Epoch Times
Baru-baru ini, Sekjen Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping mengucapkan selamat kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam rangka peringatan 74 tahun berdirinya Korea Utara. Xi Jinping memuji prestasi yang dicapai Korea Utara, namun Kim Jong-un mengatakan dalam pidatonya bahwa prioritas utama negaranya masih mengenai mengatasi isu pangan.
9 September adalah hari peringatan 74 tahun berdirinya Korea Utara. Menurut Kantor Berita Xinhua bahwa Xi Jinping mengirim pesan ucapan selamat kepada Kim Jong-un selaku Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea dan Ketua Dewan Negara.
Xi Jinping mengatakan bahwa selama 74 tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Partai Buruh Korea, rakyat Korea Utara telah “terus membuat prestasi baru dalam mengembangkan ekonomi dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat, dan telah berhasil dalam perjuangan melawan COVID-19” dan seterusnya.
Sementara Xi Jinping memuji “prestasi” Korea Utara, Kim Jong-un melalui pidato politiknya mengeluh soal pangan. Ia mengungkapkan bahwa pangan masih merupakan kesulitan terbesar yang dihadapi Korea Utara saat ini. Jadi bertentangan dengan “prestasi” yang dikemukakan Xi Jinping.
Kim Jong-un menyampaikan pidato politiknya pada pertemuan ketujuh Majelis Rakyat Tertinggi DPRK ke-14 yang diadakan di Pyongyang pada 8 September, dan teks lengkapnya telah diterbitkan oleh media pemerintah Korea Utara KCNA pada 10 September.
Dalam pidato politiknya Kim Jong-un mengatakan bahwa “prioritas utama Korea Utara adalah menyelesaikan masalah pangan dan konsumsi”, dan untuk tujuan ini pemerintah akan terus berfokus pada pengembangan pertanian dan industri ringan. Namun dia memperkirakan bahwa kondisi untuk produksi pertanian dan lingkungan akan semakin tidak kondusif di masa depan, untuk itu perlu ada tindakan pencegahannya.
Berbicara tentang epidemi, Kim Jong-un dalam pidatonya mengatakan bahwa sektor perawatan kesehatan Korea Utara sangat perlu meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya untuk menanggulangi epidemi. Obat-obatan buatan dalam negeri yang belum dapat memenuhi kebutuhan perawatan, sehingga dipandang perlu untuk mengimpor dari luar negeri.
Kim Jong-un juga mengatakan bahwa pemerintah perlu mempromosikan pembangunan kapasitas pencegahan epidemi. Menanggapi situasi epidemi yang belum mereda, penerapan vaksinasi perlu terus ditingkatkan, selain itu semua orang di seluruh negeri patut berwaspada dengan tetap memakai masker.
Korea Utara pertama kali mengakui terserang epidemi COVID-19 pada bulan Mei tahun ini, dan langsung mengumumkan “keadaan darurat tertinggi” kemudian memberlakukan lockdown semua lokasi. Pada 11 Agustus, KCNA mengutip ucapan Kim Jong-un melaporkan bahwa Korea Utara telah mengakhiri epidemi COVID-19 tanpa vaksinasi.
Adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong dalam sebuah pertemuan di Pyongyang mengungkapkan bahwa Kim Jong-un mungkin telah terinfeksi virus COVID-19. Tetapi mengatakan : “Meskipun dalam kondisi demam tinggi dan sangat sakit, Kim Jong-un tetap memimpin kampanye nasional untuk melawan virus komunis Tiongkok (COVID-19). (sin)