerawang masa lalu dan masa depan seseorang. Akan tetapi orang tuanya tidak memahaminya, hal ini membuatnya merasa sedih.
Beruntung guru privatnya, Mr. Palmer muncul di saat yang tepat. Palmer tidak hanya percaya padanya, bahkan ikut menelaah fakta tentang cenayang bersamanya, mereka pun bersama-sama menerima ajaran dari “Tetua” dan para makhluk tingkat tinggi lainnya, bisa dikatakan merupakan guru yang baik sekaligus teman sejati baginya. Berikut ini akan kami perkenalkan dunia yang berbeda di mata M.
Melihat Aura dan Roh
Pada 1939, ilmuwan Uni Soviet, S.V. Kirlian menggunakan elektrofotografi tegangan tinggi yang dapat memotret aura menarik yang melingkupi tubuh manusia. Sejak saat itu fenomena aura manusia mulai dikenal luas. Lalu apakah mata manusia juga dapat melihat aura seperti ini?
Kita mulai membahasnya dari struktur kamera. Kamera bisa dibilang merupakan salinan mata manusia di dunia mesin. Mata manusia setelah menerima cahaya, pupil mata akan secara otomatis menyesuaikan diri membesar dan mengecil untuk mengendalikan tingkat intensitas cahaya yang masuk ke mata.
Dan di dalam kamera, bukaan diafragma melakukan fungsi ini. Setelah cahaya masuk ke dalam mata, lensa mata akan secara otomatis mengatur fokus, inilah bagian dari lensa kamera.
Lalu cahaya diproyeksikan ke retina yang sensitif terhadap cahaya untuk membentuk bayangan, kemudian bayangan ditransformasikan menjadi sinyal listrik, yang dihantarkan ke sistem saraf mata pada jaringan otak manusia, serta akhirnya menampakkan suatu gambar.
Fungsi ini, diperankan oleh negatif film pada kamera untuk menerima cahaya, lalu disempurnakan dengan serangkaian tindakan mengekspos film tersebut.
Jadi, secara teori, benda yang dapat dipotret oleh kamera, juga dapat dilihat oleh mata manusia yang memiliki struktur yang sama.
Akan tetapi cahaya yang dapat diterima oleh retina, atau disebut juga cahaya yang dapat dilihat (disebut juga cahaya tampak, atau spektrum kasat mata, red.), panjang gelombangnya hanya berkisar antara 390 nanometer sampai 780 nanometer, hanya sebagian kecil saja dari spektrum cahaya. Jadi banyak pemandangan indah yang berwarna- warni di dunia ini, yang tak dapat dilihat dengan mata manusia.
Namun di dunia ini banyak orang yang diberi kemampuan luar biasa tertentu, untuk dapat melihat benda-benda di luar cahaya tampak. bocah M yang cenayang ini adalah salah satunya. Mengenai apakah mereka melihatnya dengan mata normal, atau dengan mata ketiga seperti yang dimitoskan, ini harus dibuktikan lagi dengan riset ilmiah. Lalu aura tubuh manusia apa saja yang dapat dilihat oleh M?
Dimulai dari orang-orang di keluarganya, di kepala sang ayah terdapat cahaya berwarna kuning seperti bunga Kembang Merak. Milik sang ibu berwarna biru. Sedangkan sang kakak, Meer cahayanya tidak jelas, seperti sebuah telur yang telah encer memudar. Aura cahaya pada guru privatnya Mr. Palmer sangat indah, berwarna kuning sedikit merah muda, disertai sedikit titik-titik hijau dan biru. Sementara “Tetua” itu, aura tubuhnya lebih indah lagi. Dalam ingatannya M memuji: “Cahayanya sungguh indah, warna emas, merah muda, biru, hijau, kuning, ibarat pelangi yang kita lihat di luar jendela.”
Di gereja, cahaya di atas kepala Nyonya Augie berwarna biru tua. Sedangkan seorang gadis kecil bernama Mary Jane yang dianggap anak yang patuh dan manis oleh banyak orang dewasa, auranya seperti darah yang kotor. Bocah M ogah bermain dengannya.
Ada orang yang cahayanya sangat indah, dengan banyak warna yang indah; ada pula orang yang cahayanya redup, seperti kabut yang secara perlahan memudar. Sebagian rakyat jelata memiliki cahaya yang berwarna indah, sementara sejumlah orang yang terpandang, justru cahayanya sangat mengerikan.
