Jack Phillips
Putra Ratu Elizabeth II dan raja baru Inggris, Charles, merilis pernyataan berkabung atas kematian ibunya pada Kamis 8 September.
Charles langsung disebut sebagai raja oleh Istana Buckingham, yang mengumumkan kematian Elizabeth pada Kamis malam waktu setempat. Camila, istrinya, disebut sebagai permaisuri.
Seorang juru bicara Istana Buckingham mengatakan kepada The Telegraph dan Sky News pada Kamis bahwa dia akan dipanggil dengan Raja Charles III. Dia punya pilihan untuk mengambil nama lain.
Dalam sebuah pernyataan, Charles menyebut kematian ibunya sebagai “momen kesedihan terbesar bagi saya dan semua anggota keluarga saya.”
“Kami sangat berduka atas meninggalnya penguasa yang disayangi dan Ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kehilangannya sangat terasa di seluruh negeri, Alam dan Persemakmuran, dan banyak orang di seluruh dunia, ”tambahnya.
“Selama masa berkabung dan perubahan ini, saya dan keluarga saya akan dihibur dan ditopang oleh pengetahuan kami tentang rasa hormat dan kasih sayang yang mendalam di mana Ratu dirasakan secara luas,” kata Raja Charles.
Istana mengatakan ratu “meninggal dengan damai di Balmoral sore ini, Raja dan Permaisuri akan tetap di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok.”
Charles secara resmi dinobatkan sebagai raja dalam waktu dekat. Acara ini berlangsung di Istana St James di London pada seremoni yang disebut Dewan Aksesi.
Beberapa bulan terakhir, Charles mewakili ibunya saat dia menghadapi masalah mobilitas dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya, ia mewakili ratu pada berbagai kegiatan publik selama perayaan Platinum Jubilee, menandai 70 tahun dia di atas takhta, dan di acara-acara lainnya.
Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss meminta warga Inggris untuk “bersatu” mendukung raja baru.
“Di hari-hari yang sulit di masa depan, kami akan berkumpul dengan teman-teman kami di seluruh Inggris, Persemakmuran dan dunia, untuk merayakan masa pengabdiannya yang luar biasa, ini adalah hari kehilangan besar, tetapi Ratu Elizabeth II meninggalkan warisan besar,” kata Truss dalam sebuah pernyataan.
Setelah kematian Elizabeth, sejumlah pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa mereka.
“Kami berduka atas meninggalnya Ratu Elizabeth II. Dia adalah panutan dan inspirasi bagi jutaan orang, juga di sini di Jerman. Komitmennya terhadap rekonsiliasi Jerman-Inggris setelah kengerian Perang Dunia II akan tetap tak terlupakan. Dia akan dirindukan, paling tidak humornya yang luar biasa,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan : “Saya mengingatnya sebagai teman Prancis, seorang ratu yang baik hati yang meninggalkan kesan abadi di negaranya dan abadnya.” (asr)