Penghasilan Warga Eropa Terancam Karena Krisis Energi dan Inflasi

Lin Yi

Meroketnya inflasi menyebabkan perusahaan Eropa harus menutup usaha mereka karena tidak dapat membayar tagihan energi yang semakin mahal.

Lonjakan  harga makanan dan energi telah membuat banyak rumah tangga di Eropa kewalahan. Di Jerman, sebagai ekonomi terbesar di Eropa, orang-orang harus mengubah kebiasaan belanja mereka dan mulai menimbun makanan diskon.

Monique Ruck, seorang warga Jerman berkata : “Jika ada roti tawar yang didiskon, saya akan membeli lima bungkus dan membekukannya sehingga saya dapat memenuhi kebutuhan. Sekarang saya akan memakan sisa makanan anak-anak , ketika saya ingin makan es krim, saya juga tidak ingin membelinya.”

Inflasi di Jerman mencapai 7,9% pada Agustus, tertinggi sejak 1990. Pada saat yang sama, harga produksi di Jerman naik rata-rata 45,8%, memecahkan rekor sejarah dan menempatkan banyak perusahaan Jerman dalam masalah.

Seorang warga setempat Baker Peter Hemmerle berkata: “Industri roti akan melalui masa yang sulit. Tentu saja, beberapa usaha sudah mengalami masalah karena pelanggan semakin beralih ke barang yang didiskon.”

Belanda adalah negara lain yang mengandalkan roti sebagai makanan pokok, juga menghadapi kesulitan yang sama.

Dennis Torbast, seorang pemilik toko roti Belanda berkata : “Agustus tahun lalu kami membayar 919 euro untuk tagihan gas, tahun ini kami membayar 4.688 euro. Hanya dalam sebulan.”

Inflasi di Belanda mencapai 12% pada bulan Agustus, tagihan gas naik berlipat-lipat dan harga listrik untuk bisnis bahkan naik sepuluh kali lipat. Dihadapkan dengan tagihan energi yang semakin mahal, beberapa usaha bahkan mempertimbangkan untuk menutup bisnis mereka.

Selain industri mata pencaharian, industri manufaktur Eropa juga terpukul keras. Industri manufaktur Italia yang menempati urutan kedua di Eropa mulai memberhentikan pekerja secara besar-besaran.

Seorang pengangguran Jacopo Calabresi berkata :  “Kami terkejut karena pada saat sedang kerja secara normal, bos memberi tahu kami bahwa mulai 16 September mereka akan mem-PHK 400 orang.”

Giovanni Canalicchio, seorang CEO produsen kapal pesiar Fratelli Canalicchio berkata : “Kesulitan utama adalah kenaikan harga bahan baku, baik untuk bahan dan komponen metalurgi maupun elektronik. Kenaikan harga energi telah menyebabkan semua ini.”

Melonjaknya biaya hidup juga mendatangkan kesulitan penghidupan berkelanjutan bagi banyak warga Belgia.  Pada Rabu (21/9), sejumlah besar warga Belgia turun ke jalan untuk memprotes dan menuntut kenaikan gaji.

Pada Agustus lalu, tingkat inflasi Belgia mencapai 9,94%, dan inflasi harga energi mencapai 49,81%.  Krisis energi dan inflasi yang semakin mendalam melanda seluruh Eropa. (hui)