Tian Yun
Di dalam Museum Terakota Kaisar Qinshihuang (Emperor Qinshihuang’s Maosoleum Site Museum, red.), seorang pelukis sedang bersiap melukis patung tentara terakota. Tiba-tiba sekelebat kepulan asap tebal menerpa, seketika itu ribuan patung terakota itu hidup kembali, museum itu pun berubah menjadi lapangan latihan tentara berskala besar. Pelukis itu pun berubah wujud menjadi seorang serdadu Dinasti Qin, seakan menembus ke dalam hiruk pikuk kesibukan di tengah barak militer lebih dari dua ribu tahun silam.
Kisah yang merasuk jiwa itu, dipadatkan dalam tarian “Recalling the Great Qin” yang dibawakan Shen Yun Performing Arts pada 2011 silam. Karya berdurasi empat menit lebih ini telah menyatukan keindahan seni musik dan tarian, menampilkan keajaiban sejarah dan kehidupan manusia.
Di atas pentas, sederetan pasukan terakota Dinasti Qin yang mengenakan baju oranye dan celana hijau, dikombinasikan dengan kuiras (sejenis zirah, red.) berwarna perak, berkelebat, berputar, melejit ke sana kemari, sangat berwibawa. Teknik tarian yang tinggi menampilkan kombinasi gerakan yang indah dan mengalir, memberikan kesan dalam satu tarikan napas seluruh gerakan diselesaikan tuntas. Setiap pemeran menguasai teknik yang terampil, gerakan tarian ditampilkan dengan kompak dan elastis, formasi barisan yang cepat itu berubah meniru susunan berbaris siap maju menyerang, gerakan dengan tingkat kesulitan tinggi seperti bersalto, melompat, tendangan ke langit, dan lain sebagainya, mewujudkan kegagahan dan keberanian pejuang. Panggung yang kecil itu memproyeksikan ribuan pasukan serta tenaga yang mengalir dan keindahan kekuatan maskulin.
Keberhasilan tarian tidak terlepas dari perpaduan dengan musik, musik orisinil hasil karya Shen Yun itu telah menambahkan ruh ke dalam karya seninya.
Pembuatan musik untuk “Recalling the Great Qin” dengan mengombinasikan alat musik Timur dan Barat, didominasi dengan musik orkestra untuk menciptakan suasana tegang dalam berperang, terkadang diisi dengan suara biola yang sintal sebagai suara latar, kadang juga terbawa oleh suara musik tiup logam yang melengking, irama yang menawan menampilkan kewibawaan pasukan yang gagah berani. Di tengah-tengah ada irama lambat yang dilantunkan dengan alat musik pipa (dibaca: bi ba, salah satu jenis alat musik tradisional Tiongkok, red.), menampilkan tokoh yang penuh gelora, semakin menambah nuansa yang dalam namun halus di tengah suasana patriotik. Selain itu, alat musik perkusi memainkan peran penting: Genderang perang yang ditabur bergemuruh, semakin memperlihatkan keperkasaan pasukan Qin, dua kali suara gong di awal dan akhir, melambangkan pergantian antara realita dengan kehidupan sebelumnya, masuk ke alam mimpi, lalu keluar lagi, sungguh sangat misterius.
Karya seni Shen Yun selalu mempunyai makna yang kaya dan kecantikan yang beragam, oleh sebab itu kejutan yang ditimbulkan juga meliputi berbagai aspek. Shen Yun Performing Arts menampilkan sejarah peradaban 5.000 tahun Tiongkok sebagai sumbernya. Selain pada saat yang sama menikmati keindahan musik dan tari yang indah, penonton juga menyerap fakta pengetahuan tentang sejumlah sejarah dan budaya Tiongkok.
Dinasti Qin adalah dinasti pertama yang mempersatukan Daratan Tiongkok dalam sejarah Tiongkok. Kaisar Qinshihuang adalah pemimpin Tiongkok pertama yang menggunakan “kaisar” sebagai namanya, setelah dia menyatukan seluruh Tiongkok, juga menyatukan atau menstandarisasi sistem penakaran ukuran panjang pendek, volume, dan berat, serta sistem hukum, dengan pedoman “kereta sama jalur, buku sama aksara, tindakan sama etika”, serta telah menjadi pondasi pola politik di Tiongkok selama lebih dari dua ribu tahun.
Kaisar Qinshihuang telah membangun makam yang misterius, megah, dan berstruktur unik bagi dirinya sendiri, pada era 1970-an abad lalu telah berhasil digali lebih dari 8.000 patung tentara terakota, yang meliputi prajurit, kuda perang, dan kereta perang. Ukuran, bentuk, dan ciri khasnya sama seperti orang yang sesungguhnya. Teknik pembuatan patung terakota sangat tinggi dan hebat, serta dikagumi masyarakat modern. Waktu itu, ketika patung terakota ditemukan, serdadu maupun senjatanya dicat berwarna, namun cat pada permukaannya rontok akibat oksidasi dengan udara hanya beberapa menit setelah tergerus udara, yang tersisa hanyalah warna tanah liat. Jadi busana para pemeran Shen Yun telah merefleksikan fakta sejarah dengan akurat, busana berwarna pada pasukan terakota bukan rekayasa, tentunya juga berefek mencemerlangkan panggung.
Menghadapi simulasi formasi pasukan di bawah tanah makam itu, masyarakat dapat membayangkan kemegahan dan kekuatan pasukan Dinasti Qin dalam menyapu enam kerajaan lainnya pada masa itu. Seniman Shen Yun mengambil materi ini, dan telah menghasilkan sebuah karya seni tari pria yang hebat yang menyatu dengan iringan musiknya.
Di telinga kita, nada yang indah itu menari-nari; di atas panggung, pria penari dengan melompat beterbangan. Seni yang brilian dan gemerlapan ini mengundang pergolakan emosional penonton, sehingga timbul rasa kagum sekaligus kekhidmatan. Sungguh suatu “mimpi ibarat hidup!” Sungai peradaban selama 5.000 tahun itu mengalir tiada henti, maka, di dalamnya itu, berapa babak kehidupan masa lampau dan masa kini yang telah kita lalui? (lie)