Seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman dalam pengobatan klinis, kekaguman terhadap tubuh manusia, perasaan terpesona terhadap Sang Maha Kuasa pun terus meningkat. Penyakit yang sama, jika disembuhkan dengan jalan pemikiran yang berbeda, juga menimbulkan keterkejutan yang menyegarkan.
Seorang nenek berusia 72 tahun, seluruh rambutnya putih berkilau, dalam keluarganya dia menempati urutan anak ke-8, sangat disayangi oleh ketujuh kakak perempuannya, sebagai anak bungsu sekaligus adik kesayangan, dia selamanya tidak perlu melakukan pekerjaan rumah, bahkan diperlakukan ibarat mustika di dalam keluarga, siapa pun tak boleh mengganggunya. Manula berambut putih ini, selalu sukses dalam berbagai ujian. Dalam ujian pegawai negeri pun, sekali ikut ujian langsung direkrut hingga masa pensiun. Pada pekerjaannya, di kantor yang sama, meja yang sama, pekerjaan yang sama, telah ditekuninya selama 35 tahun penuh.
Mulai keikut-sertaannya dalam ujian pegawai negeri sampai pensiun, dari berpacaran hingga menikah, telah menikahi seorang suami yang baik, hidupnya sungguh lancar, bahagia dan penuh warna, seumur hidupnya manula itu tidak pernah menderita sakit keras, walaupun sudah berusia 70 tahun lebih, dia masih lincah dan sehat, mampu mengemudikan mobil, dan berwisata kemana-mana. Kehidupannya begitu tenang tanpa gejolak, juga tidak mengejar apapun. Suatu hari di usia senjanya ini Tuhan bergurau dengan manula berambut putih ini, suatu hembusan angin timur yang lemah, cukup memecahkan ketenangan selama 70 tahun itu.
Pada suatu hari, subuh yang dibarengi hembusan angin timur, bertepatan dengan terbitnya matahari, suara kicauan burung di pedesaan menyambut semilir angin timur. Wanita beruban itu setelah menggeliat sejenak, bersiap hendak bangkit dari ranjang. Aduh! Begitu kurang berhati-hati, dia menabrak meja rias, emak yang biasanya cekatan itu, mengapa begitu ceroboh? Tahu-tahu pandangannya sepertinya tidak begitu jelas? Perempuan beruban itu merangkak dan berdiri dari lantai, berkaca di depan meja rias, kelopak mata kanannya tertutup rapat, tidak bisa dibuka, dia pun menjadi pendekar wanita bermata satu! Betapa sedihnya! Benar-benar terasa bagai pukulan hebat bagi hidupnya.
Suami yang penuh kepedulian, langsung mengantarkannya ke rumah sakit untuk diperiksa. Dokter mengatakan ini disebabkan putusnya saraf ketiga (dari dua belas saraf kranial) atau saraf okulomotor, harus dilakukan CT Scan agar dapat dipastikan lebih lanjut, dan dikatakan penyakit ini sangat sulit diobati, hanya bisa membiarkan matanya sendiri mengobatinya perlahan secara alami, setidaknya dibutuhkan waktu 1 tahun. Mendengar penjelasan itu sang manula berpikir, hidup setahun dengan satu mata, bagaimana rasanya? Dia sangat panik dan tak berdaya.
Ibaratnya di saat manusia mengalami naas di lautan, yang pertama terpikirkan adalah pelabuhan yang aman. Emak beruban itu lantas teringat akan dokter keluarganya 6 tahun silam, dia pun bergegas meninggalkan rumah sakit dan langsung datang ke klinik penulis. Setelah melihat matanya, saya pun berkata, “Jangan khawatir, Anda akan dapat melihat lagi.” Emak beruban itu kegirangan dan menjawab, “Dokter, saya serahkan pada Anda.” Sejak saat itu dia memutus hubungannya dengan rumah sakit, tidak lagi berobat ke dokter medis Barat, juga rencana melakukan CT Scan telah dia batalkan.
Mengenai saraf ketiga dari saraf kranial (nervus kranial), atau disebut juga saraf okulomotor, yang dapat menyebabkan kelopak mata atas turun (blepharoptosis), kelopak menempel, dan tidak bisa membuka mata, saya telah berhasil menyembuhkannya, namun dilakukan dengan jalan pemikiran medis Barat. Penyebab kelopak mata atas turun, selain karena masalah saraf ketiga, apakah ada jalan pemikiran lain? Atau metode pengobatan lain? Kelopak mata tergolong otot, kelopak mata yang turun, apakah otot mata tidak bertenaga? Apakah tergolong Miastenia Gravis (MG, melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot)? Apakah semacam otot lemah? Apakah atrofi (suatu kondisi saat Anda mulai kehilangan massa otot karena terjadi penyusutan)? Ototnya telah lumpuh?
