PBB: Krisis Pangan Sudah Dekat, Evakuasi Pabrik Baja Azovstal Berlanjut

Bi Xinci dan Chen Haiyue

Saat ini, situasi perang Ukraina-Rusia masih belum optimis dan krisis pangan global menjadi semakin mendesak. Dunia menyerukan kepada Rusia untuk mengizinkan ekspor cadangan biji-bijian di Ukraina serta gandum dan pupuk Rusia

Rusia: Lebih dari 1.700 tawanan perang Ukraina meninggalkan pabrik baja Azovstal

“Angkatan Bersenjata Rusia terus melakukan operasi militer khusus di Ukraina,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Konashenkov.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada Kamis 19 Mei, bahwa lebih dari 1.730 tentara Ukraina  menyerah dari pabrik baja Azovstal. Yang terluka dibawa ke daerah yang dikuasai Rusia untuk perawatan lebih lanjut.

Kementerian Pertahanan Rusia juga merilis sebuah video. Dalam rekaman itu, seorang tawanan perang yang mengaku tentara di Pabrik Baja Azostal mengatakan, bahwa kondisi makanan setelah penyerahan relatif baik dan yang terluka telah dirawat.

Namun demikian, tidak jelas apakah para tawanan perang tersebut sedang diintimidasi oleh otoritas Moskow untuk menyampaikan kata-kata tersebut di depan kamera.

PBB peringatkan krisis pangan global dalam beberapa bulan mendatang

Pada Rabu  18 Mei, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memimpin Konferensi Keamanan Pangan PBB di New York.

Blinken mengatakan diperkirakan ada 22 juta ton biji-bijian yang disimpan di lumbung di Ukraina saat ini, dan jika biji-bijian ini dapat dikirim ke luar Ukraina, maka dapat segera membantu mereka yang membutuhkan.”

Blinken meminta Rusia untuk mengizinkan ekspor biji-bijian yang aman dan terjamin yang disimpan di pelabuhan Ukraina.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres telah memperingatkan potensi krisis pangan global dalam beberapa bulan mendatang. Namun demikian, dia mengatakan krisis dapat dihindari melalui negosiasi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina telah memperkuat dan mempercepat faktor-faktor ini: perubahan iklim, pandemi virus corona, dan ketidaksetaraan. Hal demikian berpotensi menjerumuskan puluhan juta orang ke dalam krisis ketahanan pangan.  Bersamaan dengan itu Malnutrisi , kelaparan secara besar-besaran dan krisis bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Guterres meminta Moskow untuk mengizinkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina, serta makanan dan pupuk Rusia. Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia dan Ukraina dikenal sebagai lumbung pangan Eropa.

Blinken juga menepis klaim bahwa sanksi Barat telah memperburuk krisis pangan.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken berkata “Beberapa orang mencoba memperburuk krisis ini dengan menuduh Amerika Serikat dan banyak negara menjatuhkan sanksi kepada Federasi Rusia. Ini adalah pernyataan yang salah.”

Biden bertemu dengan para pemimpin Finlandia dan Swedia untuk mendukung keanggotaan NATO

Gedung Putih mengeluarkan pernyataan pada Rabu, menyambut pengajuan dari Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO.

“Finlandia dan Swedia adalah mitra lama dan setia Amerika Serikat,  bergabung dengan NATO, mereka akan semakin memperkuat kerja sama pertahanan kami untuk kepentingan seluruh aliansi Atlantik,” kata Presiden Biden dalam sebuah pernyataan.

Presiden Finlandia, Sauli Niinistö dan Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson mengunjungi Washington pada Kamis 19 Mei, untuk membahas isu-isu seperti bergabung dengan NATO.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki pada hari yang sama, berharap dapat membujuk Turki untuk menyetujui kedua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO. (hui)