NTDTV.com
Tampaknya tidak ada akhir yang terlihat dalam kurun waktu jangka pendek, karena penarikan produk secara besar-besaran memperburuk kesengsaraan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi. Bahkan, memicu terjadinya kekurangan susu formula bayi di Amerika Serikat. Kini, krisis menyoroti bagaimana kurangnya persaingan yang menyebar ke semua sektor ekonomi AS, termasuk kebutuhan makanan bayi
Central News Agency melaporkan bahwa krisis susu bubuk pada awalnya disebabkan oleh gangguan rantai pasokan dan kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi. Kasus ini diperparah dengan kematian dua bayi pada Februari lalu, dan pembuat susu bubuk Abbott Co AS mengumumkan “penarikan sukarela” susu formula yang diproduksi di pabriknya di Michigan yang diduga terkontaminasi bakteri, termasuk merek Similac yang digunakan oleh jutaan rumah tangga di AS.
Investigasi selanjutnya membuktikan bahwa merek tersebut tidak ada masalah, tetapi produksi belum sepenuhnya dilanjutkan. Hal demikian memperburuk masalah rantai pasokan dan kekurangan berkelanjutan yang disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja.
Selain masalah pasokan, para orangtua harus membayar biaya pembelian yang lebih tinggi, karena harga susu bubuk yang dijual secara online telah meningkat 1 hingga 3 kali lipat.
Kepala penasihat ekonomi Gedung Putih Brian Deese mengatakan kepada CNN pada 13 Mei, bahwa masalah itu “tidak akan selesai dengan sendirinya dalam sehari atau seminggu,” tetapi tidak ada kepastian bahwa krisis akan berlanjut.
Kepanikan di kalangan orangtua
Sara Khan, ibu tiga anak berusia 10 tahun, 7 tahun dan 6 bulan, mengatakan situasi itu sudah berlangsung berbulan-bulan.
“Sejauh yang saya tahu, masalah ini muncul hampir tujuh bulan lalu. Situasi ini tidak terjadi dalam semalam,” kata Sara Khan kepada AFP.
Sara Khan mengatakan ia mencari rantai toko obat CVS, Walgreen dan Target di Washington dan daerah sekitarnya untuk membeli susu formula, hanya untuk melihat rak yang kosong. Untungnya, keluarga dan teman-temannya membantunya membeli susu formula dari Boston, New York, dan Baltimore sehingga bayinya tak kelaparan.
“Sungguh tragis, mengerikan,” kata Sara Khan, yang bahkan harus memesan susu formula dari jauh hingga ke Jerman.
Keterangan Foto : Rak toko kelontong yang biasanya menyimpan susu formula terkunci dan hampir kosong pada 11 Mei 2022 di Washington, DC. (STEFANI REYNOLDS/AFP via Getty Images)
Presiden AS Joe Biden pada 12 Mei, mendesak pengecer termasuk Target, Walmart dan Gerber untuk bertemu dengan produsen susu formula bayi terkemuka, mendesak mereka untuk melakukan segala yang mungkin untuk membantu mengatasi kekurangan susu formula.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa ketika Biden bertemu dengan para eksekutif puncak produsen ini. Dia membahas bagaimana meningkatkan produksi susu formula bayi dan mendesak produsen u meningkatkan tindakan mereka untuk memastikan bahwa keluarga yang membutuhkan dapat membeli produk.
“Kami melihat masalah besar dengan penimbunan. Itu yang kami fokuskan,” katanya.
Monopoli produsen besar, kehabisan stok di Amerika Serikat adalah sekitar 43%
Ada kekurangan susu formula dan para orangtua khawatir anak-anak mereka akan kelaparan. Susu formula merupakan kebutuhan bagi banyak keluarga, terutama keluarga berpenghasilan rendah, yang berjuang untuk menyusui karena sang ibu kembali bekerja segera setelah melahirkan.
Masalah lainnya adalah harga susu formula bubuk yang tersisa di pasaran meroket.
Abbott mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 13 Mei, bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui susu bubuk bayi yang diproduksi oleh Abbott, tetapi “memeriksa” pabrik sebanyak 483 kali. Abbott mengatakan pabrik produksi di Sturgis, Michigan akan dibuka kembali dalam waktu dua minggu.
FDA berjanji mengumumkan rencana minggu depan untuk mengizinkan impor susu formula dari luar negeri.
FDA saat ini melarang impor sebagian besar formula susu bubuk bayi , termasuk produk yang dibuat di Eropa, tidak berdasarkan masalah kesehatan, tetapi pada standar pelabelan dan pengemasan.
Komisaris FDA Robert Califf dalam cuitannya berbunyi : “Kami percaya bahwa semua yang kami lakukan akan membantu secara signifikan meningkatkan kekurangan pasokan di AS dalam beberapa minggu.”
Menurut badan pengumpulan data Datasembly, pada 10 Mei, tingkat kekurangan susu formula di seluruh Amerika Serikat adalah sekitar 43%, yang mana 10% lebih tinggi dari rata-rata pada April.
Di luar tuduhan bahwa pemerintah AS tetap berada di sela-sela, Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka akan mengambil beberapa langkah untuk mengatasinya. Akan tetapi cakupannya tampaknya terbatas.
Susu formula bayi dijual di toko besar di Chicago, Illinois, pada 13 Januari 2022. Ada kekurangan susu formula bayi di banyak toko di seluruh negeri selama berbulan-bulan. (Scott Olson/Getty Images)
Amanda Starbuck, direktur Food & Water Watch, sebuah LSM yang memantau keamanan pangan, mengatakan kepada AFP bahwa krisis tersebut telah menyoroti konsentrasi ekstrem dari seluruh rantai produksi pangan.
Amanda mengatakan bahwa 95% pasar susu formula dikuasai oleh tiga perusahaan AS.
“Jika kita berbicara tentang soda atau keripik, itu kurang penting, tetapi ketika kita berbicara tentang kebutuhan seperti susu bubuk, maka itu serius,” katanya.
Situasi saat ini adalah hasil dari akumulasi selama beberapa dekade.
Amanda menjelaskan bahwa perusahaan AS mendapatkan manfaat dari sentralisasi rantai produksi, di mana konsensus harga mudah dicapai tanpa persaingan.
“Tetapi tanggung jawab tidak sepenuhnya pada perusahaan-perusahaan ini, tetapi mengapa pemerintah kita mengizinkan tiga perusahaan untuk memonopoli?” katanya, belum lagi perusahaan besar ini tak membuat mereka lebih efisien.
“Apa yang perlu kita lakukan sekarang adalah mengesahkan undang-undang antimonopoli yang komprehensif untuk meneliti dengan lebih baik dan memecah perusahaan yang begitu besar sehingga mereka menyalahgunakan kekuatan pasar,” katanya. (hui)