Penanganan Akupunktur
Emak rambut putih itu telah berusia 70 tahun lebih, maka hawa Yang harus diperkuat lebih dulu, lalu tusuk titik Baihui. Limpa terkait dengan otot, untuk menyehatkan limpa, tusuk titik Sanyinjiao. Khusus untuk Atrofi hanya menusuk Yangming, untuk melancarkan meridian Yangming, meridian tersebut mengandung banyak Qi (baca: chi, red.) dan darah, serta untuk melancarkan darah dari Qi, tusuk titik Sibai, Chengqi, Hegu, Quchi, dan Zusanli. Limpa dan juga lambung tergolong bagian tengah (Zhongjiao), tusuk zona bagian tengah di kulit kepala, kurang lebih di antara titik Shangxing dan titik Xinhui. Mata terletak di bagian depan kepala, tusuk kulit kepala di bagian depan kepala, kira-kira antara titik Shangxing dan titik Shenting. Meningkatkan elastisitas otot kelopak mata, tusuk titik Zanzhu menembus ke titik Yuyao, tusuk juga di titik Sizhukong menembus ke titik Yuyao, tusuk kedua jarum saling berhadapan.
Penyakit yang timbul mendadak, mayoritas erat kaitannya dengan masuk angin, tergolong akut, untuk menghalau angin, maka tusuk titik Fengchi, serta memperlancar peredaran di bagian kepala dan leher, dapat meningkatkan kecerahan mata, setelah menusuk rampung titik Fengchi, jarum agak diangkat dan ditusukkan ke arah mata yang lain. Hawa ginjal pada wanita tua itu lemah, memperkuat ginjal bermanfaat bagi sumsum, serta melembabkan pupil mata, sebagai persiapan setelah dia dapat membuka matanya, dilanjut dengan mengobati masalah tidak fokus di kedua matanya, dan tusuk titik Guanyuan, Qihai, dan Yongquan.
Merawat darah pada liver, dan menambah darah pada mata, tusuk titik Taichong dan Sanyin, sekaligus mengobati kaki wanita itu yang terkadang tidak bertenaga. Kantung mata membengkak, dan mengandung air, tusuk titik Sanyinjiao dan Taixi. Agar tendon berkumpul di titik Yanglingquan, meningkatkan kekuatan tendon mata untuk buka tutup, tusuk titik Yanglingquan, sekaligus mengobati nyeri lutut pada wanita beruban itu. Memperlancar sirkulasi di sekitar mata, tusuk titik Baihui, Yangbai, Fengchi, Tongziliao, Taiyang, Jingming, dan Qiuhou. Kelopak mata menutup rapat, juga merupakan semacam kondisi memar, maka tusuk titik Xuehai dan Sanyinjiao.
Sesi pengobatan tadinya 10 hari pertama setiap hari diterapi tusuk jarum setiap hari, setelah itu, seminggu cukup 2 kali. Tetapi emak rambut putih itu tidak sabaran, inginnya alisnya segera berkembang dan matanya terbuka lebar, jadi setiap hari terus melakukan tusuk jarum. Suami yang penuh pengertian, setiap hari mengantarkannya dengan mobil walau harus menempuh perjalanan 1 jam lebih untuk sekali jalan karena mereka berdiam di kawasan pegunungan di Tawan Tengah, juga setiap hari mengantarkan istri tercinta berobat merekalah yang selalu pertama tiba di klinik, semangat dan keseriusannya berobat sungguh mengharukan.
Pesan Khusus
• Pada kondisi terbangun, setiap jam, membalikkan kelopak mata yang turun, melihat-lihat sekeliling, setidaknya selama 1 menit.
• Malam hari saat tidur harus mengenakan penutup mata, agar kelopak mata tidak kedinginan di malam hari.
• Keluar rumah saat cuaca dingin, harus memakai topi dan syal, bagian yang ditutupi syal bertepatan dengan titik Fengchi dan Fengfu, yang berguna untuk mencegah masuk angin di bagian kepala, serta juga memperlancar sirkulasi di bagian leher dan kepala.
• Jangan makan dan minum yang dingin-dingin, pagi dan malam jangan makan buah, kurangi konsumsi buah, agar tidak menambah penumpukan air di bola mata.
• Ambil kacang tanah 5 Tael (1 tael = 37,8 gram, red.), Angco (kurma merah/jujuba) 10 butir, dimasak kuah, diminum sambil dimakan kacangnya, dapat mencegah atau meredakan mata tua (rabun dekat/presbiopi).
