Luo Tingting
Beberapa hari lalu, warga Shanghai berduka atas korban kebakaran Urumqi dan berkumpul di jalan sambil meneriakkan “Partai Komunis mundur” dalam video tersebut yang menggemparkan opini publik internasional. Malam itu, foto pengunjuk rasa yang berhadapan dengan polisi diedarkan di Internet. Mereka dipuji sebagai “Manusia Tank Shanghai”.
Pada malam itu, mahasiswa dari Beijing, Shanghai, Nanjing, Sichuan dan tempat-tempat lainnya secara bersama-sama berduka atas para korban kebakaran di Urumqi, memprotes tirani PKT dan pemaksaan pengontrolan COVID-19. Mereka menuntut agar blokade dicabut.
Mahasiswa dan warga Shanghai berkumpul di Jalan Tengah Urumqi Kerumunan berteriak: “Tidak perlu tes asam nukleat, ingin kebebasan!” “Partai Komunis mundur!” “Xi Jinping mundur!” .
Sejumlah besar petugas polisi ditempatkan di tempat kejadian. Beberapa foto yang diposting di internet menunjukkan seorang pria dan seorang wanita memegang kertas kosong, berdiri tanpa rasa takut di depan barisan petugas polisi, memprotes secara diam-diam dan damai.
Pada malam 26 November 2022, foto dua orang yang berperang melawan polisi di Shanghai menjadi viral, dan mereka dipuji sebagai “orang-orang tank Shanghai”. (Gambar Twitter)
Dilaporkan bahwa dua pengunjuk rasa adalah dua profesor dari Fudan School of Journalism di Shanghai, yang menghadapi polisi untuk melindungi para mahasiswa dari penangkapan. Tetapi beberapa netizen mengatakan bahwa mereka juga adalah mahasiswa yang ikut memprotes.
Kedua pengunjuk rasa ini dipuji oleh netizen sebagai “orang-orang tank Shanghai”: “Shanghai, foto yang bisa dicatat dalam sejarah.” “Mereka tidak takut karena mereka berpihak pada keadilan, Kebebasan, cinta, dan keberanian adalah tak terpisahkan. Seharus mereka dikelilingi oleh orang-orang.”
Beberapa netizen membandingkan foto-foto protes mahasiswa 4 Juni, aksi protes pemuda Hong Kong, dan protes warga Shanghai, dan meneriaki netizen: “Katakan padaku, yang mana yang terakhir?”
Netizens menjawab: “Memusnahkan Partai Komunis adalah yang terakhir!. Singkirkan Partai Komunis dan ubah nama negara, agar tidak membiarkan Partai Komunis bangkit kembali!”
Aksi protes di Shanghai ditekan dengan keras oleh polisi. Banyak orang ditangkap. Namun, badai protes di daratan Tiongkok masih menyebar dengan cepat ke seluruh negeri. Sejumlah besar video mahasiswa yang melakukan aksi protes beredar di Internet. Para mahasiswa memegang kertas kosong dan meneriakkan slogan-slogan seperti “demokrasi dan sistem hukum”.
Pada 27 November, setidaknya 51 perguruan tinggi dan universitas, termasuk Universitas Tsinghua dan Universitas Peking, telah melancarkan aksi protes. Sebuah video yang beredar di internet memperlihatkan para mahasiswa di Beijing memprotes dengan kertas kosong di tangan mereka, dalam solidaritas dengan pengunjuk rasa yang ditangkap di Shanghai, berteriak: “Bebaskan warga Shanghai!” (hu)