Pasukan Rusia Terpaksa Mundur, Banyak Pejabat Minta Putin Mengundurkan Diri

Cheng Jing

Rusia telah menginvasi Ukraina selama lebih dari setengah tahun, namun saat ini telah kehilangan banyak kekuatannya. Selama seminggu terakhir, Ukraina berhasil merebut kembali 6.000 kilometer persegi wilayahnya, memukul mundur pasukan Rusia ke perbatasan. Menurut laporan, banyak pejabat kota di Rusia  menyerukan pengunduran diri Vladimir Putin, dan ada lima orang telah didakwa. Bagaimana perang Rusia-Ukraina akan berlangsung?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 12 September mengatakan  “Dari awal September hingga hari ini, perwira dan tentara Ukraina telah memulihkan 6.000 kilometer persegi wilayah di timur dan selatan Ukraina. Kini tentara Ukraina telah bergerak maju lebih jauh.”

Dari peta, Ukraina timur laut yang diduduki oleh tentara Rusia telah menyusut dari area yang luas menjadi sebidang tanah di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina.

Setelah perang Rusia-Ukraina berlangsung selama lebih dari setengah tahun, Ukraina memulai serangan balasan secara besar-besaran. Kini tentara Rusia berhasil diusir dari tiga kota strategis besar di timur Ukraina. 

Ketidakpuasan di Rusia meletus. Ramzan Kadyrov, pemimpin terkuat republik otonom Rusia Chechnya, memperingatkan: “Jika tidak menyesuaikan strategi pada hari ini atau besok, ia akan dipaksa untuk menjelaskan situasi nyata di lapangan dengan Kementerian Pertahanan dan dengan kepemimpinan nasional.  Ini situasi yang menarik dan luar biasa.”

18 Deputi Menuntut Putin Mengundurkan Diri, 5 Orang Didakwa

CNN mengutip petisi yang diposting di Twitter pada Senin 12 September  mengatakan bahwa para deputi dari 18 distrik kota di Moskow, St. Petersburg dan Kolpino meminta Putin untuk mengundurkan diri.

Radio France Internationale (RFI)  melaporkan, sekelompok deputi dari kota Semenovsky di St. Petersburg mengirim surat resmi ke majelis rendah parlemen Rusia, Duma. Mereka menyerukan pemecatan kepala negara. 

Isi Surat mengatakan aksi militer terhadap Ukraina “merusak keamanan Rusia dan warganya,” serta ekonomi, dan gagal menghentikan kemajuan NATO menuju perbatasan Rusia.

“Tindakan para pemimpin Kremlin termasuk dalam Pasal 93 Konstitusi, di mana presiden dapat diberhentikan karena ‘pengkhianatan’.”

Penulis surat banding, Dmitry Paliuga, mengumumkan berita tersebut di Twitter. Dia percaya bahwa Putin bertanggung jawab atas “kematian orang-orang Rusia yang berbadan sehat, penurunan ekonomi negara itu, menguras otak Rusia, dan ekspansi NATO ke arah timur”.

Selain itu, Radio France Internationale (RFI) juga melaporkan bahwa para deputi di distrik Lomonosovsky,   Moskow juga menyerukan pengunduran diri kepala negara.  Isi petisi berbunyi : “Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang di negara-negara yang sering melakukan perubahan kekuasaan, rata-rata, hidup lebih baik dan lebih lama daripada di negara-negara di mana para pemimpin berkuasa secara permanen,” ujar mereka dalam surat yang mengacu pada pemerintah Putin yang telah berkuasa selama 22 tahun.

Isi surat  mengatakan, “Retorika  Anda dan bawahan Anda telah lama bercirikan intoleransi dan agresi, yang akhirnya menjerumuskan negara kita kembali ke era Perang Dingin. Kita sekali lagi mengancam dunia dengan senjata nuklir, Rusia kembali hidup dalam ketakutan dan kebencian.”

Mereka juga menegaskan ; “Kami meminta Anda untuk mundur karena pandangan Anda, model bisnis Anda, sudah ketinggalan zaman dan menghambat perkembangan Rusia dan potensi Rusia”.

Portal berita Rusia news.ru melaporkan bahwa pihak berwenang Rusia telah mengajukan dakwaan terhadap lima deputi di St. Petersburg yang ingin agar Putin mundur.

Akankah Putin menderita konsekuensi politik? Analisis: Bagaimana arah perang

Editor BBC Rusia, Steve Rosenberg, yang melaporkan dari Moskow tentang  Ukraina  mengusir tentara Rusia, mengatakan pertanyaan kuncinya adalah: Akankah Putin menderita konsekuensi politik?

Artikel tersebut mengatakan bahwa Putin adalah versi Rusia dari master pelarian Harry Houdini, tidak peduli simpul dan rantai apa pun yang dia temui, dia selalu dapat melarikan diri dengan sukses. Tapi itu semua berubah setelah perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari.

Steve Rosenberg mengungkapkan, selama enam bulan terakhir telah menunjukkan bahwa keputusan Presiden Putin untuk menyerang Ukraina adalah kesalahan penilaian yang serius. Alih-alih solusi cepat, Rusia  terperosok dalam serangan berkepanjangan dan berdarah, menderita kemunduran memalukan satu demi satu. Bahkan,  dapat menyebabkan masalah bagi dirinya sendiri.

Namun, tidak ada tanda-tanda kepanikan  di Kremlin, juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Senin 12 September, Operasi militer khusus  berlanjut dan akan berlanjut, sampai  semua tugas yang semula ditetapkan selesai. 

Saat ini, sebagian besar Luhansk, Donetsk Ukraina dan Ukraina selatan masih diduduki oleh pihak Rusia.

Tetapi  Jenderal Angkatan Darat Australia yang baru saja pensiun, menulis di ABC, mengatakan Rusia menghadapi tekanan psikologis yang sangat besar di setiap tingkat: tekanan di berbagai bidang, pembatasan bala bantuan, keunggulan Ukraina di front internal, dan tekanan Barat di Ukraina. 

Ia menulis, setelah tujuh bulan serangan Rusia yang ganas terhadap tetangganya, Ukraina, memasuki musim dingin, sekarang memiliki inisiatif strategis. Perang masih jauh dari selesai, tetapi mungkin momentum akhirnya mulai berubah. (hui)