oleh Chen Beichen
Para ahli dari Aerospace Corporation AS memperkirakan bahwa puing roket Tiongkok seberat 25 ton akan jatuh kembali ke Bumi secara tak terkendali pada akhir bulan ini, tetapi belum ada konfirmasi lokasi pendaratannya.
Roket Long March 5B yang membawa modul eksperimental Wentian diluncurkan oleh Tiongkok pada 24 Juli, Namun peluncuran ini justru membuat khawatir banyak pihak karena otoritas Tiongkok sendiri tidak tahu kapan atau di mana puing roket itu akan jatuh kembali ke Bumi, sama seperti halnya 2 peluncuran roket Long March 5B sebelumnya.
Roket tersebut adalah salah satu yang terbesar yang digunakan saat ini. Puing roket yang tingginya sekitar bangunan 10 lantai dengan berat mencapai 25 ton, akan jatuh kembali ke Bumi sekitar 1 pekan setelah peluncuran dan bergesekan dengan atmosfir. Meskipun kecil kemungkinan puing-puing roket itu akan jatuh menimpah seseorang, tetapi jelas di luar anggapan yang dapat diterima oleh banyak ahli ruang angkasa.
Para peneliti di Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) dari Aerospace Corporation AS mengatakan bahwa puing roket mungkin tetap berada di ketinggian selama seminggu, baru masuk kembali ke Bumi pada 31 Juli sekitar pukul 03:30. a.m. waktu Amerika Timur. Plus atau minus 22 jam, kemungkinan lokasi pendaratan meliputi : sebagian besar Amerika Serikat, Afrika, Australia, Brasil, India, dan Asia Tenggara.
Dengan berjalannya waktu, perkiraan ini dapat terus diperbarui dan disesuaikan.
Para peneliti CORDS menekankan bahwa masih terlalu dini untuk memprediksi di mana puing roket Tiongkok itu akan jatuh. Namun, berdasarkan orbitnya, kita tahu bahwa ia juga akan memasuki Bumi antara 41° Lintang Utara dan 41° Lintang Selatan. Dan tidak semua benda akan terbakar di udara saat bergesekan dengan atmosfir bumi.
“Karena sifat turun yang tidak terkendali, kemungkinan puing-puing roket itu jatuh di daerah padat penduduk bukanlah tidak mungkin. Mengingat lebih dari 88% populasi dunia tinggal di daerah di mana puing-puing dapat jatuh ke Bumi”.
Jonathan McDowell, seorang ahli di Center for Astrophysics, yang dikelola oleh Harvard dan Smithsonian Institution mengatakan bahwa alat pendorong modul eksperimental Wentian yang diluncurkan bersama roket Long March 5 pada 24 Juli sekarang sudah “mati” dan di luar kemampuan pengendalian Administrasi Luar Angkasa Tiongkok.
Administrator NASA Bill Nelson pernah mengomentari soal kasus reruntuhan roket Tiongkok yang tak terkendali, mengatakan : “Negara-negara yang terlibat dalam kegiatan luar angkasa harus meminimalkan risiko terhadap manusia dan harta benda yang ditimbulkan oleh kembalinya reruntuhan benda-benda luar angkasa ke Bumi, dan setransparan mungkin tentang tindakan ini. Jelas, pihak berwenang Tiongkok tidak memenuhi standar bertanggung jawab dalam [menangani] puing-puing luar angkasa mereka”.
“Hal yang sangat penting adalah Tiongkok dan semua negara serta entitas komersial yang terlibat dalam ruang angkasa harus bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di ruang angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, dan keberlanjutan jangka panjang dari kegiatan luar angkasa”, tambah Bill Nelson. (sin)