Epoch Times
Pejabat bandara Sri Lanka mengatakan bahwa mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang digulingkan tiba kembali di Sri Lanka terbang dari Bangkok melalui Singapura pada 2 September. Setelah tiba di bandara internasional, ia disambut oleh para menteri dan politisi dan mendapat kalungan bunga.
7 pekan silam Gotabaya Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka saat negara menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam sejarah yang memicu demonstrasi warga.
Menurut BBC, Rajapaksa terus tinggal di Thailand dengan visa sementara sebelum ia terbang kembali ke Sri Lanka melalui Singapura.
Setelah Rajapaksa melarikan diri dari negara itu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang ditunjuk olehnya, menjabat sebagai presiden sementara, dan kemudian dipilih oleh anggota parlemen sebagai penggantinya.
Media Sri Lanka melaporkan bahwa pemerintah telah memilih tempat tinggal untuk Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, tetapi tidak jelas apakah dia langsung pergi ke sana atau ke fasilitas militer yang aman terlebih dahulu.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Sri Lanka mengatakan kepada BBC bahwa sebagai mantan presiden Rajapaksa akan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah.
Kembalinya Rajapaksa adalah masalah sensitif bagi pemerintah baru, yang tidak ingin lebih banyak protes dan perlu memastikan keselamatannya, kata laporan itu.
Mantan Presiden Sri Lanka Rajapaksa (kanan) tiba di Bandara Internasional Don Mueang di Bangkok pada 11 Agustus 2022. (Tananchai Keawsowattanan/THAI News Pix/AFP/Getty Images)
Central News Agency melaporkan bahwa pada 2 September, seorang pejabat senior pertahanan Sri Lanka mengatakan : “Kami diberitahu bahwa Rajapaksa akan kembali ke Sri Lanka pada hari Sabtu pagi”.
“Kami baru saja membentuk unit keamanan baru untuk melindunginya ketika dia kembali ke Sri Lanka pada Sabtu. Unit ini terdiri dari anggota gabungan antara pasukan komando tentara dan polisi”, tambah pejabat itu.
Ekonomi Sri Lanka sudah runtuh di pertengahan tahun lalu, dan warga sipil mengeluh tentang kesulitan hidup. Kemudian mulai melakukan serangkaian demonstrasi pada pertengahan bulan Maret tahun ini. Pada 1 April, Presiden Rajapaksa saat itu mengumumkan negara dalam darurat dan menekan unjuk rasa.
Pada pertengahan April, Sri Lanka mulai kehabisan obat-obatan dan gagal membayar utang luar negerinya. Akhir bulan Juni stok bensin habis, dan waktu pemadaman listrik yang terjadi setiap hari semakin panjang. Warga sipil akhirnya menduduki istana presiden pada 9 Juli, bahkan militer dan polisi pun gagal menghalau mereka.
Setelah Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, ia pertama-tama mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden dari Singapura, kemudian terbang ke Bangkok, Thailand, dan telah meminta penggantinya Presiden Ranil Wickremesinghe untuk mengatur kepulangannya. (sin)