Secara perlahan, ia juga mulai bisa menemukan polanya. Seperti sebagian orang yang memancarkan cahaya kotor dan keruh, menandakan orang itu sedang berada dalam kondisi kehilangan kendali atas emosinya, hampir kehilangan kondisi akal sehatnya; ada sebagian orang yang cahayanya bersiku dan bersudut, berarti orang ini penuh keteraturan dan konservatif.
Di saat hati manusia dipenuhi cinta kasih, cahaya mereka akan berubah menjadi pink. Begitu pula pada saat ibu memeluk dirinya, kakak sepupunya, Annie yang akan menikah juga begitu. Sepertinya ada dasarnya bahwa warna merah muda dianggap sebagai warna yang melambangkan cinta dan romantisme.
Selain aura, M acap kali dapat melihat roh. Pada suatu hari, ia melihat Paman Willy yang telah meninggal sedang duduk di kursi yang sering diduduki ayahnya, dan waktu itu ayahnya hendak duduk di situ. Ia buru-buru mencegahnya, dan berkata Paman Willy sedang duduk di sana. Tapi ayah dan ibunya tidak melihat apa pun, mengira dia sedang mengarang cerita. Hal ini membuatnya sangat bersedih.
Tapi “Yesus” segera muncul, sambil tersenyum manis padanya yang seakan-akan mengatakan “Mereka tak tahu yang mereka lakukan, maafkanlah mereka”, seketika itu si bocah kecil pun melupakannya, dan kembali riang. Di usia begitu belia ia sudah bisa mentolerir kedua orang tuanya, M memang benar-benar bukan bocah biasa.
Kemudian di saat berlibur, ia melihat di dalam kamar muncul seorang wanita yang berpenampilan seperti nenek sihir, dengan wajah yang jahat dan menjijikkan. Kali ini ia meminta pertolongan dari seorang pendeta bernama Mr. Will yang seperjalanan dengannya. Mr. Will dengan ramah meng- ajarkannya agar berdoa pada Yesus, memohon agar dirinya dijauhkan dari segala kejahatan dan ketakutan.
Dengan patuh dilakukannya. Seusai berdoa dan membuka matanya, wanita yang mengerikan itu pun lenyap sudah. Ajaib bukan? Sepertinya jika hendak menjauh dari kejahatan dan iblis, berdoa memohon perlindungan Tuhan adalah cara yang paling tepat.
Bagaimana Timbulnya Kanker
Pada suatu hari, ketika bocah M diajak bertamu oleh ibunya ke rumah Nyonya Cove, ia melihat ada sesuatu yang tampaknya seperti kepiting sedang menempel pada tubuh Nyonya Cove.
M merasa sangat ketakutan, tapi tidak berani mengatakannya. Tak disangka 18 bulan kemudian, Nyonya Cove meninggal dunia akibat penyakit kanker. Peristiwa ini pun memicu semacam perenungan pada dirinya.
Sebenarnya kata kanker, yang dalam Bahasa Inggris disebut cancer, berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah “kepiting”. Apakah penyakit kanker yang dialami oleh Nyonya Cove ada kaitan- nya dengan kepiting tersebut?
Mari kita tinjau dari sisi kedokteran Barat. Ilmu medis Barat sangat to the point, menganggap penyakit timbul akibat berbagai macam gejala, jika gejala dihilangkan, maka penyakit itu pun akan lenyap. Dengan pemikiran ini, untuk mengatasi penyakit kanker, metode yang paling efektif dalam ilmu medis Barat adalah operasi pengangkatan tumor, maka penyebab penyakit pun tidak ada lagi, bukankah sumber penyakit akan hilang? Akan tetapi tumor yang telah diangkat dengan cepat tumbuh kembali, sehingga rasio kambuhnya penyakit pada pasien sangat tinggi.
Ilmu Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT) menekankan, manusia dan alam menyatu, menilai penyakit pada manusia timbul akibat meridian yang tersumbat, sehingga aliran Qi (baca: chi, red.) dan darah tidak lancar.
Jadi metode PTT kuno menggunakan tusuk jarum pada titik akupunktur untuk melancarkan peredaran darah dan Qi, lalu dibantu dengan ramuan obat, untuk menyelaraskan aliran Qi plus darah sesuai dengan prinsip Yin dan Yang juga lima elemen (tanah, air, api, kayu, logam), pengobatan dilakukan secara makro, sangat efektif.
