Epoch Times
Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke-20 akan diselenggarakan pada 16 Oktober mendatang. Xi Jinping sedang berupaya untuk terpilih kembali menjadi kepala negara meskipun melanggar aturan pemilihan yang sudah ditetapkan PKT sejak lama. Pakar percaya bahwa pelanggaran aturan ini selain dapat mengganggu mekanisme rotasi pejabat PKT, tetapi andaikan Xi Jinping terpilih kembali sebagai pemimpin puncak PKT, ia berpotensi menghadapi perebutan kekuasaan yang bakal terus muncul dalam partai.
Alex Payette, CEO dari lembaga pemikir Kanada “Cercius Group”, sebuah perusahaan konsultan yang berfokus pada politik elit Tiongkok baru-baru ini menerima wawancara dari French Broadcasting Corporation.
Alex Payette percaya bahwa upaya PKT untuk meremajakan para pemimpin setelah Revolusi Kebudayaan telah terhenti karena rezim Xi Jinping. Masalahnya sekarang bagaimana mengatasi ketidakpuasan dari sejumlah besar kader PKT yang berharap dan sedang menanti untuk mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan tetapi kesempatan itu telah lenyap ? Ini juga akan menjadi masalah besar bagi Xi Jinping.
Pejabat baru berusia semakin tua, Xi menuntut loyalitas politik ketimbang kemampuan
Sejak Deng Xiaoping berkuasa pada tahun 1978, ada aturan lisan untuk suksesi kepemimpinan tingkat tinggi PKT, seperti “tujuh naik delapan turun”, “menunjuk kader sebagai kandidat generasi penerus” dll. Namun, setelah Xi Jinping berkuasa, mekanisme “suksesi” itu tidak lagi diikuti, mutasi rotasi pejabat tingkat tinggi sekarang telah berubah total.
Alex Payette mengatakan : “Kita seharusnya sudah dapat melihat siapa sebagai pemimpin generasi baru, atau muka-muka dari para pemimpin eselon satu yang ditampilkan dalam persiapan untuk transisi kepemimpinan pada tahun 2027 atau transisi parsial. Tapi itu tidak terjadi sama sekali. Dengan kata lain, pembaharuan kepemimpinan telah tertunda”.
“Pada tahun 2012 – 2013, kami telah memperhatikan bahwa kandidat yang baru diangkat usianya semakin tua. Akibat dari tren ini adalah menghalangi mekanisme pergantian kepemimpinan”, katanya.
Alex Payette mengatakan : “Pemilihan pemimpin sekarang berfokus pada loyalitas politik, bukan kemampuan, dan tidak lagi memperhatikan masalah penggantian kepemimpinan yang sesauai mekanisme, karena arah masa depan tidak jelas. Jadi tidak jelas siapa yang dapat mengambil alih”.
Sun Zhengcai dan Hu Chunhua, pemimpin generasi keenam yang sebelumnya dianggap sebagai kandidat berpotensi, Tetapi Sun Zhengcai pada tahun 2017, sebelum Kongres Nasional ke-19 telah dikenakan “Ganda Pemecatan” (Pemecatan sebagai anggota PKT dan pemecatan dari jabatan). Bagaimana pengaturan terhadap Hu Chunhua belum diketahui.
Promosi resmi terhenti, Xi Jinping bakal melangkah pada ladang ranjau lainnya
Otoritas tertinggi Partai Komunis Tiongkok terdiri dari 7 orang anggota Komite Tetap Politbiro, dan Xi Jinping tampaknya dapat terpilih kembali, tetapi jika mekanisme “tujuh naik delapan turun” diabaikan, maka semuanya itu memenuhi syarat untuk terpilih kembali.
Alex Payette mengatakan : “Perlu dipertanyakan apakah akan ada penggantian pemimpin di Kongres Nasional ke-20. Saya pikir sebagian besar pemimpin saat ini akan tetap menjabat, paling tidak penerus mereka juga tidak akan semuda yang kita perkirakan”.
