Yan Shu
Setelah Rusia mengumumkan penangguhan tanpa batas waktu dari perjanjian pengiriman biji-bijian Ukraina, pada 31 Oktober, harga gandum dan jagung naik tajam.
Gandum berjangka paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) naik 6,1% pada Senin (31 Oktober), setelah mencapai level tertinggi $8,93 per gantang selama sesi tersebut, dipengaruhi oleh penarikan Rusia dari kesepakatan Laut Hitam.
Sementara itu, jagung berjangka juga naik 2,4%. Kedelai berjangka naik 0,6%.
Padai Sabtu 29 Oktober, Rusia mengumumkan penangguhan tanpa batas dari kesepakatan ekspor makanan yang sebelumnya disepakati antara kedua negara, mengutip serangan terhadap armada Laut Hitam oleh Ukraina.
Analis percaya bahwa penarikan Rusia dari perjanjian transportasi biji-bijian, dapat memukul negara-negara yang bergantung pada impor biji-bijian dan memperdalam krisis pangan global. Sedangkan bagi negara-negara miskin yang sudah terperosok dalam kelaparan ekstrem, konsekuensinya bisa menjadi “bencana”.
Adapun keputusan Rusia untuk menangguhkan perjanjian volume laut hitam memiliki implikasi secara langsung dan merugikan ketahanan pangan global.
Amerika Serikat berharap Rusia akan melanjutkan implementasi perjanjian pengiriman biji-bijian sesegera mungkin. Selain itu, mendesak semua pihak agar mematuhi perjanjian dalam beberapa bulan ke depan untuk memastikan ekspor ketahanan pangan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin 31 Oktober bahwa Ukraina tidak akan menangguhkan ekspor makanan karena Rusia secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata : “Di pihak Ukraina, kami terus menerapkan perjanjian pangan, karena kami tahu apa yang kami tawarkan kepada dunia, kami memberikan stabilitas ke pasar makanan.”
Meski demikian, para pedagang biji-bijian tetap khawatir terancamnya ratusan ribu ton gandum yang ditujukan ke Afrika dan Timur Tengah. (hui)