oleh Jaushieh Joseph Wu, Menteri Luar Negeri Republic of Tiongkok (Taiwan)
Komunitas global menghadapi sejumlah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, dari tantangan covid-19 dan perubahan iklim, hingga invasi Rusia di Ukraina. Dan sekarang adanya intimidasi militer Tiongkok yang meningkat akan membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.
Semua ini akan berdampak pada keamanan dan kesejahteraan dunia. Para anggota PBB yang akan bertemu kembali di New York tahun ini, perlu mengingatkan kepada para pemimpin dunia bahwa semua orang termasuk rakyat Taiwan, layak untuk didengar suaranya dan menjadi bagian dari upaya bersama untuk mengatasi tantangan ini demi kepentingan global.
Taiwan tidak dapat berpartisipasi dalam forum kerjasama global terbesar dan terpenting karena tekanan tanpa henti oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dengan sengaja mengunakan prinsip “One Tiongkok” melalui resolusi UNGA 2758 – resolusi yang menentukan siapa yang mewakili “Tiongkok” dalam organisasi dunia sekitar 50 tahun yang lalu. Beijing menyesatkan dunia dengan menyebarkan pernyataan bahwa Taiwan adalah bagian dari RRT. Padahal status Quo selama ini adalah, ROC (Taiwan) dan RRT merupakan yurisdiksi yang terpisah. Rakyat Taiwan hanya dapat diwakili oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis.
Penafsiran yang salah dari resolusi UGRA 2758 telah lama menghilangkan hak Taiwan untuk berpartisipasi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga khususnya, dan juga telah menolak kontribusi Taiwan untuk komunitas internasional.
Piagam PBB menyatakan dengan jelas bahwa tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah menjaga kedamaian dan stabilitas internasional, dan bahwa perselisihan internasional harus diselesaikan dengan cara yang damai.
Namun, Beijing terus melakukan latihan militer di daerah sekitar Taiwan, mengganggu status quo di Selat Taiwan, meningkat ketegangan, mempengaruhi perdagangan dan transportasi internasional, dan memberikan resiko terhadap perdamaian dan keamanan regional. Tindakan yang tidak bertanggung jawab seperti itu perlu dikecam.
PBBÂ memungkinkan untuk melarang anggotanya melakukan hal semacam itu, agar organisasi bisa kembali sesuai dengan agenda politiknya sendiri. Menyetujui klaim Tiongkok atas Taiwan hanya akan mengacaukan wilayah tersebut, yang juga bertentangan dengan tujuan PBB.
Taiwan secara tegas akan mempertahankan kedaulatan dan keamanannya. Sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Taiwan juga akan terus berupaya mempertahankan diri sebagai respon terhadap provokasi Tiongkok, dan bekerja sama dengan negara-negara yang berpikiran sejalan dengan Taiwan untuk menjunjung tinggi perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Dan Taiwan akan terus memenuhi tanggung jawab internasional dengan secara aktif berkontribusi pada masyarakat internasional.
Dalam menghadapi tantangan global ini mengharuskan kita untuk berupaya mengatasinya secara bersama-sama. Taiwan telah terbukti menjadi mitra yang andal dan diperlukan.
Mari bekerja sama sebagai satu kesatuan untuk kepentingan global !