oleh Yan Shu
Sejauh ini, pada Selasa 15 November, Rusia meluncurkan serangan rudal terbesar ke Ukraina. Ibu kota Kyiv jatuh ke dalam kegelapan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan: “Sebagian besar (rudal) ditujukan untuk infrastruktur energi. Ini jelas yang diinginkan musuh. (Tapi) mereka tidak akan berhasil.”
Pada Selasa 15 November, ratusan lebih rudal Rusia menghantam Ukraina.
Serangan ini adalah gelombang serangan rudal terburuk selama sembilan bulan perang Rusia-Ukraina, yang mana menyebabkan sekitar setengah kota Kyiv tanpa listrik. Jalanan menjadi gelap gulita dan orang-orang hanya bisa bepergian dengan penerangan lampu mobil dan lampu lalu lintas.
Selain Kyiv, kota-kota seperti Lviv dan Kharkiv sebagian juga mengalami aliran listrik yang terputus.
Pejabat Ukraina mengatakan pemboman telah merusak infrastruktur energi negara itu, jaringan listrik lumpuh hingga membuat situasi menjadi “kritis”.
Selain itu, rumah-rumah di Kyiv juga menjadi sasaran. Tim penyelamat langsung ke tempat kejadian. Asap mengepul dari apartemen yang rusak dan setidaknya satu orang meninggal dunia.
Maryna, seorang penduduk Kyiv berkata : “Kami percaya bahwa tidak seorang pun boleh melakukan ini (menyerang warga sipil), terutama negara tetangga kami. Kami berharap kami akan menang. Kemuliaan milik tentara Ukraina.”
Sementara itu, pasukan Rusia melanjutkan pengepungan mereka di Ukraina, merebut desa Pavlivka di Donetsk pada Senin 14 November.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Konashenkov berkata: “Tentara Rusia masih melanjutkan ofensifnya.”
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa sejumlah besar tentara Ukraina tewas dan beberapa senjata Ukraina juga dihancurkan.
Serangan ini juga merupakan gelombang kekerasan terbaru yang diluncurkan oleh tentara Rusia setelah mereka mundur dari Kherson. (hui)