oleh Chen Beichen
Perusahaan Apple sedang menjajaki untuk mengalihkan produksinya ke Asia Tenggara. Menurut sumber industri baru-baru ini, Apple telah memutuskan untuk memindahkan beberapa produksi iPad dari daratan Tiongkok ke Vietnam setelah beberapa bulan rantai pasokan di Shanghai dan sekitarnya terganggu cukup serius karena lockdown ketat yang diterapkan pemerintah
‘Nikkei Asia’ mengutip ungkapan sumber pada 1 Juni memberitakan bahwa Apple baru-baru ini memutuskan untuk memindahkan produksi berbagai komponen iPad ke Vietnam, dengan alasan terganggu oleh terputusnya rantai pasokan dan sulit memenuhi jadwal produksi yang sudah ditetapkan. Ini adalah pertama kalinya Apple menarik infrastruktur produksinya dari daratan Tiongkok.
‘BYD Electronic’ Tiongkok, yang merupakan salah satu perakit iPad utama telah membantu Apple membangun lini produksi di Vietnam dan akan segera membuat sejumlah kecil tablet ikonik di Vietnam.
Selain itu, raksasa teknologi AS ini telah meminta pemasok komponen seperti papan sirkuit tercetak, suku cadang mekanik dan elektronik untuk meningkatkan persediaan guna mencegah kekurangan dan hambatan pasokan di masa mendatang.
Analisis Nikkei menunjukkan bahwa Apple telah cukup lama mempertimbangkan rencana untuk memproduksi beberapa iPad di luar daratan Tiongkok, tetapi lonjakan kasus COVID-19 di Vietnam menjadi alasan menunda pelaksanaannya.
Menurut laporan tersebut, iPad menjadi lini produk Apple terbesar kedua yang mengikuti jejak earphone AirPods untuk berproduksi di negara Asia Tenggara. Langkah ini tidak hanya menggarisbawahi upaya berkelanjutan dari Apple yang berupaya mendiversifikasi rantai pasokannya, tetapi juga semakin pentingnya Vietnam bagi perusahaan Apple.
Selama puluhan tahun, perusahaan Apple telah mengalihdayakan sebagian besar produksinya ke pabrik-pabrik besar di daratan Tiongkok, sejumlah bangunan pabrik di antaranya sampai membentang bermil-mil jauhnya dan mempekerjakan ratusan ribu orang untuk melakukan perakitan, pengujian, pengemasan dan sebagainya. Fenomena ini bakal muncul di negara Asia Tenggara dalam waktu dekat.
Dalam beberapa tahun terakhir, berita tentang hengkangnya perusahaan-perusahaan yang didanai asing dari daratan Tiongkok terus-menerus beredar, dan dunia luar percaya bahwa itu sebagian terkait erat dengan kebijakan pencegahan epidemi pemerintah pusat Tiongkok yang “Nol kasus infeksi”, selain seringnya terjadi pemadaman listrik dan lockdown ketat.
Media ‘South China Morning Post’ pada April lalu melaporkan bahwa Foxconn Technology Group, pemasok utama Apple, kembali dipaksa menghentikan operasi setelah otoritas menemukan 2 kasus baru yang dikonfirmasi terinfeksi COVID-19 di dua pabriknya di Kota Kunshan, Tiongkok.
Sejak wabah epidemi yang menggelora di daratan Tiongkok beberapa waktu terakhir ini, kebijakan politis yang “Nol kasus infeksi” sedang menghadapi ujian berat, pabrik-pabrik ini sering menghentikan operasi, karena lockdown ketat, para pekerja terkurung dalam asrama untuk waktu yang lama. (sin)