Yang Ning
Suratkabar militer Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 9 Mei lalu memuat sebuah berita yang sangat pendek namun cukup signifikan: Sejak 6 hingga 8 Mei lalu, Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok menghimpun kekuatan laut, udara, dan pasukan konvensional, melakukan latihan perang nyata di sisi timur Taidao dan tenggara wilayah udara dan lautnya, lebih lanjut menguji kekuatan tempur bersama pasukannya.
Ini merupakan kelanjutan dari aksi gangguan Beijing terhadap Taiwan dengan mengirim jet tempurnya pada 3 Mei lalu, satu lagi aksi nyata mengincar Taiwan.
Latihan militer pada umumnya terbagi menjadi latihan perang dengan amunisi riil dan latihan perang nyata.
Latihan perang dengan amunisi riil terutama untuk melatih kemampuan pengiriman, mobilisasi jarak jauh, ekspansi pasukan, tembakan amunisi riil, dan lain-lain. Sedangkan latihan perang nyata terutama melatih perlawanan dan metode perang, kedua belah pihak saling berhadapan dengan peluru hampa dan simulasi laser.
Kali ini pihak militer Tiongkok melakukan latihan perang nyata, seharusnya merupakan simulasi sebagai persiapan penyerangan terhadap Taiwan.
Selain itu, Jepang mengamati kapal induk “Liaoning” yang berlayar di Samudera Pasifik pada 3 Mei lalu selama 5 hari berturut-turut melakukan lepas landas dan pendaratan pesawat yang diangkut kapal induk. Disimpulkan Beijing sedang melangsungkan latihan meningkatkan kemampuan penggunaan kapal induk. Berbagai fenomena menjelaskan, rencana Beijing menyerang Taiwan sepertinya tidak surut walaupun telah melihat kegagalan Rusia menyerang Ukraina, sebaliknya malah terus mempercepat persiapan perang.
Sedangkan pada hari kedua latihan perang Tiongkok, yakni pada 7 Mei sekitar pukul 8 malam hari, di dekat wilayah perairan Distrik Putuo, Kota Shangzhou, mendadak terlihat langit berwarna merah darah yang tidak biasanya, ibarat darah telah memerahi langit, membuat orang bergidik ngeri, banyak warga mengabadikan momentum tersebut dan mengunggahnya di internet.
Walaupun pakar PKT menjelaskan warna merah itu disebabkan semburan lampu berwarna merah dari kapal-kapal nelayan samudera jarak jauh, tapi sangat tidak meyakinkan. Banyak orang merasa tidak tenang, menganggap ini adalah semacam pertanda buruk.
Masyarakat Tiongkok kuno mengatakan manusia menyatu dengan Langit.
Dalam kitab I Ching dijelaskan: “Bila langit memperlihatkan pertanda, akan terjadi hal baik atau buruk.” Fenomena langit adalah penampakan semacam pertanda, yang ada kaitannya dengan hal yang akan terjadi di dunia manusia. Warna merah memenuhi langit tampak di Zhoushan, apakah informasi yang disampaikan di balik fenomena ini? Bisa dilihat dari sudut pandang tempat dan waktu munculnya fenomena ini.
Fenomena aneh ini terjadi di Provinsi Zhejiang. Umumnya dianggap, Zhejiang merupakan daerah tempat karier Xi Jinping dibangun, yang merupakan salah satu mata rantai yang teramat penting dalam perjalanan kariernya.
Pada 2002, Xi Jinping dimutasi dari Fujian ke Zhejiang untuk menjabat sebagai gubernur sekaligus sekretaris provinsi, hingga 2007 dimutasi lagi ke Shanghai, kemudian diangkat menjadi Komite Tetap Politbiro PKT.
Pada 2008 ia diangkat sebagai wakil kepala negara, hingga akhirnya men- capai posisi tertinggi. Zhejiang merupakan tempat di mana Xi Jinping mengendalikan sebuah provinsi besar, banyak pernyataan yang dipublikasikan selama di sana, yang menjadi “versi draft” pemikiran strategis PKT setelah Kongres Nasional ke-18. Sehingga Zhejiang pun dianggap menjadi “tempat tumbuh matangnya” pemikiran kekuasaan Xi.
Selain itu, Zhejiang juga merupakan daerah asal “New Zhijiang Army”, beberapa kolega, bawahan, dan pengikut Xi Jinping sebelumnya, berkat dipromosikan Xi, banyak yang naik jabatan, seperti Sekretaris Kota Beijing, Cai Qi; Sekretaris Kota Chongqing, Chen Min’er; Sekretaris Kota Shanghai, Li Qiang; dan lain-lain. Bagi Xi Jinping posisi Zhejiang sangatlah penting.
Menurut berita media massa daratan Tiongkok, pada 2007 setelah Xi Jinping meninggalkan jabatan di Zhejiang, hanya pada akhir 2008 saja dia menginspeksi Jiashan selama dua hari. Setelah itu selama hampir 7 tahun, tidak pernah pergi ke Zhejiang, hingga 2015. Dan tempat pertama di Zhejiang yang disinggahi pada waktu itu adalah Zhoushan. Mengapa memilih Zhoushan? Media massa daratan Tiongkok menyebutkan ada tiga alasan:
Pertama, dipastikan karena perkembangan pesat Zhoushan. Pada 2014 di antara PDB 11 kota di Zhejiang yang naik pesat, Zhoushan adalah satu-satunya kota yang naik 10% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya, keuntungan perdagangan luar negeri yang dihasilkan dari integrasi pelabuhan Ningbo-Zhoushan telah melambungkan PDB Zhejiang hingga 8,2%.