Dalam situasi ini, “Tidak hanya mereka yang mengikuti para tetua dari dinasti sebelumnya yang merasa tidak puas, tetapi bahkan mereka yang memilih untuk mengikuti Xi Jinping seperti Chen Min’er, Ding Xuexiang, dan lain-lain., yang sedang menunggu untuk mengambil alih jabatan, tetapi mungkin saja pada akhirnya mereka menghadapi sia-sia. Dan itulah mengapa kesetiaan terhadap Xi Jinping mulai goyah”, kata Alex.
Adapun Xi Jinping sendiri, “Ia juga naik jabatan berkat dukungan dari pasukan Zeng Qinghong … Jadi, apakah mereka yang mendukung Xi Jinping dengan tulus mendukungnya ? Atau hanya karena oportunisme ? Saya pikir Xi Jinping sendiri juga harus memikirkan masalah ini”.
Selain itu, tidak hanya soal penggantian pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok, tetapi juga terhadap otoritas tertinggi, Komite Tetap Politbiro, Politbiro, Komisi Militer, dll. semuanya menjadi misteri.
Xi Jinping telah mengangkat beberapa sekretaris partai provinsi yang baru, gubernur, atau menteri yang baru dalam beberapa tahun terakhir, tetapi pada tingkat ini, kata Payette, perebutan kekuasaan sebenarnya terjadi di sana.
Alex Payette mengatakan bahwa Xi Jinping selalu sulit untuk mendelegasikan kekuasaan, dan terkadang dia hanya memiliki level atas, tetapi tidak ada level yang lebih rendah untuk mendukungnya. “Misalnya, di Kota Chongqing, dia memiliki sekretaris partai, tetapi di bawah sekretaris partai provinsi, tidak ada calon kandidat yang dipersiapkan. Ada orang yang mengatakan bahwa beberapa orang mungkin akan mengikuti Chen Min’er, tetapi sebenarnya belum tentu demikian. Justru masalah ada di sana”.
Bahkan jika terpilih kembali, Xi akan terus menghadapi perebutan kekuasaan di dalam partai
Jika Xi terpilih kembali, tetapi ia akan terus menerus menghadapi ketegangan di dalam partai dalam beberapa tahun ke depan.
Alex Payette menyebutkan, apakah Xi Jinping punya pilihan lain ? Kampanye antikorupsi yang berhasil menjatuhkan kekuatan oposisi dan merampas sejumlah kekayaan mereka jelas telah menciptakan banyak musuh bagi diri Xi Jinping. “Masalah yang harus Xi hadapi adalah : Jika dia lengser, apakah dia bisa lolos dengan aman dari serangan balik para pejabat yang merasa dirugikan olehnya ? Ini adalah faktor kunci yang menentukan apakah dia akan lengser atau bertahan”, katanya.
Artikel Cai Xia, mantan profesor sekolah PKT yang dimuat di “Foreign Affairs” menyebutkan bahwa Xi Jinping berusaha memasuki masa jabatan ketiga, tetapi ia menghadapi tekanan yang meningkat dari faksi “kiri, tengah dan kanan” dalam partai. Di balik layar “kekuatannya sangat diragukan”.
Selain itu, serangkaian kesalahan dalam membuat kebijakan telah mengecewakan banyak pendukung Xi. Ketidakpuasan dari para elit sedang menyebar ke bawah sampai pada organisasi lokal dan non-pemerintah. “Jelang Kongres Nasional ke-20, konflik internal semakin meningkat”.
Alex Payette mengatakan : “Tentu saja kami menganalisa terutama berdasarkan pada tren yang ditunjukkan oleh data, dan ini semua dapat berubah secara radikal kapan saja. Sebagaimana Anda ketahui bahwa politik Tiongkok sering kali mengalami hal-hal yang tidak terduga”. (sin)