Luo Tingting
Setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20, pengendalian epidemi di berbagai tempat semakin ketat. Pada 31 Oktober, Distrik Jiang’an Wuhan, Tiongkok mengumumkan bahwa akan ditutup selama 5 hari. Sejumlah besar penduduk kabur saat larut malam. Jalanan terlihat padat dengan kendaraan. Akibatnya memicu kemacetan dan berubah bak tempat parkir yang menjadi diskusi sengit di Tiongkok.
Pemberitahuan online menunjukkan bahwa situasi epidemi di Distrik Jiang’an Wuhan serius. Kawasan itu akan ditutup selama 5 hari mulai 1 November. Para penduduk diingatkan untuk menyiapkan persediaan terlebih dahulu.
Berita tentang distrik yang akan ditutup selama lima hari telah menyebabkan kepanikan di antara warga. Sejumlah besar orang-orang membanjiri pasar larut malam serta pusat perbelanjaan. Mereka bergegas untuk membeli berbagai pasokan kebutuhan pokok. Pasar penuh sesak dengan orang-orang.
Insiden itu membuat netizen Tiongkok mengeluh: “Saya benar-benar tidak mengharapkan era ini, dan saya masih harus berebut makanan dalam kehidupan ini. Apakah Anda ingin menjalani kehidupan seperti ini sepanjang hidup Anda?”
Sejumlah besar warga melarikan diri dengan mobil dalam semalam. Video yang diposting di internet menunjukkan bahwa jalanan penuh sesak dengan kendaraan di tengah malam. Gara-gara padanya kenderaan, jalanan langsung menjadi macet seperti tempat parkir.
Seorang netizen Wuhan berkata: “Tadi malam dapat dikatakan sebagai pengembangan gaya melarikan diri? Apakah itu virus yang saya takuti, atau … saya tidak tahu.”
Netizen lainnya menulis : “Distrik Jiang’an akan ditutup dan dikendalikan, dan banyak orang akan berebut makanan dalam semalam. Yang dikhawatirkan semua orang mungkin bukan tiga atau lima hari menjalani isolasi, tetapi khawatir tentang ketidakpastian. Tidak pasti berapa hari mereka harus menjalani isolasi, dan apakah kebutuhan bahan pokok dijamin, seperti yang terjadi pada beberapa tempat yakni ketika arang-orang dikarantina selama lebih dari 80 hari?”
Pada 31 Oktober 2022, Distrik Jiang’an di Wuhan harus diisolasi, dan papan untuk penyegelan dan kontrol sedang dikirim. Sejumlah besar penduduk lari larut malam, dan jalan-jalan menjadi macet. (Sintesis gambar Weibo)
Netizen lainnya juga menuli : “Memblokir dan mengontrol lebih kuat daripada meracuni: dua tahun lalu, saya takut pada virus dan melakukan upaya bersama; dua tahun kemudian, saya takut memblokir dan mengontrol, dan saya panik; apa yang saya takutkan telah berubah.”
Ada lagi netizen menulis : “Terutama menguras sampai habis tabungan orang-orang. Ini bencana alam mengerikan, bencana buatan manusia bahkan lebih buruk. Saya menentang penutupan yang tidak terbatas.”
Ketika penduduk Distrik Jiang’an melarikan diri, beberapa daerah lainnya mengeluarkan pemberitahuan darurat. Isinya meminta penduduk untuk tidak menerima kerabat dan teman yang melarikan diri dari Distrik Jiang’an. Orang-orang juga diminta untuk melapor tepat waktu jika mereka mengetahui bahwa mereka bukan penduduk komunitas tersebut.
Netizen mencemooh dengan berkata : “Ini semakin ajaib dan visa diperlukan untuk lintas wilayah.”
Setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20, epidemi muncul kembali di Wuhan, Guangzhou, Jiangxi, Shanghai, Zhengzhou dan tempat-tempat lain, dan lockdown lebih ketat dari sebelumnya kembali diterapkan.
Baru-baru ini, kasus covid-19 juga meledak di pabrik Foxconn di Zhengzhou, Provinsi Henan. Sejumlah besar karyawan dikarantina, pasokan bahan tak mencukupi, dan sejumlah besar karyawan memilih kabur dan kembali ke kampung halaman mereka dengan berjalan kaki. (hui)