Kedua, Zhoushan adalah titik uji coba perekonomian kelautan yang diprakarsai Xi Jinping. Selama menjabat di Zhejiang, Xi Jinping telah lima kali melakukan inspeksi di Zhoushan, setiap kali inspeksi topiknya adalah ekonomi kelautan, tidak ada yang lain.
Setelah Xi Jinping dimutasi ke pusat, Dewan Negara resmi meloloskan dibangun nya Kawasan Baru Kepulauan Zhoushan Zhejiang, sejak saat itu Zhoushan pun menjadi kawasan baru tingkat nasional dengan tema ekonomi kelautan yang pertama di Tiongkok, yang juga diwujudkan sebagai pelabuhan transit sekaligus pelabuhan asal, juga sebagai basis logistik minyak bumi, pasir bijih, batu bara, pangan, minyak, dan berbagai komoditas strategis lainnya, serta menjadi basis penopang strategis kelautan satu-satunya di wilayah Tiongkok, oleh sebab itu memiliki fungsi strategis yang penting. Waktu itu Xi datang menengok kondisi perkembangan ekonomi Zhoushan.
Ketiga, untuk memberinya semangat. Ada satu lagi alasan yang tidak disebutkan yaitu, Zhoushan juga memiliki basis pangkalan AL Tiongkok, begitu penyerangan Taiwan dimulai, maka fungsi Zhoushan akan sangat menentukan.
Tidak diragukan lagi bahwa Xi Jinping sangat memperhatikan Zhoushan. Pada akhir Maret 2020 lalu Xi menginspeksi Zhejiang, persinggahan pertamanya adalah Pelabuhan Zhoushan, bahkan rela kehujanan demi menyaksikan pekerjaan bongkar muat peti kemas di pelabuhan tersebut, dan mendalami kondisi operasional di pelabuhan.
Oleh sebab itu, merahnya langit muncul di Provinsi Zhejiang yang merupakan daerah keberuntungan bagi Xi Jinping, muncul di yang paling diperhatikan oleh Xi Jinping, dan waktunya bertepatan dengan latihan perang PKT, bukanlah suatu kebetulan. Ini bisa dipandang sebagai peringatan dari Langit, dan merupakan suatu peringatan yang sangat keras.
Pendeta Tao dari Dinasti Tang, Li Chunfeng dalam kitab Yi Si Zhan mengemukakan tentang fenomena seperti ini: “Hawa merah muncul dari kapal langit, tak lebih dari setahun akan ada yang mandiri. Hawa merah berwarna merah darah, pertanda pertumpahan darah. Hawa merah menutupi matahari ibarat cahaya merah, kemarau panjang, rakyat kelaparan, tanah kering hingga ribuan Li. Awan merah menyelimuti seluruh penjuru, negara akan kalah perang. Hawa merah berpusat di kediaman seseorang, di bawahnya akan tumpah darah prajurit.”
Fenomena langit seperti ini jelas adalah pertanda akan terjadi perang, bencana kelaparan, dan lain sebagainya. Karena warna merah darah di langit dalam sejarah, mayoritas terjadi pada masa akhir suatu dinasti, seperti akhir Dinasti Song utara, dan akhir Dinasti Yuan, ini juga sepertinya menjelaskan fenomena aneh ini juga menjadi pertanda runtuhnya suatu rezim dan takdir buruk pemimpin negara itu.
Melihat kondisi ini, latihan perang PKT mengincar Taiwan dan kemungkinan akibat buruk yang akan timbul bila Tiongkok menyerang Taiwan, telah diperlihatkan oleh Langit. Oleh sebab itu fenomena langit yang ekstrem seperti ini adalah peringatan bagi sang pemimpin, agar tidak bertindak gegabah, menyebabkan penderitaan bagi rakyat, di saat yang sama juga mengisyaratkan nasib yang akan menimpa PKT dan dirinya sendiri.
Faktanya, selama belasan tahun terakhir, berbagai fenomena aneh bermunculan di Tiongkok.
Yang agak parah sejak tahun lalu hingga sekarang adalah hujan badai di Zhengzhou, bulan merah darah di langit Henan, air sungai mengalir berlawanan arah di hulu Sungai Jinsha pada aliran Sungai Yangtze. Munculnya lubang raksasa di Shenyang Liaoning, banjir bandang di banyak tempat, jatuhnya benda raksasa yang memancarkan sinar di langit Zhumadian Henan, runtuhnya gua di “Tanah Suci Revolusi” Yan’An, serangan serangga, gagak,dan burung walet, angsa hitam mendadak turun ke Lapangan Tiananmen, badai pasir di Dunhuang membuat langit merah berubah kuning, runtuhnya gerbang utama Hall of Supreme Harmony di Forbidden City… satu persatu pertanda buruk itu, adalah peringatan dari Langit, juga merupakan belas kasih Langit. (sud)