Menteri Perdagangan AS Merilis Rencana Alokasi Dana Investasi Chip Senilai USD. 50 Miliar

 oleh Li Yan

Kementerian Perdagangan Amerika Serikat mengumumkan pada  Selasa 6 September, rencana alokasi dana senilai USD. 50 miliar untuk membangun industri semikonduktor domestik dan memperkuat daya saing AS dalam bidang sains dan teknologi untuk melawan Tiongkok.

Melalui “Chips for America Fund”, pemerintah AS rencana akan menyalurkan dana dalam bentuk hibah dan pinjaman sekitar USD. 28 miliar untuk membantu perusahaan membangun fasilitas untuk memproduksi, merakit, dan mengemas chip canggih dunia di daratan Amerika Serikat.

Chip adalah komponen utama ponsel, alat pacu jantung, dan teko pembuat kopi, serta teknologi canggih seperti komputasi kuantum, kecerdasan buatan, dan drone.

Dana sebesar USD. 10 miliar lainnya akan digunakan untuk memperluas pembuatan teknologi generasi lama yang digunakan dalam teknologi otomotif dan komunikasi, serta teknologi khusus dan pemasok industri lainnya. Sementara USD. 11 miliar sisanya akan digunakan untuk program penelitian dan pengembangan yang terkait dengan industri.

Menperdag Gina Raimondo mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa Menteri Perdagangan AS menargetkan pengajuan aplikasi dari bisnis sudah dapat diterima selambat-lambatnya pada  Februari tahun depan, dengan harapan pencairan dana dapat dilakukan pada musim semi tahun depan. Demikian The New York Times melaporkan.

Dana tersebut sudah mendapat persetujuan Kongres pada bulan Juli tahun ini, kebijakan tersebut dirancang untuk mendorong produksi semikonduktor AS yang penting secara strategis, sekaligus merangsang penelitian dan pengembangan dalam teknologi chip generasi berikutnya. Pemerintahan Biden mengatakan bahwa investasi itu bertujuan juga untuk mengurangi ketergantungan AS pada rantai pasokan asing yang muncul sebagai “ancaman segera” bagi keamanan nasional AS.

Pakar perdagangan menyebut dana tersebut sebagai investasi paling signifikan dalam kebijakan industri yang telah dilakukan Amerika Serikat setidaknya dalam 50 tahun terakhir.

Ketegangan AS – Tiongkok terkait isu Taiwan memanas di tengah kekurangan semikonduktor global. Taiwan yang demokratis adalah sumber lebih dari dua pertiga semikonduktor paling canggih di dunia. Kekurangan semikonduktor juga telah memicu inflasi global karena harga dan waktu pengiriman barang elektronik, peralatan dan mobil telah meningkat.

Kementerian Perdagangan mengatakan dalam sebuah dokumen strategi, bahwa AS tetap menjadi pemimpin global dalam desain chip tetapi telah kehilangan keunggulannya dalam memproduksi semikonduktor paling canggih di dunia. Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menyumbang sebagian besar dari manufaktur baru.

Fasilitas semikonduktor, yang dikenal sebagai fab, mahal untuk dibangun, mendorong perusahaan untuk memisahkan desain chip dari manufakturnya. Gedung Putih mengatakan bahwa praktik itu berisiko karena menyebabkan industri chip bergantung pada sumber pasokan asing.

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa dana tersebut dirancang untuk membantu perusahaan mengimbangi biaya pembangunan dan fasilitas operasi yang lebih tinggi di AS daripada negara lain. Selain itu, mendorong perusahaan untuk membangun jenis pabrik yang lebih besar di AS. Perusahaan domestik dan asing dapat mengajukan dana ini, selama mereka berinvestasi dalam proyek terkait di Amerika Serikat.

Untuk menerima dana, perusahaan perlu menunjukkan kelayakan ekonomi jangka panjang dari proyek mereka, serta “manfaat limpahan” kepada komunitas mereka, seperti investasi dalam infrastruktur dan pengembangan tenaga kerja, atau kemampuan mereka untuk menarik pemasok dan pelanggan. Demikian Kementerian Perdagangan melaporkan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Kementerian Perdagangan AS adalah memastikan bahwa pendanaan pemerintah dapat menambah, bukan menggantikan, dana yang telah direncanakan untuk diinvestasikan oleh perusahaan pembuat chip. Perusahaan termasuk GlobalFoundries, Micron, Qualcomm dan Intel telah mengumumkan rencana mereka untuk melakukan investasi besar di fasilitas AS yang mungkin memenuhi syarat untuk pendanaan pemerintah ini.

Chips and Science Act 2022 menetapkan bahwa perusahaan yang menerima dana dari pemerintah AS tidak dapat melakukan investasi di bidang teknologi tinggi baru di Tiongkok atau “negara yang berada di luar minat” lainnya setidaknya selama sepuluh tahun, kecuali jika mereka memproduksi “chip tradisional” berteknologi rendah yang ditujukan hanya untuk pasar lokal. Dana akan ditarik kembali jika perusahaan penerima dana terbukti melakukan pelanggaran.

“Kami akan menjalankan proses persaingan yang serius dan transparan. Kami sedang bernegosiasi untuk setiap dolar yang dibayarkan oleh para pembayar pajak”, kata Raimondo.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pekan lalu, Raimondo mengatakan prioritas saat ini adalah memiliki tim untuk mengawasi program dan kemudian mengeluarkan “prinsip dan pedoman tingkat tinggi tentang bagaimana kami menjalankan program”. Setelah itu kami akan mengundang dan bertemu cukup intensif dengan para pemangku kepentingan untuk membicarakan hal ini pada bulan-bulan mendatang.

Selain aturan baru yang melarang investasi dalam fasilitas pembuatan chip di Tiongkok, pejabat pemerintahan Biden setuju bahwa Gedung Putih harus mengambil langkah eksekutif untuk meninjau investasi asing di industri lain, kata Raimondo. Tetapi terkait spesifik detailnya sedang dikerjakan.

Pemerintahan Biden juga telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi jenis semikonduktor dan peralatan canggih yang dapat diekspor dari Amerika Serikat.

Raimondo menolak untuk membahas kontrol ekspor secara rinci, tetapi mengatakan Kementerian Perdagangan AS akan terus mengevaluasi upayanya, termasuk cara terbaik dalam bekerja sama dengan sekutu untuk menolak akses Tiongkok ke peralatan, perangkat lunak, dan alat yang digunakan negara itu untuk memperkuat industri semikonduktornya.

Dalam pernyataannya, Kementerian Perdagangan menyebutkan bahwa panduan khusus tentang bagaimana perusahaan dapat mengajukan Dana Chip AS akan dirilis pada awal Februari 2023. (sin)