oleh Zhang Ting
Rusia telah meningkatkan serangannya ke banyak tempat di Ukraina dan berencana melancarkan serangan menyeluruh ke wilayah timur. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan pada Selasa 19 April, bahwa perang telah memasuki tahap baru. Sementara itu, kepala staf presiden Ukraina juga mengatakan bahwa perang telah memasuki tahap kedua
Sergei Lavrov : Operasi militer khusus Rusia telah memasuki tahapan baru
“Operasi di Ukraina timur ini bertujuan untuk membantu Republik Donetsk dan Luhansk mencapai kebebasan penuh sebagaimana yang telah diumumkan oleh Rusia sejak awal”, kata Menlu Rusia Sergei Lavrov kepada saluran TV ‘India Today’.
Ia juga mengatakan, tahap lain dari operasi ini (di daerah timur Ukraina) sedang dimulai dan ia yakin ini akan menjadi momen yang sangat penting bagi keseluruhan operasi khusus Rusia.
Ketika ditanya soal apakah Rusia berencana menggunakan senjata nuklir di Ukraina, Lavrov mengatakan bahwa tuduhan itu datang dari pihak Ukraina, terutama Presiden Volodymyr Zelensky. Rusia secara historis menentang penggunaan senjata nuklir.
“Kami tidak pernah menyinggung masalah ini”, kata Lavrov. Ia merujuk pada komentar Zelensky bahwa Rusia mungkin akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Di wilayah Donbas, separatis yang didukung Moskow memerangi pasukan Ukraina selama 8 tahun dan mendeklarasikan dua republik terpisah, yang telah diakui Rusia. Sejak rencana yang gagal untuk merebut ibu kota Kyiv, Rusia telah menyatakan perebutan wilayah Donbas sebagai tujuan utama perang.
Ukraina : Tahap kedua perang telah dimulai
Dalam pidato yang disiarkan televisi Senin malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa serangan besar baru telah dimulai dan pemerintah Ukraina berjanji akan mempertahankan diri. “Kami akan berjuang. Kami tidak akan menyerahkan apa pun yang menjadi milik Ukraina”.
Pada 16 April 2022, sekitar 120 kilometer utara Donetsk, asap tebal mengepul dari kilang minyak yang terbakar oleh serangan Rusia. (Ronaldo Schmidt/AFP/Getty Images)
Andriy Yermak, kepala staf Zelensky mengatakan, serangan Rusia di Ukraina telah memasuki tahap kedua.
Wilayah Donbas. tahap kedua perang telah dimulai, tetapi ia ingin memberitahukan, percayalah pada angkatan bersenjata (Ukraina). Tulis Andriy Yermak dalam sebuah posting di Telegram.
Zelensky berjanji melakukan perlawanan.
“Tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia yang dikirim ke sana, akan kami lawan mereka. Kami akan membela diri. Itu kami lakukan setiap hari”, kata Zelensky.
Pentagon : Militer Rusia sedang menciptakan kondisi ofensif di masa depan
Rusia telah menambahkan ribuan tentara ke Ukraina selatan dan timur selama beberapa hari terakhir dalam persiapan untuk serangan ke Donbas, kata seorang pejabat Pertahanan AS pada hari Senin.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa sebelum komentar Zelensky tadi malam, pasukan Rusia sedang membentuk dan menciptakan kondisi untuk melancarkan serangan di masa depan”.
AS juga akan mulai melatih beberapa tentara Ukraina di luar negeri untuk menggunakan howitzer, kata seorang pejabat. Menurut Pentagon, paket bantuan terbaru AS senilai USD.800 juta termasuk 18 buah howitzer kaliber 155 mm dan 40.000 peluru 155mm.
Pasukan Ukraina di medan tempur yang tidak jauh dari wilayah Donetsk selama invasi Rusia ke Ukraina pada 14 April 2022. (Anatolii Stepanov/AFP)
Rusia telah menguasai kota Kreminna di Ukraina timur
Rusia telah menguasai kota Kreminna yang terletak di Ukraina timur. Serhii Haidai, kepala administrasi militer di wilayah Luhansk mengatakan dalam sebuah pengarahan pada Selasa 19 April.
