Andrew Thornebrooke
Seorang politisi top di Taiwan memperingatkan bahwa Taiwan memiliki rudal yang mampu menargetkan Beijing, yang mana akan mempertahankan diri dari invasiĀ rezim partai komunis Tiongkok.
You Si-kun, presiden Legislatif Yuan Taiwan, mengatakan bahwa Taiwan memiliki rudal jelajah supersonik yang mampu menghantam Beijing jika rezim komunis Tiongkok pada akhirnya menyerang pulau itu.
Hal demikian disampaikannya ketika menjelaskan tentang kekuatan Rudal Yun Feng milik Taiwan.
Rudal seri Yun Feng diproduksi di dalam negeri di Taiwan. Pertama kali diakui secara publik pada 2012 dan memasuki produksi massal pada 2019.
You, yang menjabat sebagai perdana menteri Taiwan pada awal 2000-an, mengatakan bahwa dia sebelumnya tidak diizinkan untuk mengungkapkan kemampuan penuh rudal tersebut kepada publik. Sekarang setelah diproduksi secara massal, bagaimanapun, jangkauannya cukup untuk mencapai ibu kota Tiongkok, Beijing, serta Bendungan Tiga Ngarai, yang merupakan pembangkit listrik terbesar di dunia.
Berbicara dengan Jaringan Luar Negeri Taiwan, You mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina, membuatnya percaya bahwa rakyat Taiwan perlu mengambil peran yang lebih aktif dalam mempersiapkan invasi komunis.
Apalagi, kata dia, Taiwan tidak boleh bergantung kepada bangsa-bangsa di dunia untuk menyelamatkan diri. Sebaliknya, harus bersiap untuk bertarung sampai peluru penghabisan. Dikarenakan, membantu diri sendiri sangat penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Taiwan layak diselamatkan, seperti yang ditunjukkan oleh perlawanan terhadap agresi Rusia di Ukraina.
Kemudian, negara-negara demokrasi dunia akan terdorong untuk membantu Taiwan, dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) akan menjadi musuh Australia, Jepang, dan Amerika Serikat.
You mengatakan bahwa, selain menyerang daratan dengan rudal supersonik, Taiwan akan menggunakan selat 100 mil antara keduanya untuk memasang pertahanan besar dan menenggelamkan kapal perang PKT sebelum mereka bisa mencapai pulau itu.
Partai Komunitas Tiongkok harus menyeberangi Selat Taiwan untuk menyerang Taiwan, yang berbeda dengan serangan Rusia ke Ukraina.
You secara merendahkan menyebut komunis Tiongkok sebagai āKekaisaran,ā mengacu pada kebijakan luar negeri pembangkangnya, dan mengatakan bahwa pulau Taiwan tidak akan pernah ditelan oleh PKT.
You kemudian memperingatkan ; Jika Anda ingin mendarat, Anda akan bertarung di tepi pantai. Jika pendaratan berhasil, semua orang di Taiwan harus bertekad untuk mati seperti di Ukraina, Pergi dan jangan biarkan Tiongkok menelan Taiwan.ā
Sementara itu, dikutip dari Reuters 2 Juni, dari pemandu wisata hingga seniman tato, beberapa orang di Taiwan kini gencar mengambil pelajaran menembak untuk pertama kalinya dalam hidup mereka saat invasi Rusia ke Ukraina.
Tekanan militer rezim Tiongkok yang meningkat, dikombinasikan dengan konflik di Ukraina, telah memicu perdebatan tentang bagaimana meningkatkan pertahanan di Taiwan, yang mempertimbangkan apakah akan memperpanjang wajib militer.
Sejak perang di Ukraina dimulai tiga bulan lalu, terjadi peningkatan pemesanan hampir empat kali lipat untuk pelajaran tentang cara menembakkan airsoft gun, atau perangkat berdaya rendah yang dirancang untuk menembakkan proyektil non-logam.
Max Chiang, kepala eksekutif Polar Light, yang berbasis di pinggiran ibu kota, Taipei mengatakan, semakin banyak orang berpartisipasi untuk ambil bagian.
Beberapa dari mereka yang datang ke lapangan tembak tahun ini belum pernah memegang senjata sebelumnya, seraya menambahkan bahwa jumlahnya meningkat ātiga kali lipat atau empat kali lipatā sejak dimulainya konflik Ukraina, yang diklaim Moskow sebagai āoperasi militer khusus.ā
Beberapa orang di Taiwan khawatir bahwa rezim Tiongkok, yang tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya, dapat meningkatkan tekanan, mengambil keuntungan dari Barat yang terganggu oleh upaya untuk mendukung dan melengkapi Ukraina dalam merespon Moskow.