Namun sangat disayangkan, PTT sekarang menekankan pengombinasian antara PTT dengan ilmu medis Barat, yakni juga melakukan tes darah, röntgen, dan CT-Scan, menulis resep juga sangat praktis, segala jenis obat paten sudah dipersiapkan. Dengan demikian, intisari dari PTT telah menghilang secara perlahan.
Alih-alih tusuk jarum pada titik akupunktur, tabib PTT yang bisa mendeteksi penyakit dengan meraba denyut nadi pun sudah tidak banyak lagi, efek pengobatannya dengan sendirinya pun telah jauh merosot.
Di zaman dulu tabib sakti Hua Tuo mengikis tulang membuang racun, membuka tengkorak kepala mengangkat tumor, sekarang kita hanya bisa mendengarnya sebagai mitos, benar-benar membuat orang menggetuninya.
Tetapi walaupun ilmu PTT telah merosot, satu lagi metode pengobatan ala Tiongkok, yakni pengobatan dengan Qigong (baca: chi kung, red.) pun muncul. Tidak sedikit master Qigong memiliki kemampuan supranatural, yang dapat melihat bagian tubuh yang berpenyakit terdapat gumpalan hitam, dan gumpalan hitam tersebut merupakan penyebab penyakit.
Jadi pengobatan Qigong tidak perlu disuntik, tidak minum obat, menekankan berbagai cara menangkap/mencengkeram, bahwa setelah hawa penyebab penyakit itu dicengkeram dan dikeluarkan, maka penyakit pun akan sembuh.
Dulu ketika “demam Qigong” melanda Daratan Tiongkok (pada 1980-an), memang banyak penyakit yang sulit disembuhkan berhasil diobati oleh sejumlah master Qigong, tapi sama halnya dengan pengobatan medis Barat, banyak pasien kemudian kambuh lagi penyakitnya. Sehingga demam pengobatan dengan Qigong setelah berlangsung beberapa tahun, dengan perlahan mulai menghilang lagi.
Jadi apa penyebab utama terjadinya penyakit?
Master Qigong tingkat tinggi dapat melihat bahwa dari level yang lebih tinggi, Qi hitam itu sebenarnya adalah sejumlah roh kecil, seperti “kepiting” yang dilihat anak laki-laki M tersebut, mereka menempel pada tubuh manusia, maka orang itu pun menjadi sakit. Maka dari itu yang dilihat oleh anak laki-laki itu bisa dibilang merupakan kebenaran tertinggi. Jadi mengapa “kepiting” tersebut justru memilih Mrs. Cove daripada orang lain? Hal ini mau tak mau harus berbicara tentang masalah karma.
M pernah melihat seorang pasien dengan “diffuse sclerosis” yang mengerikan. Seorang guru di dimensi lain mengatakan kepadanya bahwa penyebabnya ini adalah kekejaman, karena di kehidupan sebelumnya, orang ini adalah hakim Inkuisisi yang kejam, dan mereka yang terlahir dengan punggung bungkuk, sama halnya juga merupakan pembalasan kekejaman. Penyebab yang ditaburkan di kehidupan masa lampau, menuai buah yang diunduh di kehidupan sekarang/mendatang, inilah yang disebut roda hukum sebab akibat.
Mereka yang dapat melihat dimensi tingkat tinggi mengatakan bahwa medan negatif yang dibentuk oleh karma buruk menarik roh-roh kecil tersebut, sehingga mereka menempel. Mungkin itu prinsip yang sama dengan lumpur dasar laut dapat menarik “kepiting” untuk datang. Itu sebab- nya selama karma buruk masih ada, roh-roh tersebut bersedia datang, dan penyakit pun tidak akan tersembuhkan. Itulah mengapa tumor akan tumbuh kembali setelah dipotong, dan dalam pengobatan Qigong pun akan muncul kembali, juga dikarenakan karma buruk itu belum disingkirkan dengan tuntas.
Itulah sebabnya kenapa dalam agama-agama besar, selalu mengajak umatnya untuk berbuat kebajikan, dan mengajari mereka untuk tidak per- nah berbuat jahat. Karena semua perbuatan yang kita lakukan akan terbalas pada tubuh kita sendiri.
Makhluk tingkat tinggi yang dilihat si bocah M di dimensi lain pernah mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki lingkungan yang baik dalam kehidupan ini, karena dia baik hati di kehidupan sebelumnya. Ini kemungkinan makna sebenarnya dari ung- kapan di dalam “Alkitab” bahwa “Ketika seseorang telah menabur, maka itu ia harus menuai.” (sud)