• Setiap pagi, ambil jahe digeprek beberapa kali, lalu iris 3 potong, seduh dalam gelas dengan air panas 300CC, saat suhu air turun sekitar 60oC, tambahkan sedikit madu, lalu diminum sedikit demi sedikit.
Resep Ramuan
Otot lemah, atrofi, Miastenia Gravis (MG), digunakan resep Yuebi Jiashu Tang. Dengan resep warisan Dr. Wu Xiongzhi: Jiawei Yuebi Tang. Ephedra 0,7~1 Tael, Gipsum 1 Tael, Licorice China 0,5 Tael, jahe 0,2 Tael, jujuba 0,2 Tael, Aconite 0,2 Tael, Bai Zhu 1 Tael, daun murbei 0,3 Tael, Lutut Sapi (Achyranthes Bidentata) 1 Tael, Cibotii Rhizoma 0,5 Tael, Eucommia Ulmoides 0,7 Tael, dan Cynomorium Songaricum 0,5 Tael.
Ephedra, mulai dari 0,7 Tael, bagi yang kondisi akut dapat digunakan sampai 1 Tael, kandungan Efedrina (Ephedrine) di dalamnya adalah semacam Sympathomimetic, yang memiliki fungsi adrenalin, dan digunakan sebagai neurotransmitter (pemancar saraf motorik).
Gipsum, 1 Tael, merupakan obat untuk meridian Yangming, mengendalikan Ephedra, sekaligus berfungsi sebagai anti-inflamasi (anti-infeksi).
Licorice China, sejenis glukokortikoid.
Jahe, menstimulus saraf melepaskan zat.
Jujuba, menambah gizi. Licorice, jahe, dan jujuba dikonsumsi bersamaan dapat menguatkan kekebalan, dan menyelaraskan sistem imun tubuh.
Aconite, menghangatkan ginjal, meningkatkan hormon androgen, sebagai glucokortikoid.
Bai Zhu, menyehatkan limpa, meningkatkan pertumbuhan sel otot.
Bai Zhu, Aconite, Licorice, Jujuba, kalau digabung menjadi Zhufu Tang, resep ini dapat menghangatkan otot, dan menguatkan Qi pada organ tubuh bagian tengah dan Qi saripati.
Suo Yang (tumbuhan parasit yang hidup pada akar Nitraria sibirica), menstimulus metabolisme otot, mencegah penyusutan otot, sekaligus mengobati kaki yang tidak bertenaga.
Lutut sapi, menunjang kelemahan liver dan ginjal, menguatkan tendon dan tulang, memperlancar peredaran darah dan melancarkan menstruasi, mengalirkan darah ke bagian bawah, sekaligus mengobati sakit pada tempurung lutut.
Eucommia Ulmoides, menunjang liver dan ginjal, serta tendon dan tulang, melenturkan tulang dan tendon di bawah kelopak mata, sekaligus mengobati sakit pinggang wanita berambut putih itu.
Cibotii Rhizoma, menunjang liver dan ginjal, menghilangkan rematik, menyingkirkan rematik di punggung, mengalir melalui meridian Du, memperkuat punggung, sekaligus untuk menopang kekuatan otot pada kelopak mata.
Daun murbei, membersihkan liver menguras angin menjernihkan mata, juga dapat mengobati hawa panas pada liver yang mengakibatkan pusing.
Manula berusia 70 tahun, biasanya memiliki kemampuan pemulihan yang agak lambat. Tapi di luar dugaan, di antara sekian banyak pasien yang saya obati masalah kelopak mata tidak bisa membuka, manula ini berusia paling tua, tapi justru sembuh paling cepat, bahkan lebih cepat daripada kaum muda. Setelah 20 kali terapi tusuk jarum matanya sepenuhnya telah terbuka, terjadi diplopia atau penglihatan ganda setelah mata terbuka, mengakibatkan pergerakan bola mata tidak sempurna, kepala pusing, berjalan seakan tidak stabil, terapi 16 kali tusuk jarum lagi, maka sepenuhnya kembali normal. Selain itu, hasil pemeriksaan penglihatan, mata kiri 1.0 dan mata kanan 1,2 serta tidak ada mata tua, sungguh di luar dugaan!
Terapi tusuk jarum dan minum obat herbal, rajin dan percaya diri, ditambah dengan perubahan strategi pengobatan, tak dinyana telah mendapatkan hasil luar biasa, baik si emak berambut putih maupun saya sangat senang karenanya. (sud)