Taiwan telah meningkatkan tingkat kewaspadaannya, tetapi melaporkan tidak ada gerakan militer yang tidak biasa oleh Beijing.
Mereka yang bersiap menghadapi ancaman dari rezim Tiongkok termasuk Su Chun, seorang seniman tato berusia 39 tahun yang bertekad untuk belajar cara menggunakan senapan angin.
Ia yakin, pelatihan senjata akan berguna jika pemerintah memanggil pasukan cadangan seperti dirinya untuk mengusir invasi Tiongkok.
Penggunaan airsoft gun, populer untuk simulasi militer, diajarkan sebagai olahraga kompetisi di Taiwan, yang mengontrol kepemilikan senjata dengan ketat, tetapi banyak gerakan dan taktik yang terlibat menyerupai keterampilan tempur, dari postur menembak hingga membidik.
Di lapangan tembak Taipei pada suatu Minggu sore, belasan orang membawa senapan angin untuk pertama kalinya saat pelatih menjelaskan pedoman keselamatan dan detail dasar.
Ada kebutuhan “mendesak” untuk mempelajari lebih lanjut tentang senjata setelah perang di Ukraina, kata pemandu wisata Chang Yu, yang menghadiri kursus tingkat awal bersama istrinya.
Selain pelatihan senjata, beberapa politisi di Taiwan mendesak masyarakat untuk mulai memikirkan rencana bertahan hidup, saat sebagian besar kota tanpa listrik dan pasokan air selama berhari-hari.
Lin Ping-yu dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, yang mencalonkan diri untuk kursi dewan, mengatakan perang Ukraina telah mendorongnya untuk menyiapkan perlengkapan bertahan hidup untuk keluarganya, lengkap dengan persediaan makanan darurat dan baterai, jika terjadi yang terburuk.
Sedangkan Amerika Serikat akan mempertahankan kapasitasnya untuk melawan kekuatan apa pun yang mengancam keamanan Taiwan, sebagaimana dikatakan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin pada 11 Juni ketika dia memperingatkan āmeningkatnya paksaanā dari Beijing.
Berbicara pada Dialog Shangri-La di Singapura, Austin mengatakan rezim Tiongkok telah menjadi “lebih koersif dan agresif” dalam klaim teritorialnya, mengutip kegiatan maritim ilegal Beijing di Laut China Selatan yang disengketakan.
Austin mengatakan, pihaknya telah melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah intersepsi yang tidak aman dan konfrontasi di laut oleh pesawat dan kapal PLA [Tentara Pembebasan Rakyat].
Pernyataannya tersebut mengutip sebuah insiden pada bulan Februari lalu, ketika sebuah kapal Angkatan Laut PLA mengarahkan laser ke kapal Australia. Bahkan, Pesawat tempur serta jet tempur PLA dalam beberapa pekan terakhir melakukan serangkaian intersepsi berbahaya terhadap pesawat sekutu yang beroperasi secara legal di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan.
Tetapi, kata Austin, taruhannya āsangat mencolok di Selat Taiwan.
Ia juga menegaskan, telah menyaksikan peningkatan yang stabil dalam aktivitas militer yang provokatif dan tidak stabil di dekat Taiwan. hal demikian, termasuk pesawat PLA yang terbang di dekat Taiwan dalam jumlah rekor dalam beberapa bulan terakhir, dan hampir setiap hari.
Ketegangan lintas selat telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Beijing telah melakukan serangan terbesar kedua ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan pada 30 Mei dengan 30 pesawat tempur PLA.
PKT yang saat ini memerintah Tiongkok sebagai negara satu partai, dan menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri. Pemimpin PKT Xi Jinping bersumpah untuk menyatukan kedua entitas, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya.
Namun, Taiwan telah sepenuhnya memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, dan tidak pernah berada di bawah kendali PKT.
Amerika Serikat tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka sejak 1979. Namun, Washington mempertahankan komitmennya terhadap Taipei, yang digariskan dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan, di mana menjamin akan memberi Taiwan kemampuan militer yang diperlukan untuk membela diri dan mempertahankan kemerdekaannya secara de facto. (asr)