Reuters via The Epoch Times
WASHINGTON, Amerika Serikat— Sue, Tyrannosaurus rex terbesar dan paling terpelihara yang pernah ditemukan, tidak diragukan lagi adalah binatang buas yang menakutkan ketika pemangsa ini berkeliaran di tempat yang sekarang disebut South Dakota, Amerika Serikat, sekitar 67 juta tahun yang lalu.
Tetapi bahkan dinosaurus besar ini, yang fosilnya dipajang di Field Museum di Chicago, tidak kebal. Contoh utama dari hal itu adalah serangkaian lubang melingkar di tulang rahang Sue yang terus membingungkan para ilmuwan. Penelitian baru yang mencari penjelasan untuk lubang-lubang ini telah berhasil mengesampingkan satu hipotesis utama, meskipun jawabannya tetap sulit dipahami.
Para peneliti mengatakan, pemeriksaan jarak dekat terhadap delapan lubang — beberapa di antaranya berdiameter seukuran bola golf — di bagian belakang tulang rahang bawah kiri Sue, atau mandibula, menentukan bahwa itu tidak disebabkan oleh jenis infeksi mikroba seperti yang sebelumnya diusulkan oleh beberapa ahli.
“Lubang-lubang itu ditemukan berbeda dari kerusakan tulang yang disebabkan oleh infeksi semacam itu,” kata Bruce Rothschild, seorang dokter medis dan rekan penelitian di Museum Sejarah Alam Carnegie di Pittsburgh, penulis utama studi yang diterbitkan minggu ini di jurnal Cretaceous Research.
Sue, yang berukuran panjang 12,3 meter, merupakan salah satu fosil dinosaurus paling terkenal di dunia. Tyrannosaurus adalah salah satu predator darat terbesar yang pernah ada, menghuni Amerika Utara bagian barat pada akhir Zaman Kapur.
Ahli paleontologi Field Museum dan rekan penulis studi, Jingmai O’Connor mencatat bahwa sekitar 15 persen dari semua spesimen T. rex yang diketahui memiliki lubang yang mirip dengan milik Sue.
Para peneliti mengeksplorasi apakah lubang itu disebabkan oleh infeksi yang melibatkan mikroba yang disebut protozoa. Salah satu penyakit protozoa umum yang diketahui terjadi pada burung, yang dihipotesiskan oleh para ilmuwan evolusioner terkait dengan dinosaurus berbulu, disebut trikomoniasis, yang disebabkan oleh protozoa parasit. Trikomoniasis pada manusia, adalah penyakit menular seksual.
O’Connor mencatat bahwa satu elang yang didiagnosis dengan trikomoniasis telah menunjukkan kerusakan di rahangnya, tetapi hal itu berbeda dari lubang Sue.
“Tulang di sekitar lubang Sue menunjukkan tanda-tanda penyembuhan, menunjukkan bahwa apa pun yang menyebabkannya tidak membunuh hewan itu. Kesamaan diamati antara penyembuhan rahang Sue dan jenis patah tulang yang disembuhkan lainnya yang terlihat di sekitar lubang yang dibuat di tengkorak orang Inca kuno di Peru,” jelas O’Connor.
Namun penyebab lubang di rahang Sue itu masih tetap menjadi teka-teki.
Rothschild mengusulkan kemungkinan kerusakan akibat cakaran selama perkawinan, seperti yang dia katakan:
“Menancapkan cakar dari belakang atau atas dengan menyerang mandibula posterior.” Sue memiliki nama feminin untuk menghormati wanita yang menemukan fosil itu pada 1990, tetapi jenis kelamin dinosaurus itu tidak diketahui.
“Sejujurnya saya tidak tahu apa yang membentuk mereka (lubang pada rahang),” kata O’Connor. “Saya benar- benar tidak berpikir itu bekas gigitan atau bekas cakar.”
“Patologi yang secara umum menyerang individu T. rex, yang menyebabkan lubang besar terbuka di tulang rahang tetapi hanya di bagian belakang tulang rahang, tetapi tidak membunuh T. rex karena lubangnya justru berangsur sembuh, setidaknya seperti yang ditemukan pada Sue. Ini sangat aneh,” tambah O’Connor. “Begitu banyak hipotesis telah diajukan namun semuanya berguguran. Ini adalah misteri paleontologi yang bagus, salah satu favorit saya.”
Lubang-lubang itu bukan satu-satunya contoh kerusakan yang dialami oleh Sue, dinosaurus yang hidup sekitar 33 tahun.
“Sue sudah cukup tua ketika meninggal dan fosilnya menunjukkan banyak luka dan patologi,” kata O’Connor. “Ia memiliki asam urat di tangannya. Ia pernah terjatuh ke sisi kanan, sehingga mematahkan tulang rusuknya, namun telah sembuh. Ia juga telah mengalami robek ligamen di lengan kanan, yang juga mengalami penyembuhan. Ia mengalami infeksi tulang yang mengerikan di kaki kirinya. Ia pun mengalami radang sendi di bagian ekor. Tentunya itu tidak akan menjadi saat-saat yang bahagia di tahun terakhir hidupnya.” (eko)