“Mereka sudah memasuki kota”, kata Serhii Haidai.
Haidai mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah ditarik mundur dari kota tersebut dan menempati posisi baru.
Serhii Haidai juga mengatakan bahwa saat evakuasi warga sipil sedang berlangsung, pasukan Rusia terus melancarkan serangan dari segala arah. “Mereka meluncurkan tembakan artileri besar-besaran, membombardir lewat udara”.
Dia memperkirakan bahwa ada sekitar 350.000 orang warga yang tinggal di daerah itu sebelum dikuasai oleh Rusia. Dia percaya bahwa sekarang hanya tersisa sekitar 70.000 orang.
“Mereka mungkin mengevakuasi diri atau dengan bantuan sukarelawan, kelompok agama dan lainnya … mereka mengungsi ke Ukraina barat”, kata Haidai.
Mariupol mengalami pemboman secara bertubi-tubi
Para pejabat Donetsk mengatakan Mariupol telah mengalami pemboman bertubi-tubi, tetapi pasukan Ukraina terus mempertahankan kota itu.
Pavlo Kyrylenko, kepala administrasi militer di wilayah Donetsk mengatakan bahwa meskipun tentara Rusia “mengubah taktik”, tetapi Kota Mariupol yang terkepung masih di bawah kendali Ukraina.
Pavlo Kyrylenko mengatakan bahwa setelah menduduki Kreminna di wilayah Luhansk, pasukan Rusia berusaha maju menuju Kramatorsk dan Sloviansk di wilayah Donetsk utara.
Tentara Rusia melanjutkan penembakan dan serangan rudal ke kota Marinka dan Avdiivka, sambil melakukan serangan ke selatan menuju Mariupol dengan maksud untuk “melengkapi pengepungan”.
Dia mengatakan bahwa pasukan Ukraina terus bertahan di Mariupol meskipun pemboman bertubi-tubi terus berlangsung. Hingga terjadi pertempuran antar tank di beberapa jalan, tetapi “bendera Ukraina masih terus berkibar di atas kota”.
“Musuh sedang mengubah taktik,” katanya. Karena mereka (tentara Rusia) telah menderita kerugian, termasuk artileri berat, senjata dan personel. Federasi Rusia sendiri merasakan kerugian ini. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal. Oleh karena itu, mereka terpaksa untuk lebih ekonomis dalam menggunakan kekuatan, mereka harus fokus pada bagian tertentu dari wilayah Donetsk dan Luhansk, di mana mereka mencoba untuk mendapatkan beberapa keuntungan strategis.
Menanggapi serangan baru Rusia, Belanda mengumumkan pemberian senjata berat kepada Ukraina
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan pada Selasa 19 April bahwa Belanda akan mengirimkan senjata lebih berat kepada Ukraina termasuk kendaraan lapis baja.
Mark Rutte dalam sebuah pesan tweet menyebutkan, bahwa dirinya bersama Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren, dalam percakapan telepon telah sepakat untuk memberi dukungan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan alasan Rusia telah memulai serangan baru.
“Bersama dengan sekutu kami, kami sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan berupa senjata berat”, kata Rutte.
Zelensky mentweet bahwa dirinya telah memberitahu Rutte tentang situasi di Donbas yang terus memburuk, dan bahwa dirinya berterima kasih kepada Belanda atas dukungannya.
“Ketika perdamaian telah pulih, kami akan bersama-sama Belanda membangun hubungan Ukraina – Belanda dengan kualitas baru di UE !” kata Zelensky.
Menurut laporan kantor berita Rusia ‘Interfax’ bahwa, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Selasa menuduh pendukung Barat sedang memperpanjang kelangsungan konflik dengan memasok lebih banyak senjata ke Ukraina. (sin)