Topan MegiĀ melanda Filipina, menyebabkan banyak tanah longsor dan mengubur banyak kawasan. Saat tim penyelamat menemukan lebih banyak sisa-sisa di sejumlah desa yang terkena dampak, pejabat setempat pada Kamis (14/4/2022) mengatakan jumlahnya korban tanah longsor dan banjir meningkat menjadi 80 orang. Saat ini, puluhan orang masih hilang, dan kemungkinan ada banyak orang yang tidak bisa diselamatkan.
Sedikitnya 26 orang tewas dan sekitar 150 hilang ketika banyak rumah hanyut ke laut di desa Pilar, yang merupakan bagian dari kota Abuyog di Filipina.
Keterangan Foto : Tim penyelamat mengumpulkan tas berisi mayat setelah hujan deras dari Topan Megi membanjiri desa Pilar pada 13 April 2022. (STRINGER/AFP melalui Getty Images)
“Sejujurnya, kami tidak menyangka akan ada lagi yang bisa selamat,” kata walikota Abuyog, Lemuel Traya, kepada AFP, seraya menambahkan bahwa tugas penyelamat telah bergeser untuk mencari sisa-sisa mayat korban.
Dia mengatakan sekitar 250 orang dibawa ke pusat evakuasi dengan perahu dan yang terluka dibawa ke rumah sakit setelah jalan terputus oleh tanah longsor.
Foto-foto udara menunjukkan lumpur besar yang mengalir menuruni bukit dan menyapu desa Bunga, dengan hanya beberapa atap menjorok yang sekarang terlihat.
Loderica Portarcos, seorang pekerja pertanian berusia 47 tahun yang kehilangan 17 anggota keluarga dan seorang teman dalam tanah longsor, mengatakan: “Kami diberitahukan untuk waspada karena badai akan datang, tetapi kami tidak memberitahukan kami secara langsung bahwa kami harus mengungsi. “
Ara Mae Canuto, 22 tahun, mencoba melarikan diri tetapi terperangkap di laut dan hampir tenggelam. Dia mengatakan dirinya mendengar suara gemuruh seperti helikopter dan menemukan terjadi tanah longsor menghantam rumahnya di Desa Pilar.
“Telinga dan hidung saya penuh lumpur, dan saya menelan banyak lumpur,” kata Canuto, yang terbaring di ranjang rumah sakit, kepada AFP melalui telepon. Ayahnya tewas dan keberadaan ibunya tidak diketahui.
Kota Baybay juga dilanda, dengan gelombang tanah longsor menghantam pemukiman pertanian, menewaskan sedikitnya 48 orang dan melukai lebih dari 100 orang, dan 27 orang masih hilang, seperti yang dikatakan oleh pihak berwenang setempat.
Dipengaruhi oleh cuaca buruk, militer telah bergabung dengan tim penyelamat untuk berpartisipasi dalam pekerjaan penyelamatan.
Setelah serangan Topan Megi memaksa puluhan pelabuhan di Filipina untuk menangguhkan operasi dan membuat ribuan orang terdampar saat Paskah dimulai.
Perayaan Paskah adalah salah satu waktu wisata tersibuk di Filipina dalam kurun waktu setahun. (hui)