The Epoch Times
Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-40, pada Senin (4/4/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpidato di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 5 April, ia menyampaikan contoh tragis pembantaian warga sipil oleh tentara Rusia.
Di kota Bucha, pinggiran kota Kyiv, Ukraina, banyak mayat warga sipil baru-baru ini ditemukan di jalanan. Rusia mengklaim bahwa itu hanya setelah penarikan pasukan Rusia. Namun demikian, foto satelit yang dirilis pada 4 April mengungkapkan kebohongan Rusia.
Kantor berita AFP dan CNN melaporkan bahwa citra satelit jalan-jalan Bucha pada pertengahan Maret menunjukkan, mayat banyak warga sipil tergeletak di jalanan, di mana pejabat Ukraina baru-baru ini mengatakan bahwa lebih banyak mayat ditemukan setelah penarikan pasukan Rusia.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan pada 4 April bahwa fase perang berikutnya dapat berlangsung selama beberapa bulan, setelah pasukan Rusia menarik diri dari sekitar ibukota Ukraina, Kyiv, dan mengalihkan fokus mereka ke Ukraina timur.
Keterangan Foto : Pusat perdagangan Retroville hancur pada 3 April 2022 di Kyiv, Ukraina. (Alexey Furman/Getty Images)
Zelensky: Pembicaraan Ukraina-Rusia adalah Satu-satunya Pilihan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pada Selasa 5 April, bahwa meskipun kemungkinan pembicaraan Ukraina-Rusia saat ini menghadapi “tantangan” bagi negaranya, negosiasi dengan Rusia adalah “satu-satunya pilihan”.
Zelensky juga mengatakan dalam sambutan yang disiarkan di televisi pemerintah Ukraina, bahwa dia dan Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak mengadakan pembicaraan secara langsung.
Jepang akan memberikan bantuan tambahan ke Ukraina dan negara tetangganya
Pemerintah Jepang akan memberikan US$100 juta bantuan kemanusiaan tambahan ke Ukraina dan negara-negara tetangganya, demikian yang diumumkan kementerian luar negeri Jepang pada Selasa.
Kementerian luar negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mendukung upaya bantuan medis dan makanan, serta bantuan bagi mereka yang terlantar dan mereka yang berada di negara lain seperti Polandia, Moldova dan Rumania.
Kucuran yang diberikan membuat jumlah total bantuan sejak paket pertama diumumkan pada 11 Maret menjadi US$200 juta, seperti yang diumumkan kementerian luar negeri Jepang.
“Pemerintah Jepang akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional, termasuk anggota G7, untuk memberikan dukungan dan berdiri bersama rakyat Ukraina yang menghadapi kesulitan,” demikian bunyi pernyataan itu.
Menurut kementerian luar negeri jepang, sembilan organisasi internasional dan Jepang telah memberikan dana, beberapa di antaranya termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Selain itu, Menteri Luar Negeri Jepang, Hayashi Yoshimata mengunjungi Polandia beberapa hari lalu mengungkapkan kepada media di Warsawa pada Senin (4/4) bahwa sekembalinya ke Jepang, 20 pengungsi dari Ukraina akan dibawa ke Jepang dengan pesawat pemerintah.
Menlu Jepang menggelar pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau tentang serangan Rusia ke Ukraina. Dia mengatakan pada konferensi pers setelah pembicaraan bahwa “Jepang juga akan menerima sebanyak mungkin orang” untuk “pencari suaka” di Ukraina.
Pesawat pemerintah Jepang yang membawa 20 warga Ukraina mendarat di Bandara Haneda Tokyo pada Selasa 5 April. Jepang menganggap 20 warga Ukraina sebagai “pengungsi” dan setuju dengan mereka untuk tinggal di Jepang dari sudut pandang kemanusiaan.
20 pengungsi Ukraina dibawa kembali dengan pesawat Jepang
Menteri Luar Negeri Jepang, Hayashi Yoshimata mengunjungi Polandia beberapa hari lalu. Dalam perjalanan pulangnya, dia membawa 20 warga negara Ukraina yang ingin mengungsi ke Jepang dengan pesawat yang sama. Pesawat itu mendarat di Bandara Haneda Tokyo pada 5 April. Para ahli mengatakan langkah pemerintah Jepang kali ini cukup langka.
Media Jepang, NHK dan Fuji News melaporkan bahwa pesawat pemerintah Jepang yang membawa 20 pengungsi Ukraina telah mendarat di Bandara Haneda setelah pukul 11:30 pagi waktu setempat. Ke-20 orang itu termasuk 15 wanita dan 5 pria, dengan rentang usia antara 6 hingga 66 tahun.
Gedung Putih: Fase berikutnya perang Ukraina bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau lebih
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan pada 4 April, waktu setempat bahwa fase perang berikutnya dapat berlangsung selama beberapa bulan, setelah pasukan Rusia menarik diri dari sekitar ibukota Ukraina, Kyiv, dan mengalihkan fokus mereka ke Ukraina timur.
Kepada Kantor berita AFP ia mengatakan “ selanjutnya dapat diukur dalam beberapa bulan atau lebih.”
Secara terpisah, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Jake Sullivan mengatakan Amerika Serikat akan mengumumkan sanksi terbaru minggu ini, sebagai tanggapan atas agresi Rusia terhadap Ukraina.
AS juga akan mengumumkan bantuan militer tambahan ke Ukraina dalam beberapa hari ke depan, katanya di Gedung Putih.
Selama berminggu-minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak negara-negara lainnya untuk menyediakan Ukraina dengan senjata yang dapat digunakan untuk menyerang pasukan Rusia dari jarak jauh. Tak lain untuk melawan angkatan laut dan udara Moskow yang lebih kuat dan artileri jarak jauh. Dia berulang kali menekankan kebutuhan khusus untuk pesawat tempur, kendaraan tempur dan sistem pertahanan udara.
Meskipun kekuatan Barat belum mencapai konsensus tentang bagaimana atau apakah sistem seperti itu harus dikirim ke Ukraina karena takut membuat Rusia marah, Sullivan menunjukkan bahwa pemerintahan Biden sejauh ini telah mengirimkan senjata senilai US$2,3 miliar ke Ukraina. (hui)