Lin Yi
Pada 30 September, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengumumkan bahwa empat wilayah Ukraina yang diduduki akan dimasukkan ke dalam Federasi Rusia. Masyarakat internasional mengutuk keras tindakan putin.
Pada Kamis 29 September, hiruk pikuk pusat kota Moskow berubah dari masa lalu, banyak jalan ditutup, dan Lapangan Merah, yang biasanya paling ramai, juga ditutup untuk persiapan upacara pencaplokan wilayah Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov: “Besok, pukul 15.00 sore waktu Moskow, upacara penandatanganan aneksi wilayah baru ke Federasi Rusia akan berlangsung di Aula St. George Kremlin.”
Kremlin pada 29 September menyatakan bahwa Putin akan mengumumkan pada Jumat 30 September bahwa empat wilayah tenggara Ukraina akan secara resmi dimasukkan ke dalam Federasi Rusia yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson.
Antara 23 dan 27 September, empat wilayah yang diduduki Rusia mengadakan “referendum aneksi ke Rusia”, yang diklaim Rusia sebagai “kemenangan yang luar biasa”. Namun legitimasi dan transparansi referendum tersebut dipertanyakan oleh negara-negara Barat. Setelah referendum, Rusia segera mengumumkan “aneksasi” yang dikutuk oleh masyarakat internasional.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menegaskan, “setiap pencaplokan wilayah negara lain dengan ancaman atau kekerasan merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina. Apa yang disebut referendum ini adalah tipuan, sebuah tipuan yang sempurna.”
Senator AS juga memperkenalkan undang-undang pada Kamis 29 September yang bertujuan untuk menghentikan bantuan ke negara mana pun yang mengakui pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia.
Senator Richard Blumenthal dari Connecticut berkata: “Negara mana pun yang membantu dan bersekongkol dengan tindakan tidak ilegal Putin harus bertanggung jawab atas konspirasi ini. Setiap negara yang mengakui aneksasi kehilangan bantuan ekonomi dan militer AS.”
Senator AS lainnya, Lindsey Graham, mengatakan bahwa jika Putin menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Ukraina, maka tu sama saja dengan perang dengan Amerika Serikat dan NATO. (hui)